Rebutan View (Part 2)
By Anna - January 24, 2015
Yang bikin darah tinggi lagi pas
kapanlalu saya handle seorang tamu dari Hongkong (ini beneran Hongkong loh--
saya lihat passportnya-- bukannya Hongkong-Hongkongan), yang dari sejak check
in sudah bermasalah.
"I want ocean view room
at the top floor." Katanya sembari menatap saya tajam. Seakan akan
matanya bisa ngomong, " Kalau kamu gak kasih saya ocean view room, saya
bejek-bejek kamu." Cuih! Siapa lo? Dalam hati saya membatin.
Meski dongkol, sebagai seorang
frontliner professional (yang mau muntah silahkan, saya duluan yak?
Hueeekkkkk!!!), saya tetap berusaha memenuhi permintaan tamu. Sekalipun tamunya
nyebelin, kaya yang satu ini.
Saya lalu mengecek kamar di
system. Mmm... kamar yang diminta gak ada tuh. Ada juga satu kamar di lantai 3
yang ngadep ke barat tapi tamunya baru saja check out. Pasti sekarang
housekeeping sedang mengerjakan kamarnya dan artinya kamar tersebut belum siap
dijual. Sayapun menjelaskan ke tamu bahwa kamar yang dia minta tidak tersedia,
dan menawarkan opsi kamar yang lain yang ada. Lagipula, di reservasi tidak ada
request apa-apa. Eh, si Hongkong ngamuk ke saya.
"I have requested ocean
view room on the top floor few months ago. How come you said that room is not
available?"
Sebelum terjadi pertumpahan
darah, sayapun buru-buru menunjukkan bookingan yang saya terima dari reservasi.
Bookingan memang dibuat bulan lalu melalui booking online, namun tidak ada
permintaan khusus yang tertulis di dalamnya. Sayapun menyodorkan lembaran
bookingan tersebut kepada si Hongkong, eh... mukanya jadi merah padam.
"But I have told my
agent to book me that room.." Katanya sambil menggeram, marah.
Hidungnya kembang kempis. Serem abis.
Iiihh.. ini Hongki serem juga
ternyata. But what can I do? Si agent lupa kali gak nulis requestnya pas
bikin bookingan. Sayapun menawarkan kamar yang baru saja check out tadi. Tapi
ya gitu, tunggu dulu sampai itu kamar selesai dibersihkan housekeeping. Saya
kembali menerangkan. Si hongki malah marah-marah, meminta saya menunjukkan
kamar tersebut, dan make sure kalau kamar tersebut ada view lautnya.
Ya wis lah, karepmu! *Saya juga heran, kalau sedang galau begini logat Jawa
saya keluar sendiri.
Saya lalu meminta seorang rekan
concierge untuk mengantarkan tamu rese tersebut ke kamar 3321, kamar yang baru
saja check out. Harap-harap cemas, belum juga ada 2 menitan, telepon dari kamar
tersebut berbunyi. Perasaan saya langsung gak enak.
"Thank you for calling
front desk, this is Anna how may I assist you?"
"Mbak Anna..." Yang di
seberang sana menyahut. Rupanya pak Yudhi, rekan concierge yang membantu saya
mengantar si Hongki.
"Iya, pak. Kenapa? Tamunya
mau?" tanya saya.
"Gak mau mbak
tamunya..." Jawabnya lemes.
Aaarrrrggghh.. ini tamu maunya
apa sih?
Tak lama, si tamu turun,
dibarengi dengan guide-nya yang sedari tadi hanya diam membisu tanpa kata (ini
ngomong-ngomong kenapa saya jadi puitis gini ya bahasanya *halah, salah
fokus!). Si Hongki masih manyun dan sibuk dengan gadgetnya. Si guide lalu
mencoba mendekati saya,
" Tamu saya nggak mau,
mbak... Dia mau yang ocean view, di lantai atas."
Karena kasian, ya sudahlah saya
cek lagi. Rupanya ada satu kamar di lantai atas, menghadap ke laut (dari
kejauhan tentunya) tapi beddingnya twin, bukan king size seperti di
bookingannya. Sayapun jelasin ke guidenya.
Dan si guide hanya nyengir asem.
Saya buru-buru mengklarifikasi.
"Kalau tamunya mau, kami
bisa buatkan double bed, Pak. karena originalnya 2 single bed, maka kalau
digabungin jadi lebar Pak."
Si guide mengangguk, lalu pergi
menghadap si Hongki. Tapi karena si Hongki lagi sibuk teleponan sambil
ngamuk-ngamuk entah ke siapa, jadinya si guide urung menghadap. Mungkin takut
disamber. Eh, dia balik lagi ke saya.
"Oh ya mbak,
ngomong-ngomong, handuk yang di kamar kok kotor, ya?"
Mukegile! Ini orang ngajak
berantem kali ya? Ya iyalah kotor, kan kamar baru check out? Handuk abis dipake
ya kotor lah! *Ini saya hanya teriak-teriak dalem hati.
"Aduh Bapak.. kan tadi
sudah saya bilang, kamarnya kan masih kotor karena tamu baru saja check out..
tamu bapak ngeyel mau lihat... ya jelas lah kotor kan belum diganti yang
baru.." Sayapun menerangkan sambil mengumbar senyum sinis. Persis seperti
peran antagonis ibu tiri di sinetron-sinetron.
