Ketika Mental Mulai Down

By Anna - April 27, 2020

Selama stay at home gara-gara pandemik ini, saya jadi banyak sekali membaca buku-buku non fiksi bergenre self help yang membantu saya untuk selalu berfikir positif. Sebut saja buku-buku Ajahn Brahm, Bahagia di masa sulit karya Andrew Matthew, Merry Riana mimpi sejuta dolar yang ditulis dengan sangat menyentuh karya Alberthein Endah, dan beberapa buku Anthony Robbins. Betapa buku-buku yang bagus, karenaditulis dengan sangat apik sehingga mampu menggugah relung hati. Lembar demi lembarnya srlalu bisa menyuntikkan energi dan semangat, setiap hari.


*Buku karya Anthony Robbins. Source: Google

Tapi terkadang, ekspektasi tidak sesuai dengan realita yang ada. Terkurunh di rumah selama hampir 1,5 bulan, terus terusan membaca berita tetang perkembangan kasus Corona di Indonesia yang semakin lama semakin cepat bertambah, ditambah lagi berita tentang bandara yang tutup sampai awal Juni, dan mendengar beberapa keluhan terus menerus dari orang sekitar yang kehabisan akal karena hidup semakin sulit di tengah pandemi, mau tak mau sedikit demi sedikit mengikis harapan saya. Things don’t get better. Not yet. Entah sampai kapan. 

Saya yang mulanya mencoba untuk berpikir positif, pelan-pelan menyangsikan harapan bahwa perbaikan akan segera terjadi. Lalu saya mulai mendengar kabar-kabar kejahatan perampokan di sana sini karena banyak orang sudah mulai feeling hopeless. Untuk pertama kalinya saya jadi parno, takut disatroni yang tidak-tidak karena di compound guest house ini, hanya saya seorang yang kini tinggal. Pengelola guest house menyerah untuk melanjutkan bisnis karena tidak mampu mendatangkan profit. Sempat berfikir untuk pindah tempat tinggal. Tapi, pindah? Lagi? Membayangkannya saja sudah membuat saya stress. Saya ingat betul, awal Januari tahun ini, saya sampai sakit tujuh hari gara-gara stress memikirkan pindahan. Bukan masalah pindahnya, tapi menemukan akomodasi yang sesuai, itu betul-betul menguras waktu, tenaga, dan pikiran. Aduh, pusing!

Saya jadi teringat buku Mimpi sejuta dollarnya Merry Riana dan mulai mencoba berpikir positif  kembali. Merry yang saat itu sangat hopelesspun mampu bangkit hanya dengan kekuatan sebuah harapan. Tak perlu tunggu waktu lama, saya langsung cek video youtube Merry Riana, berharap satu atau dua videonya mampu menyuntikkan kembali semangat dan harapan untuk saya.

Kebetulan, Merry Riana sedang mengadakan live video chat bersama VJ Daniel Mananta. Tema yang diusung secara kebetulan sesuai dengan kondisi saat ini, yaitu bagaimana cara tetap berfikir positif di tengah pandemi. Videonya bisa ditonton di sini. Ada beberapa poin yang menurut saya sangat penting dan powerful. 

1. We can’t control what happen to the universe at the moment, but we have to accept, adapt, and move forward. Kita tidak bisa mengontrol apa yang terjadi di dunia ini, jadi kita harus menerimanya,  mampu beradaptasi, dan berjuang. 
2. Do your best with what you can control, and give the rest with what you can’t control. Lakukan yang terbaik pada apa yang bisa anda kendalikan, dan sisanya berserahlah (kepada Tuhan).
3. Change your expectation into appreciation. Rubahlah ekspektasi menjadi apresiasi. Alih-alih berharap suatu hal menjadi sesuai dengan apa yang kita harapkan, mulailah mensyukuri apa yang telah anda miliki.
4. Your future is as bright as your faith. Masa depanmu secerah keyakinanmu. 

Saya yang tadinya feel hopeless, menjadi lebih sedikit optimis. Badai pasti berlalu, roda kehidupan pasti berputar. Alih-alih mengeluh, mengapa tidak melakukan sesuatu? Daripada hanya meratapi keadaan, mengapa tidak mengevaluasi diri dan bergerak? Saya jadi memiliki semacam kekuatan baru, dan menuliskan ini semua. Memang tulisan ini tidak banyak dan tidak se-powerful motivasinya Merry Riana. Tapi yang sedikit itu, barangkali ada manfaatnya untuk anda.

Terimakasih Merry Riana dan Daniel Mananta!

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar