Tips Berhemat Saat Dompet Sekarat

By Anna - April 24, 2020

Kenapa judulnya bombastis sekali? Haha. Kadang-kadang kita hanya mau bergerak saat sudah kepepet. Dalam hal ini, jika dompet anda masih dalam keadaan aman, anda mungkin masih santai-santai saja. Nah, begitu dompet sudah tipis tapi tanggal gajian masih lama, otak akan jadi bisa lebih kreatif memikirkan bagaimana caranya survive dengan keadaan yang demikian.

Tips berikut ini sebenarnya tidak hanya cocok bagi anda yang dompetnya sedang sekarat, tapi baik juga diterapkan bagi anda yang ingin belajar berhemat. Selamat menyimak, dan semoga tips ini bermanfaat.

1. Pay Me First.
Teori ini sudah banyak sekali digaungkan di buku-buku finansial yang saya baca dan memang ini penting sekali. Saat anda menerima income/gaji, selalu bayar diri anda terlebih dahulu. Berapa banyaknya, itu tergantung seberapa besar anda menghargai masa depan anda, dan sesuaikan dengan kondisi anda saat ini. Uang pembayaran untuk diri anda sendiri ini, sebisa mungkin dialokasikan untuk menambah aset. Paling mudah adalah dengan menabung emas digital, atau berinvestasi di reksadana. Khusus untuk reksadana, saya merekomendasikan aplikasi bibit karena memiliki fitur robo advisor, karena bisa merekomendasikan reksadana terbaik yang sesuai dengan profil resiko anda. Jangan lupa memasukkan referral code siti38 saat mendaftar, supaya anda mendapatkan cashback 50 ribu. 

2. Evaluasi budget.
Ini sangat penting, apalagi dalam masa sulit seperti sekarang. Buatlah prosentasi alokasi budget anda, prioritaskan untuk kebutuhan pokok terlebih dahulu, dan adakan perampingan untuk pos pengeluaran yang tidak perlu, atau hilangkan sama sekali untuk sementara waktu. Jangan lupa alokasikan pos menabung, meskipun di awal anda sudah membayar diri anda terlebih dahulu. 
Misalnya, anda seorang single dengan penghasilan 3 juta per bulan, sedang kos dan memiliki sepeda motor untuk bepergian. Ilustrasi budgetingnya adalah sebagai berikut:
- Membayar diri sendiri: Rp. 500,000
Sisa uang yang ada adalah Rp. 2,5 juta.
- Biaya kos (tdk bisa diutak atik) = Rp. 600,000 (24%)
- Biaya makan dan kebutuhan sehari-hari seperti uang bensin, beli pulsa dan servis rutin motor harus tidak lebih dari 50%, jumlahnya adalah Rp.1,250,000
- Biaya tak terduga, alokasikan sebanyak 10%, jumlahnya adalah Rp. 250,000
- alokasi untuk menabung 16% atau sebesar Rp. 400,000.

Jika biaya tak terduga dan alokasi untuk menabung berhasil anda amankan sampai anda menerima gaji di bulan berikutnya, jangan tunggu lagi untuk memasukkan uang tersebut ke dalam tabungan anda pada alokasi pay me first. 

Prosentase bisa disesuaikan sendiri sesuai budgeting dan prioritas masing-masing, dan besar kecilnya bisa diatur dan dievaluasi kembali setiap bulan. Untuk itu biasanya saya membuat budget belanja mingguan. Kadangkala saya mengalami over budget misalnya pengeluaran di minggu pertama melebihi budget yang saya tetapkan, maka saya akan mengutang budget minggu kedua dan menerapkan penghematan supaya budget di minggu kedua tidak kebobolan. 

Sekali lagi ini hanya contoh, no hurt feeling. Tiap orang memiliki kondisi masing-masing dan harap disesuaikan dengan kondisi anda.

