Pekerjaan Yang Tak Penting

By Anna - June 17, 2020

Surabaya, 9 tahun yang lalu. 


Saya baru saja menyelesaikan kuliah perhotelan dan job training sebagai front officer di Bali dan memutuskan kembali ke Surabaya untuk mencari pekerjaan. Saya beruntung karena langsung mendapatkan pekerjaan di sebuah hotel bintang 5 mewah di Surabaya yang memiliki nama besar yang cukup prestisius pada masanya. Sayangnya, saya hanya diterima sebagai door girl. Tugas saya hanyalah membuka dan menutup pintu hotel yang besar dan berat, serta menyapa para tamu dengan senyum yang berusaha saya paksakan. Selama periode itu, saya sempat merasa rendah diri dan kecil karena merasa yang saya lakukan sangatlah remeh dan tidak penting. Tidak seperti para receptionist di belakang front desk yang terlihat melakukan pekerjaan yang amat vital, dan terasa begitu keren di mata saya saat itu. 


*Photo credit: Unsplash

Hingga suatu hari saya mendengar sebuah cerita yang mengubah persepsi saya tentang pekerjaan yang saya anggap remeh, tidak penting, dan tidak keren itu.


Alkisah ada seorang bapak tua yang tinggal di lereng gunung dan digaji untuk menjaga sumber mata air yang mengalir dari lereng gunung ke kota kecil di bawahnya. Setiap hari  pekerjaannya adalah membersihkan ranting, daun, dan segala macam kotoran yang menghambat aliran air. Kota kecil itu kemudian mendatangkan banyak wisatawan karena danaunya yang indah dengan angsa-angsa liar yang berenang di permukaannya. Lahan-lahan pertanian di sekitarnya juga subur menghijau karena mendapatkan cukup pengairan dari sumber mata ai dari gunung.


Tahun demi tahun berlalu, ketika dewan kota mengadakan audit rapat anggaran, salah satu dari mereka mempertanyakan mengenai ‘gaji penjaga sumber mata air’. Siapakah dia? Mengapa kita menggajinya bertahun-tahun tanpa mengetahui dengan jelas apa yang dilakukannya? Dewan menganggap pengeluaran itu tidak perlu, dan usulan ini ternyata disetujui oleh seluruh anggota rapat. Dengan demikian, bapak penjaga sumber air tersebut resmi diberhentikan.


Selama beberapa minggu tidak ada perubahan berarti. Namun ketika musim kemarau tiba, banyak pohon mulai meranggas dan daun daun berjatuhan dan menghambat aliran air. Air di kota kecil itu menjadi keruh dan berbau, danau menjadi dangkal, angsa-angsa pergi dan wisatawan tak lagi tertarik datang karena danau tak lagi cantik. Keadaan diperparah dengan lahan pertanian yang mengering, dan timbulnya wabah penyakit. 


Dewan kota segera menyadari bahwa kebaradaan penjaga sumber aliran air ternyata sangat penting dan sangat dibutuhkan. Terbukti dengan tanpa adanya penjaga mata air, memberikan dampak signifikan akan kelangsungan pendapatan wisata dan  kesuburan lahan  pertanian di kota itu. 


Demikianlah. Jangan pernah berkecil hati dengan pekerjaan atau kehidupan yang tampaknya sepele karena apa yang anda kerjakan bisa saja membawa perbedaan dalam kehidupan orang lain yang mungkin tak pernah anda sadari.


Sejak itu saya jadi berfikir, jika pekerjaan saya menjadi seorang door girl tidaklah penting, lalu mengapa pihak hotel mau mengeluarkan budget yang cukup besar untuk menggaji para penjaga pintu seperti saya ini?

  • Share:

You Might Also Like

2 komentar

  1. Door girl cukup vital posisinya juga karena bagian dari pelayanan buat para tamu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dulu saya tidak bergikir demikian. Tapi dua tahun setelahnya, saya menyadari bahwa tidak ada pekerjaan yang ‘tidak penting’. Terimakasih sudah mampir 😊

      Delete