Siapa lagi yang suka film India? Ngacung!
Mungkin sebagian dari anda akan mencibir dalam hati, ‘ih, seleranya nggak banget!’. Tidak apa-apa, karena selera orang itu berbeda. Tapi tahukah anda, di jaman saya kecil dulu, film Bollywood itu sama ngehitsnya dengan Korean drama, loh!
Jauh sebelum era KPOP atau Kdrama, Bollywood sudah mewabah duluan. Adik-adik yang sekarang suka KPop itu saya perkirakan belum lahir saat itu, karena sayapun masih SD. (Padahal sekarang saya sudah tuwir). Kalau tidak salah sekitar tahun 1998-an, film-film Bollywood mulai banyak diputar di televisi. Tuh kan, tahun segitu mungkin dari anda banyak yang belum lahir. Yang paling membuat greget dan membuat industry Bollywood mulai booming adalah dengan kehadiran Shahrukh Khan dengan film Kuch-Kuch Hota Hai. Film tersebut mampu menguras air mata banyak penontonnya selama hampir 2 jam, meskipun banyak adegan-adegan yang tidak masuk akal khas film Bollywood di sana-sini. Nah, sejak Kuch-kuch Hota Hai, mulai banyak judul-judul film lain yang ternyata mendulang sukses karena sangat dinikmati di tanah air. Sebut saja Dilwale Duhhania Le Jayenge (1995), Pardes (1997), Duplicate (1998), Dil to Pagal Hai (1998), Mohabbatein (2000), Kabhi Kushi Kabhi Gham (2001), Asoka (2001), Devdas (2001), Kalho Na Ho (2003), Chalte-chalte (2003), Main Hoon Na (2004), Veer Zaara (2004), sampai yang lumayan terbaru seperti Kabhi Alvida Naa Kehna, My Name Is Khan, dan Dilwale. Barangkali ada yang yang notice, kok film yang disebutkan dibintangi Shahrukh Khan semua? Hahaha, lha saya ngefans berat kok sama Shahrukh Khan! Jadi jangan protes ya!
Ini Shahrukh Khan. Ganteng sekali, bukan?
Sebetulnya, selain Shahrukh Khan, ada banyak aktor lain yang terkenal bahkan masih eksis hingga saat ini. Sebut saja Amitabh Bhachan, Aamir Khan, Salman Khan, dan Hrithik Roshan. Kalau ingin membahas aktris favorit, tentu saja Rani Mukherjee adalah idola dari yang teridola. Alasannya karena menurut saya aktingnya paling bagus, suaranya seksi rada serak-serak gimanaa gitu, lalu jogetnya dia paling bagus. Aktris lain rata-rata jago joget juga sih, tapi Rani yang menurut saya paling jago dan sinkron dengan penari latarnya.
Saking tergila-gilanya dengan Bollywood, saya sampai hapal lirik hampir semua lagu soundtrack film-film yang sedang ngehits saat itu. Jam 4 sore saya selalu stay tuned dengan radio siaran Kharisma FM (kota Kediri, Jawa Timur) karena penyiar favorit saya mas Donny Kharisma selalu mampu menghibur saya dengan lagu-lagu Bollywood pilihannya. Saya juga mendendangkan lagu-lagu itu dengan sahabat saya Ari, sambil mengayuh sepeda baik pergi maupun pulang sekolah. Dengan cara ini, mengayuh sepeda sejauh 10 KM bolak balik menjadi jauh lebih ringan karena hati kami yang riang. Kami berdua juga sesekali memperagakan koreo dance dari lagu-lagu favorit kami. Yang tak terlupakan, saya dan Ari juga beberapa kali membolos mengaji demi bisa menonton film Bollywood bersama-sama di rumah Ari. Pak Ustad sampai mencari kami di rumah! Kami yang ketahuan sedang menari berdua digiring untuk kembali mengaji di Surau. Aduh, betapa malunya! Haha dasar kami badung! Dunia terasa berwarna dengan kehadiran film-film Bollywood ini. Oh, how I miss these golden memories!
