Mencari Kedamaian Hati

By Anna - May 16, 2020

Alkisah di jaman dahulu kala, ada seorang raja yang merasa hidupnya tidak pernah damai. Raja lalu bermusyawarah dengan para petingginya dan memutuskan untuk menyelenggarakan perlombaan melukis bertema “damai” yang diikuti oleh pelukis dari seluruh pelosok negeri.

Satu bulan telah berlalu, dan hari penjurianpun tiba. Raja berkeliling untuk menemukan lukisan yang bisa menenangkan hatinya. Rakyat yang datang berdesak-desakan, sibuk berdiskusi mengenai kemungkinan pemenangnya. Setelah berkeliling, raja berhenti di sebuah lukisan danau biru yang tenang di bawah langit biru yang indah. Rakyat berkusak-kusuk, “ini pasti pemenangnya.” Tak lama, raja menggeleng dan kembali berkeliling. 



Raja kembali terhenti di sebuah lukisan pelangi yang membentang di langit biru di atas ladang yang hijau. Rakyat kembali menebak-nebak, mungkin inilah pemenangnya. Tapi tak lama raja menggeleng dan melenggang pergi. Raja sudah berkeliling dua kali dan hampir menyerah karena tak menemukan apa yang diinginkannya, hingga matanya tertumbuk pada sebuah lukisan seekor burung yang duduk di sarangnya di dalam ceruk batu karang di sebuah pantai yang terjal. Di sekitarnya, ombak besar menghempas dan langit gelap dengan badai, petir dan hujan lebat. Dan burung itu tetap tenang. Raja berhenti mengamati lukisan itu lama sekali. Sampai akhirnya raja berteriak lantang, “inilah pemenangnya!”

Rakyat yang bingung lalu bertanya, apa istimewanya lukisan itu sehingga menjadi pemenangnya. Mereka melihat lukisan itu suram dan dipenuhi suasana yang mencekam, sama sekali tak ada kedamaian. Tapi raja menjawab dengan arif, “ Tidakkah kau lihat burung kecil itu begitu tenang meski suasana di sekitarnya begitu mencekam? Itulah kedamaian yang sebenarnya. Kedamaian berasal dari diri kita sendiri, dari dalam, tidak terpengaruh dengan situasi di luarnya.”

Begitulah. Banyak orang yang berfikir jika saja tidak ada krisis moneter, wabah korona, teror bom dan situasi ekonomi keluarga baik, barulah kita merasa damai. Padahal, meski krisis moneter berlalu, belum ada wabah korona, tidak ada teror bom, dan ekonomi keluarga baik-baik saja kita belum tentu merasa damai. Banyak orang lainnya mencari kedamaian dengan alkohol, rokok, bahkan narkotika. Mereka memang mendapatkan kedamaian sesaat, namun realitanya hasilnya sia-sia saja. 

Padahal kedamaian sejati tidak dipengaruhi oleh hal-hal di luar kita. Kedamaian datang dari dalam diri yang damai, tak peduli apa yang terjadi di sekitarnya.

Kedamaian bukan untuk dicari, tapi untuk dicapai. Memperbanyak bersyukur, kurangi mengeluh. Maafkan yang menyakiti, dan sebarkan kasih. Kedamaianpun akan mendatangi anda.

Peace is the result of retraining your mind to process life as it is, rather than as you think it should be. (Wayne W. Dyer)

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar