Meskipun teman ekspat Jepang saya sudah tinggal di Indonesia
lebih dari sepuluh tahun dan bahasa Indonesianya sudah lancar, bukan berarti
saya selalu mengerti apa yang dia katakan. Orang Jepang yang saya tahu itu
tidak bisa mengatakan huruf ‘L’ dengan baik dan benar. Misalnya, suatu hari
saat kami membicarakan masalah kenaikan harga ikan (karena dia eksportir ikan),
dia bilang, “ah… itu mahar..”. Kalau saya sih, sudah mulai paham, maksud dia
tuh mau ngomong mahal, bukannya tiba-tiba ngomongin mahar buat kawinan. Hehehe…
Yang kedua, orang Jepang biasanya tidak bisa mengucapkan
membaca huruf mati, kecuali huruf ‘N’. Misalnya class yang seringnya dibaca ‘kurasu’.
Itupun kalau huruf ‘N’nya terletak di akhir kata, maka yang keluar biasanya
kata sengau yang terdengar seperti ‘ng’. Misalnya makan yang berubah menjadi ‘makang’,
sen menjadi ‘seng’, aircon (AC) terdengar seperti ‘eakong’, dan sebagainya.
Well, ceritanya, suatu hari selesai inspeksi dari pabrik
ikan, teman saya ngajak nongkrong. Karena tidak tahu mau kemana, diapun berinisiatif,
mengajak saya ke ‘makudo’. Saya yang kurang mengertipun mengklarifikasi,
“hah? Makudo? Dimana itu?”
“iya. Makudo narudo. Ada di dekat sini” katanya lagi.
Saya sampai bingung. Apa itu makudo. Eh, makudo narudo. Saya
sibuk mengingat-ingat apa ada café ala Jepang di sekitar sini yang baru buka
dan bernama ‘Makudo Narudo’. Ah, saya rasa kok tidak ada. Apa sejenis toko
mainan yang menjual replica tokoh anime Naruto ya? Ketika mau bertanya, mobil
yang kami tumpangi belok ke arah parkiran restoran fast food paling happening
sejagad, yaitu MCD!!! So, yang dari tadi dia omongin itu ternyata cuma MCD! Oh no!
MCD gitu loh…!
Sampai di dalam MCD saya belum berhenti tertawa karena
spelling yang kacau ini. Si ekspatpun lalu minta diajari cara ngomong MCD yang
baik dan benar. Tapi yang keluar kok jadi aneh, mulai dari ‘mekede’, ‘makudo’, ‘mekedo’,
sampai ‘mekudi’. Ah, sudahlah! Si Jepang pun sudah mulai ampun-ampun mengeluh
rahangnya capek karena harus mengulang kata yang sama dan gak bisa-bisa juga. Karena
susah, kamipun sepakat menyebut MCD dengan ‘mekudi’, karena hanya kata itu yang
paling mirip. Daripada ‘mekudo’, jauh amat kan?
Karena ngomong MCDnya udah mendingan, jadilah kami mulai
memesan makanan dan si Jepang dengan pedenya order,
“Saya mau 1 ‘sandoichi’ dan cola!”
Saya +Mas-mas MCD: bengong pandang-pandangan. Sandoichi???
Sandwich kaleeeeee….
Jangan dikira perbincangan kami yang kacau dengan
menggunakan kata serapan berbahasa Inggris mentok sampai di sini. Sambil menikmati
‘sandoichi’ (yang kedengerannya lebih mirip merk sandal jepit), diapun cerita
mengenai jaman dia masih bekerja di Jepang. Jadi ceritanya, di kantor dia punya
rekan kerja dari Amrik 3 orang, masing-masing bernama Nikooru, Kaeru, dan
Jemusu. Jangan kaget, ini bukannya orang Jepang yang jadi imigran di Amrik trus
balik ke Jepang loh, tapi beneran orang Amrik yang namanya sudah ‘dijepangkan’.
Nikooru itu aslinya bernama Nicole, Jemusu itu berasal dari nama James,
sedangkan Kaeru (yang berarti kodok dalam bahasa Jepang) itu aslinya Kyle.
Kasihan sekali si Kodok, eh si Kyle yang berubah namanya jadi kodok. Hehehe..
Mereka berempat ini, ceritanya kompak banget baik di dalam hal bekerja atau di
luar kerja. Mereka suka keluar nonton film, apalagi yang actor utamanya ‘Burapi’.
Pasti bingung kan, siapa itu Burapi??? Burapi atau kadang-kadang disebut
Burapido itu Brad Pitt! Hah, kacau juga ya, sampai Brad Pitt juga tidak luput
dari ‘siksaan’. Hwahwahwahwa…
Untungnya nama saya Anna, yang ada huruf vokalnya baik di
depan dan di belakang kata. Jadi tidak mungkin diplesetkan menjadi nama baru
yang aneh. Syukurrr….
Eniwei meskipun orang Jepang susah mengucapkan kata
berbahasa Inggris, ternyata tidak semua
orang Jepang seperti itu. Setidaknya ayah saya yang orang Jepang bahasa Inggrisnya
bagus dan bisa mengucapkan huruf ‘L’ dengan baik dan benar, lalu dua teman
Japanese GRO sewaktu training di Bali yang notabene asli orang Jepang juga bahasa
Inggrisnya lancar dan jelas, apalagi orang Jepang yang hidupnya kelamaan di
negara yang berbahasa Inggris.
Saya jadi maklum dengan bahasa Inggris ala Jepang, dan mulai
bertanya-tanya dalam hati, kalau misalnya orang Jepang mendengar orang Jawa
ngomong Inggris dan medok, apa mereka juga akan ketawa yach?
2 komentar
salam kenal dari Surabaya.
ReplyDeletegak sengaja kesasar ke sini dan cuma bisa ketawa-ketiwi membaca artikel satu ini :D
Your blogs and every other content are thus interesting and helpful it makes me return back again.
ReplyDeletecomfortsolutionstc.com