"Oh, iya ya." Katanya
lagi.
Ya iyalah. Keles...!
Saya lihat si guide dan si
Hongki musyawarah sebentar, lalu si Hongki menghampiri saya.
"I want to see the
room." katanya.
Okeh. Siapa takut?!
Sayapun menyerahkan kunci ke pak
Yudhi, tapi si Hongki menolak.
"No no no. I want you!"
katanya lagi.
Si pak Yudhi kedip-kedip ke
saya. Ih... apaan sih. Iya iya ayok sama saya..!
Sayapun lalu nganterin si Hongki
ke kamar 5525, dimana view lautnya paling bagus, kamar paling pojok, belakang,
dan lantai paling atas pulak.
Si Hongki membuka pintu balkoni
dan masih ngedumel.
"You call this ocean
view?" katanya dingin. Giginya gemeletak. Saya ada feeling ini
Hongki mau nelen saya hidup-hidup. Ampun maaaakkkk!!!! Siapa juga sih yang
bilang ini hotel ada ocean view? Udah tau lokasinya gak di pinggir laut? Udah
tau lokasinya di central Seminyak! Tusuk aja gue, tusukkkk!!!! *Pasrah.
Sayapun lalu menjelaskan panjang
lebar bahwa kami tidak pernah menyebutkan kamar dengan view laut. Kalaupun di
trip advisor ada yang bilang, bunyinya pun kurang lebih seperti ini: "Tip:
request the room at the top floor which have better view to the ocean."
Karena si Hongki kelihatannya
masih mau nyudutin saya, apa boleh buat, saya keluarkan skak mat. Sorry to
be rude, but you need to know the truth.
"Sorry, Sir. But I think
you are expecting the room facing direct to the ocean which we do not have.
Maybe you can contact your agent to reconfirm and clarify?"
Iya dong. Enak saja menghina.
Jelas-jelas dia (atau mungkin agent dia) yang salah booking hotel, kok. Kalau
mau booking kamar yang ngadep langsung ke laut, berarti dia salah alamat.
"I don't like the
room." Katanya.
"And also your towel is
dirty."
Jederrrrr!!!! Ini orang memang
ngajak gulat kali ya? John Cena mana John Cena?
Aaaaarrgghhhhh...!!!
Pic: John Cena Source: google Image
"Because the previous
guest used sun tanned lotion, and just rub with the towel afterwards."
Saya berkilah.
"No. But the color is
brown. So stained!" katanya lagi.
Rasanya kepinginnnn...
jedot-jedotin muka ni orang ke kasur *soalnya kalo jedotin ke tembok kesian
juga.
Saya jadi geregetan dan
mengambil towel dari shower room. Kebetulan, kamar twin ini sudah siap dijual
dan perlengkapannya sudah komplit.
"This is our fresh
towel." Dalam hati rasanya pingin juga nyodorin itu towel ke mukanya.
Biar dia lihat jelas-jelas, dan biar bisa dibedain towel mana yang bersih dan
mana yang kotor.
Si Hongki melengos dan keluar
kamar. Intinya, kamar inipun masih tak sesuai harapannya.
Saya mengantar si Hongki balik
ke lobby. Baru saja saya mau keluar lift, dia menatap tajam ke arah saya dan
bilang, "Today there's someone lost the job because of you."
Lah? Kok saya? Maaakkk... salah gue apa????!!!!
Sebenarnya saya penasaran, siapa
yang dipecat. Ah, mungkin agent-nya dia ya karena salah bikin bookingan? Meski
kepo, saya males ah nanya-nanya. Tar saya ditelen kan berabe?
Nyampe di lobby, si Hongki
sekali lagi menatap tajam ke arah saya, "Don't tell me you have no
choice!" katanya sembari meninggikan nada suara. Jiah, saya
diancam!!!!
Sayapun melapor ke manager dan
bagian reservasi dan menjelaskan kronologisnya. Kebetulan agent si Hongki ini
telepon, dan langsung ngamuk-ngamuk (wajarlah.. karena dimarahi klien
pastinya). Orang reservasipun sudah ampun-ampun dan akhirnya menyerah. "Ya
wes, cancel aja bookingannya. Toh kita juga belum nge-charge dia apa-apa."
Keputusan bagus. Yah, daripada dia nginep di sini dan cari-cari masalah?
Pas saya balik ke lobby, saya
lihat si Hongki sudah pcking-packing barangnya dan siap-siap angkat kaki.
Agentnya kelihatan desperate banget... dan dasar kepo, saya bawaannya want to
know.. aja. Dan jadilah saya bertanya.
"Trus jadinya ini nginep di
mana, Pak? Di Seminyak hotel ya yang depan laut?" Tanya saya.
Si guide menghela napas panjang.
Kayaknya beraaat.. gitu.
"Boro-boro, mbak."
katanya lagi.
Wah, boro-boro kenapa nih?
"Malam ini dia mau nginep
di rumah saya!" katanya dengan nada putus asa.
Saya antara mau kasihan atau
ketawa girang, antara bersyukur si Hongki masalah sudah beres, dan kasihan
dengan nasib guide si Hongki.
0 komentar