Semakin lama, industry Bollywood rupanya makin tergerus dengan kehadiran Taiwan drama, Japanese drama dan yang terbaru Korean drama. Dan lambat laun, lagi-lagu film Bollywood jadi semakin ngepop dan tidak lagi ear catching seperti lagu-lagu jaman dulu. Ditambah lagi dengan bayangan saya terhadap India yang mulanya saya kira indah-indah seperti di film Bollywood ternyata membuat saya tercengang dengan fakta wajah India yang sebenarnya. Setelah film Slumdog Millionaire yang mengungkap sisi lain kehidupan di India, karena perkembangan jaman dan cepatnya informasi yang banyak tersebar di internet, membuat saya semakin kecewa dengan ‘wajah asli’ India. Anda pasti sudah pernah melihat video di internet tentang seorang bapak-bapak penjual snack kaki lima di India yang cuek saja mengaduk-aduk kuah ‘entahlah apa itu’ dengan tangannya tanpa sarung tangan? Iya dengan tangannya yang berbulu itu. Hiiii. Ditambah lagi Trinity di bukunya the Naked Traveler dengan gamblangnya memaparkan betapa jorok dan berantakannya India. Di forum Backpaker Internasional, saya juga membaca banyak komen dari para member mengenai kesan mereka setelah mengunjungi Taj Mahal. Komen yang hampir seragam, mereka bilang ada bau pesing dimana-mana. Yuck!!!
Saat saya sudah menikah, sesekali saya masih menonton film Bollywood, tapi hanya jika aktornya Shahrukh Khan. Suami saya awalnya hanya iseng menemani saya nonton film My Name is Khan. Itu juga baru pertama kalinya dia nonton film Bollywood. Menit demi menit semakin seru dan mengharukan, saya mulai berlinangan air mata (seperti biasa). Saya lalu iseng melirik ke arah suami saya, sempat saya lihat dia menggosok mata. Entah apakah dia ikutan ‘mbrebes’ karena terharu, atau matanya sedang gatal. Setelah film berakhir, saya sengaja tanya pendapatnya. Dia mengatakan, “Such a good movie! I am amazed!”. Yeay! Tuh kan, filmnya Shahrukh Khan kan memang bagus-bagus!
Tahun 2015 saya yang sedang berkunjung ke Tokyo, dan tanpa sengaja bertemu dengan teman lama suami dari London. Temannya ini orang India, tapi ya sudah dari kecil tinggal di Inggris, jadi logat dan cara bicaranyapun sudah tidak seperti orang India (yang kalau ngomong merepet cepat sekali macam petasan injak). Setelah ngobrol ringan dan memperkenalkan saya, suami memberitahu temannya ini kalau saya suka sekali dengan film Bollywood. Teman ini mengernyit heran.
“Are you serious? In my family, only my mum and Grandma likes Bollywood movies.” Jiahahahaha, selera saya ternyata sama dengan selera neneknya yang ternyata sudah berusia 90 tahun!
“But you should watch Shahrukh Khan Movie called My name is Khan. I have watched it and I like it. It is seriously good movie!” Suami saya menimpali. Si teman sampai menulis notes di smartphone-nya dan berjanji akan give it a try.
Wow, such an honor. Suami saya sampai mempromosikan film Shahrukh Khan ke teman Indianya. Padahal si teman mengaku baru pertama kalinya dia mendengar aktor bernama Shah Rukh Khan. Absurd sekali.
Oh ya, sampai sekarang saya masih menyimpan video lagu-lagu Bollywood favorit saya di flash drive, dan sesekali saya putar melalui usb TV. Saya juga bercita-cita mengunjungi Taj Mahal dan Hawa Mahal bersama suami suatu saat nanti. Meski kemungkinan bertemu Shahrukh Khan amat tipis bahkan mustahil, setidaknya saya ingin mengunjungi negaranya. Semoga ya.
0 komentar