Saya (entah berapa kalinya) mengatakan kalau saya paling benci harus incharge di lobby apalagi harus bersama satpam - maksud saya sekuriti (bodo amat!) karena seringnya saya jadi ilfil dan hilang kesabaran karena harus eyel-eyelan ngobrolin hal gak mutu yang akhirnya bisa membuat saya dongkol dan uring-uringan seharian. Tapi ibarat pepatah jawa yang bilang “digething nyanding”, alias apa yang kita benci itu malahan semakin mendekat, saya kok ya sering sekali harus kerja bareng orang-orang yang saya tidak suka. Herannya, hari ini dengan mas A lain waktu dengan mas B, kok ya mereka hampir sama menyebalkannya! Ibarat mati satu tumbuh seribu, begitulah saya jadi bulan-bulanan mereka setiap kali harus kerja bareng mereka. Kalau tidak pandai-pandai mengelak, incharge bersama mereka sudah selayaknya tes mental buat saya. Huft…!
Seperti kejadian hari ini. Bukan, sama sekali bukan masalah tip atau hari jadi Amerika. Hari ini masalahnya Naruto. Yep, kartun Jepang yang digandrungi banyak penggemar di seantero dunia itu, jadi topik utama mas satpam dan saya, sekaligus menjadi bahan obrolan yang bikin saya jengkel, ilfil, males, sekaligus konyol. Si mas-mas satpam yang baru saja incharge ini kok ya langsung to the point mereseki saya.
“Mbak suka Naruto gak?” Dia, selalu dia duluan yang membuka pembicaraan.
“ Memangnya kenapa?” Jawab saya yang sewot. Si satpam nyengir kuda.
“ Yaaah.. hari gini gak tau Naruto. Mbak ketinggalan jaman sekali. Palingan mbak taunya Doraemon atau Sailormoon. Itu sih udah jadul mbak…” tuh kan, bikin gara-gara lagi.
“ Siapa yang bilang gak tau?”, saya membela diri. “ Tadi saya kan Cuma nanya memangnya kenapa?”
“ Alah, udah deh mbak… biasanya cewek sukanya Chibi Chibi apa tuh…” si Satpam garuk-garuk kepala.
“ Chibi Maruko Chan maksudnya?” Si satpam nyengir kaya anak kecil gak punya dosa.
Hening.
“ Tahu tidak mbak, anggota akatsuki yang namanya pein itu loh, kuat banget. Tak terkalahkan!” si satpam berapi-api.
“ Pein akhirnya mati kena rasengan Naruto tau!” Si satpam melotot gak percaya. Trus ngeyel-ngeyel, mengatai saya sok tau, sok ngarang-ngarang cerita, dan sebagainya. Makin panas deh kuping saya mendengarnya.
“ Mas, itu episode Naruto bunuh pein sih saya sudah tahu jauh sebelum saya kerja di sini. Jangankan episode pein, yang kakaknya naruto si Uzumaki Arashi keluar, saya sudah tahu!” saya pun tak tanggung-tanggung nyombong, padahal si uzumaki arashi keluar itu masih lama tayangnya. Saya tahunya dari browsing-browsing iseng ke milis-milis penggemar Naruto untuk mendapatkan informasi terakhir mengenai kelanjutan kisah Naruto. Hehehehe…
*)Pein, Idola saya
Eh, tapi bualan saya manjur loh. Si Satpam terbengong-bengong trus tanya,
“Lah mbak tahunya dari mana? Aku saja yang rajin baca komik pinjeman nyampek kemunculan pein itu sudah yang paling terbaru.”
Sampai disini saya ngakak habis-habisan, dan tentunya juga anda yang ngakunya penggemar Naruto. Ya kan?
“Ya elah mas, hari gini kan banyak situs-situs penyedia film-film terbaru yang bisa di download gratisan! Saya sih punya ratusan film Naruto yang saya simpan di hardisk setelah saya download!”
Tahukah anda, yang sebenarnya rajin download film naruto itu Harajuku dan Aziz, saya sih tinggal copy dari laptop mereka. Saya pakai internet yang berkuota, jadi kan sayang kalau download film dengan kapasitas besar trus kuota saya habis dan speed internet saya jadi anjlok. Dan aslinya, saya suka Naruto gara-gara penasaran melihat azis dan Harajuku yang selalu antusias dan tidak bisa diganggu kalau sedang nonton berdua. Belum lagi kalau sedang debat mengenai tokoh favorit mereka, Pein dan Sasuke - meskipun mereka ini musuhan - tapi kok ya kelihatannya tak ada habisnya. Iseng-iseng suatu kali saya ikutan nonton dan langsung suka. Jadi begitulah, meski tak tahu sejarah dari awalnya, tapi sejak saat itu saya tak pernah absen menantikan tiap edisi barunya. It’s my secret.
*)-Nyombong mode on-folder Film Naruto yang tersimpan di hardisk saya
Dan si mas satpam makin melongo.
“ Situs? Situs apaan mbak?” tanpa curiga, mulailah saya nyerocos kasih tahu beberapa situs yang sering saya kunjungi untuk download. Tapi kok ya si mas satpam ini kelihatan tambah bingung.
“ Itu gimana caranya mbak?”
“Ya gampang mas tinggal download saja.”
“Caranya download itu gimana?” Nah loh? Jadinya saya yang gantian melongo.
“Dulu saya ini mau diajarin internet loh mbak sama teman. Biaya kursusnya Cuma 100ribu per bulan. Tapi saya tak bisa karena sibuk tak ada waktu.”
Nah, sampai disini saya tak tahu apa harus tertawa atau menangis kasihan. Minta diajarin sama mas-mas penjaga warnet aja mas... kalau Cuma ngasih tahu caranya googling sih, gratis atuh!
“ Oh ya, Facebooknya mbak apa? Nanti biar q add.” Katanya lagi. Saya bengong. Kaget.
“Oh, punya Facebook ya?” tanya saya. Lah heran. Internet gak tahu itu makanan apaan kok, facebook tahu.
“ Yah, ada lah mbak. Hari gini gak punya facebook!” dia sewot berat. Sampe monyong 5 centi deh itu bibirnya.
“ Kasihan banget mbak ini, Hpnya masih jadul ya, gak ada facebooknya?” dia mencoba mencibir saya.
Usut diusut, ternyata HP dia yang merk-merk china yang punya shortcut facebook pemirsa! Jadi dikiranya dia, Facebook itu aplikasi Java bawaan HP! Ya oloh mas... tapi saya jadi malas kasih tahu, karena kalau saya bilang facebook itu situs jejaring sosial yang ada di internet, dia pasti ngamuk-ngamuk dan ngeyel bilang kalau facebook itu aplikasi Java di hape yang dijalankan dengan GPRS (padahal dia juga gak tahu GPRS itu apaan) trus nyedot pulsa setelah pemakaian sekian menit. Duh!
“Oh ya mbak, q mau dong nonton naruto-nya. Katanya punya banyak di laptop.”
“Boleh. Kapan?”
“Mmmm... kalau pulang kerja gimana mbak? Di loading dock aja. Tapi... di loading dock kan gak ada internet kaya di lobby ya? Mana bisa nonton?”
You know pemirsa, yang dimaksud dia itu, di loading dock kan tidak ada wifi-nya, jadi dia takut gak bisa nonton karena dikiranya dia nonton film yang sudah saya download itu masih harus online. ON-LI-NE!
“ Bisa mas, tapi aku Cuma bisa kasih lihat 1 film aja ya? 1 film durasinya udah 25 menitan. Ntar aku kemaleman pulangnya.”
“ Tapi aku mau nonton semuanya. Dikopi deh dikopi.”
“ Mmm... boleh deh. Kalau gitu siapkan flash disk aja. Nanti aku kopikan yang banyak. Ntar kamu bisa nonton di warnet atau kalo punya DVD yang ada USB port-nya, bisa juga dicolokin di situ.” Si mas Satpam mengangguk-angguk.
“ Tapi mbak.. flash disk itu apaan ya?” Gubrak!
.............................
Sekian pemirsa. Saya tak tahu lagi bagaimana cara menjelaskannya. Saya akui saya ini gaptek, ndeso dan unsophisticated. But at least saya sudah pernah kenal apa itu Flash disk.