3. Financial Guilt.
Menumbuhkan perasaan bersalah karena memboroskan suatu hal. Yang paling gampang adalah dengan membuka lemari dan kulkas anda. Anda akan takjub menemukan bahan makanan yang sudah kadaluarsa, sayur yang membusuk, atau makanan beku yang entah sudah berapa lama berada di dasar freezer. Di lemari mungkin anda akan mendapati baju lama anda teronggok manis di pojok dan lupa kapan terakhir kali anda memakainya. Tumbuhkan rasa bersalah pada diri sendiri karena telah menyia-nyiakan itu semua, dan berjanji akan memanfaatkan barang-barang yang ada sebaik-baiknya. Cara paling mudah adalah dengan membersihkan kulkas, lalu mulai memanfaatkan bahan makanan yang ada dan segera mengolahnya. Jika harus membeli yang baru, pastikan anda membuat shopping list dan menetapkan target kapan anda akan memasaknya. Untuk lemari, cara sederhana saya untuk menyingkirkan impulsive purchase adalah dengan menjadi minimalis, unsubscribe toko-toko online yang berjualan fashion, dan tidak lagi melakukan window shopping.

4. Lihat sekeliling, barangkali ada yang bisa dijual. Tajamkan penglihatan anda dan evaluasi tempat tinggal ada. Apakah ada barang bekas yang sudah tidak anda gunakan lagi dan bisa dijual? Jangan ragu, segera ambil, bersihkan, dan jual di media sosial. Saya pribadi melakukan hal ini dan puas dengan hasilnya. Tidak hanya elektronik, namun beberapa item fashion dan perlengkapan dapurpun rutin saya kurangi dengan menjualnya di marketplace atau media sosial. 

5. Lebih bijak memanfaatkan waktu. 
Seharian stalking akun sosial mantan? Apa yang anda dapatkan? Hanya rasa iri dan sakit hati karena mantan sudah move on dan sekarang sedang happy dengan pasangan barunya. Grow up, my friend! Jika memiliki kuota berlebih, manfaatkan untuk hal yang lebih positif, syukur-syukur bisa menghasilkan recehan, seperti mengikuti survey online berbayar, misalnya. Survey berbayar ini apa dan bagaimana, bisa dibaca lengkap di post saya sebelumnya atau klik link ini.

6. Membangun digital aset.
Sekarang sedang booming tentang digital aset atau aset digital. Bentuknya bisa berupa apa saja selama itu menghasilkan penghasilan yang nyata. Contoh paling mudah adalah menulis blog, seperti yang saya lakukan sekarang. Jika anda merasa tidak memiliki passion menulis namun lebih nyaman langsung beraksi di depan kamera, mungkun platform Youtube bisa menjadi pilihan. Tema mengenai apa? Ya bisa apa saja, dari yang anda tahu terlebih dahulu. Misalnya anda hobi memancing, anda bisa start talking about any kind of fish, or tips and trick dalam hal memancing.

7. Belajar menjadi minimalis.
Percayalah, menjadi minimalis itu ternyata menyenangkan. Anda tak akan lagi banyak dipusingkan oleh barang-barang anda, dan tak lagi mudah menjadi impulsive shopper. Oh ya, buku yang mengajarkan saya untuk menjadi seorang minimalis sudah pernah saya bahas sebelumnya di post ini.

8. Membeli Barang Bekas.
Jika terpaksa harus membeli barang baru, jangan ragu untuk mempertimbangkan untuk membeli barang bekas. Jika anda memiliki akun Facebook, ada fitur Facebook marketplace dimana banyak sekali orang-orang di sekitar anda yang menawarkan barang bekas. Dengan membeli barang bekas, sebetulnya anda juga berkontribusi dalam banyak hal, yaitu membantu seller, mengurangi sampah, sekaligus berkontribusi untuk kelangsungan hidup isi dompet anda. 

Bagaimana? Sudah siap mencoba?

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar