3 Alasan Salah Untuk Menikah

By Anna - May 11, 2020

Saya tertawa membaca caption salah seorang teman yang mengomentari tweet seseorang di Facebook. Seseorang yang sedang jatuh cinta, berbunga-bunga, tak sabar untuk segera menikah dan berumah tangga. Bagi yang masih single, sedang sayang-sayangnya, menikah mungkin menjadi sebuah relationship goal. Tapi apakah persepsi ini masih sama bagi yang sudah menikah di atas 5 tahun? Rasanya saya tak perlu repot menjawab, ya. Ini saya sertakan screen capture dari salah satu postingan teman saya. 



Apakah menikah memang seburuk itu? Saya tak pernah mengatakan bahwa menikah itu buruk. Justru menikah adalah suatu anugerah yang indah, menikah bisa menjadi sumber kebahagiaan di fase hidup baru, bahkan menikah bisa dianggap sebagai ibadah.

Menikah adalah sebuah keputusan besar, diperlukan komitmen seumur hidup untuk menjaganya. Selain itu juga membutuhkan pengorbanan dan toleransi yang besar. Sayangnya, banyak orang gagal dalam pernikahannya karena memiliki alasan yang salah salah memutuskan untuk menikah.

1. Tekanan
“Mau sampai kapan kamu melajang. Kalau kelamaan nanti jadi perawan tua lho!”
“Pacaran kok bertahun-tahun, macam orang kredit motor. Nikahnya kapan?”
“Ibu suka sekali lo nduk dengan si A. Anaknya baik, mapan, sopan pula. Mbok ya cepetan kalian menikah saja, mau nunggu apa lagi memangnya?”
Orang akan selalu bertanya tanpa diminta. Tekanan akan selalu datang tanpa bisa dihindari. Tapi memutuskan menikah untuk menjawab pertanyaan dan tekanan dari orang lain itu sungguh tidak bijaksana. Andalah yang akan menjalaninya, andalah orang yang paling tahu apa yang anda inginkan. Anda pula yang paling berhak memutuskan. 

2. Mencari Kebahagiaan
Jika saat ini anda tidak bahagia, jangan berharap menjadi bahagia setelah menikah. Bahagia adalah sebuah keadaan dimana anda bisa bersyukur dan menerima kondisi saat ini apa adanya. 
“Hidup saya akan bahagia jika saya menikah.” Bahagia tidak memerlukan syarat apapun. Jika bahagia itu bersyarat, anda tak akan pernah merasa bahagia. 

3. Standar Hidup Normal
Setelah lulus kuliah dan memiliki pekerjaan yang mapan, hal berikutnya adalah menikah. Demikian kira-kira standart hidup dalam kehidupan sosial kita. Orang yang memutuskan untuk melajang, auto dianggap hidupnya tidak normal. Orang yang menikah tapi tidak ingin punya anak, dianggap aneh, bahkan dianggap tidak bahagia. Padahal belum tentu mereka tidak bahagia. Jangan pernah membanding-bandingkan kebahagiaan orang lain dengan kebahagiaan anda. 

Pada akhirnya, menikah atau tidak, itu kembali kepada keputusan masing-masing. Tidak ada salah atau benar, semua tergantung bagaimana menyikapinya. Apapun status anda saat ini, berbahagialah dan nikmatilah hidup sebaik-baiknya. Enjoy your life to the fullest. 

The secret of a happy marriage remains secret. (Henny Youngman)

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar