LinkedIn, Medsos bagi para professional
By Anna - August 05, 2015
Bicara mengenai media sosial,
memang tak pernah ada habisnya. Siapa yang tak kenal Facebook, Path, Instagram,
Twitter, Pinterest, Foursquare, dan antek-anteknya? Mungkin sebagian besar dari
pembaca bisa menyebutkan nama dari beberapa media sosial lain yang mungkin
asing bagi saya. Namun saya yakin, hanya segelintir dari pembaca yang mengenal
Linked In. Apa hayo? Kasarannya begini, Facebook, Twitter, dan teman-temannya
itu tempat 'nongkrongnya' para alay yang sedang galau. Sering juga dipakai
sebagai tempat ajang pamer.. Ya pamer materi, pamer pacar, pamer makanan,
sampai pamer mantan. Nah, sebaliknya.. Linked In ini medsos yang dibuat khusus
bagi para professional. Yah, sebenarnya ajang pamer juga sih. Pamer jabatan.
Pamer tempat kerja. Pamer skill dan pengalaman...
Kalau di Facebook, jamak sekali
saya menemukan nama-nama alay semacam Adityacyankmucelamanya, an13z
ygcelalutecakiti, dsb. Di Linked In, nama yang dipakai ya nama sebenarnya.
Kalau nama aslinya Paijo, ya jadi Paijo. Biasanya nama selalu diikuti dengan
jabatan dan tempat kerja. Nama sih Paijo, tapi jangan salah.. jabatan sebagai
General Manager hotel Bintang Tujuh di Kotagede. Kedengerannya keren, bukan?
*walaupun kenyataannya ini hanyalah hotel kelas melati yang kebetulan nama
hotelnya memang hotel 'Bintang Tujuh'.
Selain nama, yang membedakan
LinkedIn dari medsos lainnya adalah komunitasnya. Komunitas yang dibangun dari
persahabatan sesama pengguna LinkedIn adalah komunitas dari lapangan kerja
tertentu. Misalnya, orang hotel koneksinya ya sesama orang yang kerja di hotel.
Lebih dikhususkan lagi, ada juga loh yang temannya lebih dipilah dan dipilih.
Anak perhotelan yang kerja di Front Office hanya mau koneksi yang dari sesama
Front Office saja, misalnya. Lah ya mungkin bakalan susah nyambung ya, kalau
anak perhotelan terkoneksi dengan orang-orang yang bidangnya Engineering. Gak
bakalan nyambung!
Perbedaan selanjutnya adalah
mengenai apa-apa yang diposting atau apa yang di-sharing. Postingan paling rame
kalau dari komunitas perhotelan sih biasanya yang berhubungan dengan
recruitment, misalnya hotel A sedang membutuhkan banyak staff baru di bagian
Housekeeping, atau di kota B ada hotel baru yang akan segera buka dan
membutuhkan banyak pre-opening team.
Di Facebook notifikasi barunya
paling-paling ya si A hari ini berulang tahun, Si A hari ini menikah, dsb. Di
Linked In, notifikasi isinya si A hari ini genap setahun bekerja di perusahaan
A, atau si A sekarang punya kerjaan baru di perusahaan B.
Yang menarik bagi saya adalah,
karena LinkedIn bisa saya gunakan sebagai semacam CV (curriculum vitae)
elektronik. Isi profile pengguna LinkedIn termasuk saya ya, sudah semacam CV
namun dengan isian yang lebih lengkap. Haram hukumnya jika CV lebih panjang
dari 2 halaman kalau mau melamar kerja. Ya, HRD mana juga sih yang mau baca
berlembar-lembar CV? Palingan juga HRDnya mikir, ini CV apa cerpen? Nah, lo?
Karena profilenya yang sudah
seperti e-CV tersebut, saya sering sekali mendapatkan tawaran pekerjaan dari
LinkedIn. Untuk posisi tertentu, biasanya employer sengaja mengundang kandidat,
bukan meminta kandidat untuk melamar atau memohon kerja. Keren, bukan? Bisa
jadi jual mahal karena saya gak usah susah-susah capek melamar, adanya
mereka-lah yang mengundang saya agar mau bekerja di tempat mereka.
Yuk, bikin akun di LinkedIn!
0 komentar