Welcome!!!
By Anna - May 21, 2013
Di hotel, hal
pertama yang umumnya dilakukan saat tamu akan datang ke hotel adalah acara
penyambutan. Menyambut tamu itu, ibarat pintu dari sebuah rumah. Dengan kata
lain, penyambutan kepada tamu adalah suatu hal yang dianggap sangat penting karena
merupakan “First impression” dari image hotel itu sendiri. Kalau first
impressionnya bagus, kemungkinan besar masalah yang timbul setelahnya akan
dengan mudah termaafkan, sebaliknya, jika kesan pertama saja udah jelek, sudah
bisa dipastikan tamu akan banyak acara, alias adaaa aja yang salah (atau cari-sari kesalahan) dari hotel selama
dia tinggal.
Hal paling
standart dari penyambutan itu sendiri adalah tersenyum. Senyum itu ternyata
bukan hanya ibadah, karena dengan tersenyum itu bisa juga diartikan sebagai
sebuah ketulusan. Negara kita terkenal keramahannya karena orangnya doyan
senyum. Mungkin karena itu, di buku ensiklopedia Indonesia berbahasa bule,
hampir semuanya menyebutkan orang Indonesia itu ramah-ramah dan ’rajin’ senyum.
Kontras dengan cerita salah seorang teman saya waktu dia pertama kali main ke
Eropa. Setiap ketemu orang di jalan, dia kasih senyum cantik, tapi anehnya
orang yang dikasi senyum gak pernah balas senyum. Meski gak ngeh, dia tetap
senyum ke semua orang yang dia jumpai, entah itu di jalan raya, di toko, di
mal, di gereja… sampai seorang teman mengingatkannya bahwa orang akan
berpandangan aneh kalau senyum tanpa alasan di sana. Yah, ternyata beda
persepsi ya dengan budaya kita?
Well, di hotel, cara masing-masing hotel menyambut tamunya
bermacam-macam. Tamu VVIP dan VIP biasanya mendapatkan kalungan bunga dan
disambut dengan pukulan gong yang menandakan kedatangannya. Selanjutnya, tamu
akan digiring oleh greeter menuju konter reception dan langsung disuguhi
welcome drink dan handuk dingin (yang ini kebanyakan hanya berlaku di resort,
dan tidak berlaku di bisnis hotel). Kadang, ada juga hotel yang “baik banget” menset
up buah di konter reception, jadi tamu bisa ngemil buah sambil nunggu
proses check in. Yang kaya begini nih, berguna banget kalau pas hi occupancy,
karena banyak kamar yang back to back (kamar yang habis ditinggal tamu
buruan dibersihkan untuk dipakai tamu yang selanjutnya). Bisanya tamu datang
saat kamar belum siap ditempati. Rumusnya, semakin bagus penyambutannya, semakin
tamu terkesan, akan semakin baik dan meminimalisasi complain.
Kadang, demi
mendapatkan reputasi yang baik, hotel rela mengeluarkan budget tambahan untuk
mengambil hati tamu di event khusus, misalnya tamu yang sedang ulang tahun atau
yang sedang merayakan honeymoon atau anniversary.
Yang paling
saya ingat, saat itu kami kedatangan seorang tamu bule asal Swiss yang check in
seorang diri. Mukanya kelihatan bête setengah mampus, mungkin kelelahan karena jet
lag setelah menempuh perjalanan panjang. Karena di historynya kami
mendapatkan detail tanggal lahir, kamipun menyiapkan kue ulang tahun berikut
lilin dan live band yang kami “culik” dari lounge. Jadilah saat
dia check in, kami membawakan kue ulang
tahun diiringi mars “happy birthday” dari live band. Wajahnya
yang sangar tiba-tiba berubah terharu, sampai nangis segala. Yang bikin surprise,
saat si bule dengan polosnya mengatakan,” OMG, thank you very much for this, guys. I’m surprised and happy as
this is the first birthday celebration in my 40 years old life.” Ya oloh… Kasihan
banget…Ternyata seumur-umur ini bule malang banget ya, gak pernah ngerayain
ulang tahun… Ckckckck… Feed back yang bagus pun kami dapatkan dan yang
terpenting, suggestionpun tertulis manis di situs besar Trip Advisor.
Yeah!
Pernah juga
saat kami menangani tamu honeymooner. Standart set up untuk tamu honeymooner
itu biasanya flower petal di bath upnya, dan handuk berbentuk angsa di bednya.
Di Grand beach, ada tambahan spa amenities berupa minyak untuk pijat dan minyak
bakar aroma terapy, bucket bunga dan buah serta taburan flower petal di bednya.
Kebanyakan tamu honeymooner kami senang dan puas, sehingga banyak yang lebih
suka makan di hotel daripada pergi ke luar. Efeknya? Pendapatan hotel bertambah
sehingga akhir bulanpun gajian dengan service charge besar sudah menanti. Buat
saya yang saat itu masih trainee? Tipnya minimal 20 dolaran! Hehehe… Plis, plis
plis, jangan sirik sama saya!!!
Meskipun sudah
berusaha, kadang-kadang ada saja hal bodoh yang mewarnai hari-hari kami sebagai
guest relation untuk mengambil hati tamu. Tidak semua tamu dengan sukses merasa
surprise dengan apa yang telah kami siapkan. Pernah sekali waktu saya
mengantarkan tamu ke kamar yang salah. Saya sudah mengetuk pintu tiga kali dan
memastikan kamar tersebut kosong saat mengantarkan tamu saya ke kamar. Karena
tidak ada sahutan dari dalam, sayapun memasukkan kunci yang telah disiapkan
reception ke dalam slot pintu. Pintupun perlahan terbuka dan yang saya lihat
pertama kali adalah bed sheet yang berserakan di lantai, lengkap dengan
pemandangan dua orang manusia yang sedang tertidur pulas! Saypun buru-buru
menggiring dua tamu saya menjauh dan menahan malu mengatakan bahwa reception
salah membuatkan kunci kamar! Untungnya mereka belum sempat melihat ada penampakan
apa di dalam kamar. Fyuuuhhh…!
Pernah juga
saya dan tamu saya mengalami sport jantung gara-gara ada ‘kejutan’ saat kami
masuk ke kamar. Pas ketika baru saja saya hendak menerangkan tentang fasilitas
di dalam kamar, televisi tiba-tiba menyala sendiri dengan volume yang bisa membuat telingan mimisan
mendadak. Saya kaget. Tamu saya terlunjak. Untung beliau tidak sakit jantung.
Saya sampai bisa merasakan jantung saya deg-degan tidak karuan. Sejenak kami
pandang-pandangan. Benar-benar absurd.
Saya lalu
berusaha mengalihkan perhatian dengan mencoba mengenalkan beberapa fasilitas
kamar. Belum juga sempat ngomong, tiba-tiba alarm yang ada di bedside berbunyi
tak kalah nyaring. Terduduklah kami berdua lemas seketika saking kagetnya.
Benar-benar rese, penghuni kamar sebelumnya rupanya menyetel alarm di televisi
dan alarm meja dan lupa mematikan alarm sebelum check out. Jadilah kami berdua
jadi korban. Endingnya, tamu saya minta pindah kamar karena terlanjur parno
duluan, takut jangan-jangan di kamar ada “sesuatunya”. Ya elah….
Moral of the
story: Double check sebelum ngasih surprise ke tamu. Jangan sampai niatnya
ngasih surprise eh malah disurprisein duluan seperti saya.
0 komentar