Tertipu Cantikmu
By Anna - May 09, 2013
Mata
saya benar-benar lengket, seperti tak mau terbuka. Padahal, dua cangkir
kopi sudah ludes tak bersisa pagi ini. Biasanya, kalau sedang mengantuk
begini, saya suka buka-buka file rahasia saya di PC hotel. Isinya sih
foto-foto berbagai pose Imran abbas, laki-laki paling ganteng sedunia
versi beberapa majalah dan situs terkenal internasional. Tapi sekali
ini, Imran abbas ternyata belum mampu membuat mata saya melek seperti
biasanya. Sialan, ini pasti efek dari nonton Asia’s Next top model larut
malam semalam. Selain hobby banget mantengin cowok ganteng dan atletis,
saya juga suka banget mantengin cewek-cewek cantik dan sexy. Bagi saya,
dengan nonton Asia’s next top model, entah mengapa bawaannya berasa
cantik. Berasa tinggi. Berasa seksi. Auranya nular kali, ya?
Hampir saja kepala saya terantuk meja saking ngantuknya kalau saja seorang teman tidak menepuk pundak saya.
“Eh,
Ann, lihat itu!” Andre menepuk bahu saya dan ekor matanya menunjuk ke
arah seorang cewek di ujung lobby. Terlihat dari belakang sih sexy,
dengan tubuh yang tinggi semampai, cewek itu terlihat anggun dengan
blouse biru toska pendek tanpa lengan. Kesan elegan terlihat dari tas
hitam mengkilat buatan Jerman yang dibawanya. Meskipun sudah tinggi,
stiletto putihnya yang berhak sekitar 17cm itu semakin membuat kakinya
terlihat jenjang. Rambut hitam lurusnya dibiarkan tergerai rapi menutupi
sebagian punggungnya. Terlihat dari belakang saja sudah segitunya,
bagaimana kalau dari depan ya?
Saya
lihat mata andre tak berkedip. Dasar laki-laki. Gantian saya tepuk
jidatnya. Tak ada reaksi. Tanpa sadar, saya ikuti lagi arah matanya. Pas
ketika saya menoleh, cewek tadi menyibakkan rambut panjangnya dan
berjalan dengan anggunnya ke arah saya. Seperti terhipnotis, sayapun
ikut-ikutan melongo. Kantuk saya hilang tanpa sisa. Cewek satu ini
benar-benar cantik. Tiap lekukan di wajahnya; tulang pipi, hidung, dagu,
mata hingga alisnya, semuanya proporsional. Riasan wajahnya memang
sedikit tebal ala selebriti ibu kota, tapi terlihat pas dan berkelas.
Wah wah wah… kalau yang seperti ini ikutan Asia’s next top model, saya
jamin minimal dapat runner up kalau hanya dilihat dari fisiknya yang
nyaris tanpa cacat.
“Good
morning, Miss.” Saya dengan setengah terbata menyapanya. Cewek itu
tersenyum. Cantik. Ya ampun… susah payah saya cari-cari jeleknya, tak
juga ketemu. Cewek ini secara fisik betul-betul sempurna. Yang seperti
ini, paling cocok digandengin dengan Imran Abbas, meski saya bakalan
jealous setengah mampus.
Esoknya
pas saya kebetulan antar tamu ke kolam renang, saya lihat lagi cewek
itu sedang asyik berjemur di pinggir kolam. Wah... dia pakai bikini
putih two pieces! Otomatis, dia langsung jadi pusat perhatian. Setiap
pasang mata tertuju padanya. Kok, seperti iklan pemilihan miss Indonesia
gini, ya?
Sadar
diperhatikan, cewek ini menutupi sebagian tubuhnya dengan handuk tebal
yang diambilnya dari pool counter. Saya sampai hampir menabrak seorang
pool attendance yang sedang merapikan payung karena terlalu sibuk
mengamati.
“Hati-hati
dong mbak jalannya. Ini kalau payungnya jatuh kan berabe!” Mas-mas pool
attendance langsung nyolot ketika kaki saya terantuk gagang payung pool
dan hampir saja jatuh menabraknya.
“Maaf..maaf… gak sengaja.”
“Liat begituan aja segitunya!” Jawabnya ketus.
Begituan?
Hello mas pool attendance, hanya dua jenis laki-laki yang gak bakalan
tertarik sama yang beginian. Pertama, laki-laki yang matanya kena
katarak akut sehingga gak bisa melihat cewek cantik. Kedua, laki-laki
gay yang hanya tertarik dengan laki-laki ganteng. Sok atuh dipilih mau masuk golongan yang mana.
Saya
melihat cewek itu melambaikan tangan ke arah saya. Pasti minta sesuatu.
Baiklah, sebagai hotelier yang baik, memang kami harus selalu siap
dengan apapun permintaan tamu meski bukan tugas kami. Sayapun dengan
senang hati menghampiri sambil sesekali memperhatikan wajah cantiknya,
berharap anugrah kecantikan itu menular.
“How may I assist you, Miss?”
Wanita itu hanya menggerak-gerakkan kedua jari telunjuknya di udara, membentuk bujur sangkar.
“Bill,
Miss?” Bodohnya saya, dia kan belum consume apa-apa, masa iya minta
bill. Pasti maksudnya buku menu. Saya dengan sigap menoleh ke arah pool
bar berharap ada yang bisa membantu saya mengantarkan buku menu sebelum
saya menanyakannya ke cewek ini.
“ MENU PLEASE!”
Terdengar
suara nge-bass ala laki-laki garang. Loh loh loh? Tidak ada seorangpun
laki-laki disekitar kami. Jangan-jangan suara nge-bass tadi…
“Ex-excuse me?” Saya setengah tak percaya mencoba meyakinkan.
“MENU
PLEASE.” Katanya lagi. Lebih nge-bass. Tak salah. Ini cewek pasti cewek
jadi-jadian yang lupa operasi pita suara sehingga suara aslinya masih
cowok sekali.
Yaelah… saya tertipu rupanya!
Illustrasi:Nong Poy
Siapa yang nyangka, yang beginian ini cewek jadi-jadian???
Sayapun iseng tanya-tanya staff lain, apa ada yang tertipu seperti saya. Rupanya banyak juga korbannya, mulai housekeeping yang ilfil mendengar si cewek batuk-batuk ngebass, petugas room service yang kena ayan mendadak gara-gara si cewek bersendawa. Ternyata, cantik secara fisik itu belum tentu jaminan bisa menjadi wanita seutuhnya. Dan saya jadi bersyukur, terlahir sebagai wanita sesungguhnya meskipun tidak cantik itu lebih baik daripada menjadi cantik tapi jadi-jadian.
0 komentar