Buku-Buku yang Merubah Hidup Saya (Part 1)

By Anna - April 16, 2020

Buku adalah jendela dunia. Saya sangat percaya itu. Melalui buku, saya belajar banyak hal. Membaca buku sudah menjadi agenda harian saya. Buku sudah seperti teman baik saya, yang mengajari saya banyak hal dalam diam. Mengajari saya tanpa harus sekolah. Terkadang saya mengeluh karena saya kehilangan kesempatan untuk mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Tapi suami saya yang selalu berpikir positif selalu bisa memenangkan hati saya. Dia bilang, “you read more books than average people. Even if you didn’t have a chance to go to university but you have learnt more than uni students all 4 years round in average” Ah, saya jadi bisa sedikit berbesar hati.

Dalam kesenangan saya akan membaca buku, ada beberapa buku yang betul-betul merubah hidup saya. Saya tidak sedang berpromosi dan saya tidak dibayar untuk ini. Justru lewat tulisan ini, saya ingin berterimakasih karena buku-buku karya mereka bisa merubah hidup saya, memotivasi dan memberikan banyak wawasan yang membangun saya ke arah yang baik. Jika buku-buku berikut merubah saya, mungkin bisa juga merubah anda. Semoga anda juga mendapatkan inspirasi setelah membaca buku- buku ini.

1. Tetralogi Laskar Pelangi oleh Andrea Hirata. 

Bagi saya, beliau ini adalah Bapak sastra modern yang mengilhami saya tentang banyak hal : perjuangan, menertawakan kehidupan, bersyukur, dan semangat tak pantang menyerah. Kisah dalam tetralogi ini tidak hanya menyentuh dan tiap kalimatnya selalu menarik untuk dibaca. Diam-diam saya mengagumi cara Andrea merangkai kalimat demi kalimat. Begitu piawai dan halus. Caranya mendeskripsikan latar sehingga membuat pembacanya seakan-akan betul-betul merasakan suasana yang sedang dibangun dalam salah satu kisahnya. Penggambaran karakter yang hidup dan detail, mampu membawa saya meresapi setiap peran tokohnya. Bagi saya beliau sangat menginspirasi dan membuat saya bermimpi suatu saat saya ingin bisa menulis pengalaman saya sendiri.

2. The Naked Traveler series oleh Trinity.

Saya bukan tipikal orang yang suka jalan-jalan tapi menjadi salah satu yang amat menikmati tulisan-tulisan perjalanan mbak Trinity. Saya bahkan mengikuti blog beliau jauh sebelum buku pertamanya terbit dan dibredel karena dianggap vulgar. Selain menikmati kisah-kisahnya yang menurut saya banyak yang ‘ajaib’, saya belajar banyak mengenai tekhnik penulisan dari buku-bukunya. Ternyata, pengalaman sehari-haripun jika ditulis dengan baik dan dikemas dengan rapi, bisa menarik juga untuk dibaca. Saya jadi terinspirasi untuk membukukan tulisan saya sendiri dan impian saya akhirnya bisa menjadi kenyataan! Jika salah satu dari anda sudah membaca buku Hotelicious yang sejatinya adalah rangkaian kisah saya selama bekerja di hotel (kebanyakan saya ambil dari blog ini), maka perlu anda tahu sebetulnya Trinity-lah yang secara tidak langsung menyemangati dan mengajari saya melalui tulisan-tulisannya. Buku Hotelicious memang kurang populer, bahkan seri kedua dan ketiga mandeg karena saya malas menulis (tamparan keras tapi memang begitu adanya), namun setidaknya saya sudah memulai dan berkomitmen untuk terus belajar. 

Suatu hari, Trinity mengadakan meet and greet di Bali dan saya tak menyia-nyiakan kesempatan itu, tentu saja. Perjuangan untuk datang ke acara itu tidak mudah, karena saya bela-belain bolos jam kerja apapun konseskuensinya demi supaya bisa bertemu dengan penulis idola saya! Noone ever understand betapa saya sangat bahagia bisa bertemu dengan penulis idola saya, berpelukan, foto bareng, minta tandatangan di buku Naked traveler koleksi berharga saya, dan memberinya souvenir — buku saya!!!
Pengalaman yang sangat berharga dan akan saya kenang sepanjang hidup.



Buku-bukunya semakin populer dan beliau semakin jauh berpetualang. Setelah pulang keliling dunia (literally around the world) dan menelurkan 2 buku Naked Traveler around the world 1 dan 2, beliau mampir lagi ke Bali dan mengadakan meet and greet. Tentu saja saya tak memyia-nyiakan kesempatan ini! Suprise, untuk penulis sekaliber beliau, beliau masih ingat dengan saya dan buku saya. Saya bahagia sekali sampai menangis! 


Saya mengagumi sosoknya yang blak-blakan, apa adanya, namun tetap ramah dan rendah hati di depan kami-para penggemarnya. Saya ikut happy ketika tahu kisah-kisahnya diangkat ke layar lebar. Sebetulnya, saya sudah lama menduga itu akan terjadi dan saya rasa memang kisahnya layak difilmkan. Bicara mengenai Trinity, saya jadi kangen berat dan berangan-angan suatu hari beliau akan melakukan meet and greet lagi di Bali dan saya pasti akan datang!

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar