Menerbitkan Buku
By Anna - August 14, 2014
Jadi ceritanya, banyak email masuk dari gmail dan
Facebook saya yang menanyakan mengenai cara menerbitkan buku. Dibilang expert,
enggak lah. Secara buku saya baru juga terbit satu ( yang kedua dan ketiga akan
terbit menyusul). Apa menerbitkan buku itu susah? Itu pertanyaan pertama yang
paling banyak ditanyakan. Yang jelas susah-susah gampang. Dibilang susah,
karena membutuhkan waktu yang lama, kesabaran dan ketelatenan dalam menulis
akan sangat diuji karena proses editing yang panjang. Dibilang gampang, karena
dari pengalaman saya, saya kirim email ke penerbit cuma satu kali, pertama kali
pula, dan naskah saya langsung di-approve untuk diterbikan, dengan kontrak 3
buku berseri sekaligus.
Lalu bagaimana caranya menerbitkan buku? Itu
pertanyaan selanjutnya yang selalu terlontar. Langkah pertama, ya harus banyak
baca dulu. Bagaimana ceritanya bisa menulis kalau nggak suka baca, kan? Seperti
makanan, setiap orang memiliki selera membaca yang berbeda-beda. Ada yang suka
fiksi. Ada yang suka non fiksi. Dari genre fiksi pun orang ada yang suka novel romantis,
ada yang suka novel thriller, ada yang suka horror, misteri, dan sebagainya.
Jadi banyak sekali macamnya. Semakin banyak anda membaca, maka akan semakin
bagus. Lama kelamaan anda akan memahami gaya bahasa tiap penulis. Ya, tiap
penulis itu punya ‘gaya’ sendiri-sendiri. Sama dengan gaya bicara, menulispun
punya gaya. Layaknya orang bicara, ada yang suka menyampaikan opini dengan
humor, ada yang serius, ada yang berkoar-koar dengan menambahkan banyak ‘bumbu
lebay’ di sana-sini, dan sebagainya.
Langkah kedua, adalah dengan mencoba menulis. Buku
yang menginspirasi saya untuk menulis adalah buku milik Trinity (The Naked
traveler series) – Iya, saya ini fans beratnya -. Memang genre buku Trinity ini
masuk golongan travel, tapi lihatlah gaya menulisnya. Dia cerita benar-benar
dari sudut pandangnya sendiri- seperti mendengar ocehan seorang teman yang
sedang bersemangat cerita karena baru pulang pelesiran dari negeri antah
berantah yang belum pernah saya lihat. Misalnya, ketika Trinity cerita mengenai
slah satu negara, China. Yang saya tahu, secara general China itu identik
dengan tembok besar China, lalu makanan khas China semacam dimsum dan
sebagainya. Namun Trinity malah cerita betapa joroknya negara satu itu secara
deskriptif, ditambahi dengan ‘bumbu’ khas ocehannya dan membuat saya mengernyit
tak percaya, sekaligus takjub. Kalimatnya yang informative sangat jujur, tak
ada yang ditutupi, sekaligus menambah wawasan karena yang dia tuturkan sama
sekali berbeda dengan apa yang saya bayangkan. Dari sini, saya merasa saya
punya persamaan dengan Trinity, yaitu cerita mengenai sesuatu secara jujur
mengenai suatu hal. Cerita mengenai apa? Dalam kasus saya, karena saya kerja di
hotel dan menurut saya bekerja di hotel itu banyak warna, saya merasa ‘harus’
bisa cerita mengenai hal yang saya paling tahu – lingkungan kerja saya
sendiri-. Tak usah peduli apa tulisan anda jelek. Teruskan saja menulis hingga
anda selesai dan usahakan jangan berhenti sebelum tulisan anda selesai. Dalam
kasus saya, karena saya harus ‘pause’ sejenak dalam menulis karena banyak
alasan, ketika akan kembali menulis, seringkali mood saya menulis tidak akan
sama lagi.
Langkah selanjutnya, baca tulisan yang telah anda buat
tadi dan lakukan self editing. Sejujurnya, ini bagian yang saya paling tidak
suka karena harus membaca tulisan yang sama berulang-ulang. Namun, saya terus
tanamkan dalam diri saya untuk disiplin. Kalau saya saja enggan membaca tulisan
saya, apalagi dengan pembaca nantinya, kan? Perbaiki setiap kata yag kurang
tepat, typo, salah penggunaan tanda baca, dan sebagainya.
Sekarang, saatnya mengirimkan naskah yang sudah
ditulis ke penerbit. Langkah ini bagi saya sangat penting, karena sebagus
apapun naskah yang anda punya jika anda mengirimkannya ke penerbit yang salah,
maka usaha anda menulis akan sia-sia. Lalu bagaimana caranya memilih penerbit
yang tepat? Kembali ke point pertama: banyak baca! Jangan protes dulu, dengan
banyak baca, anda akan mengerti sendiri naskah seperti apa yang disukai
penerbit. Dari sini silahkan membandingkan naskah anda dengan naskah yang sudah
terbit, apakah kira-kira naskah anda juga layak diterbitkan? Kadang-kadang, di
halaman paling belakang buku ada undangan langsung dari penerbit untuk pembaca
yang memiliki naskah bagus untuk dipublikasikan. Atau, coba kujungi langsung
websitenya dan melihat bagaimana cara mengirim naskah dan naskah seperti apa
yang sedang dicari. Setiap penerbit memiliki aturan yang berbeda-beda dalam
prosedur pengiriman naskah. Ada yang cukup diemail, ada pula yang memerlukan
print out. Ada pula yang memerlukan synopsis dan outline, dan sebagainya.
Catatan: kirim naskah hanya ke satu penerbit saja,
jangan ke beberapa penerbit sekaligus. Tunggu hingga ada jawaban dari pihak
penerbit, apakah naskah anda diterima atau ditolak. Kalau ditolak, jangan
berkecil hati. Masih banyak penerbit lain yang menanti. Atau, kalau anda mau,
bisa kok mencoba self publishing. Kalau
naskah anda diterima, mari lanjutkan ke step selanjutnya.
Langkah selanjutnya, anda akan diberikan kontrak oleh
penerbit. Jika disetujui, maka naskah akan segera diterbitkan. Tentunya tergantung
penerbit, bisa saja naskah anda sebenarnya bagus, hanya saja memerlukan banyak
editing, atau memerlukan beberapa data pendukung, dan sebagainya. Penerbit akan
menyediakan satu editor yang akan membantu mengevaluasi naskah anda sampai
naskah anda benar-benar layak terbit.
Kalau proses editing sudah hampir selesai, biasanya
pihak penerbit akan menyediakan desainer yang akan mendesain lay out buku yang
kaan diterbitkan nantinya, ilustratrasi, cover buku, dan sebagainya. Ini sih
bagiannya penerbit. Kita hanya tinggal duduk manis dirumah saja dan berdoa
semoga lekas selesai dan naskah bisa segera terbit.
Langkah terakhir, ketika buku anda sudah benar-benar
terbit, maka promosikan buku anda sebanyak-banyaknya. Jaman sekarang banyak
sekali media sosial yang bisa dijadikan sarana promosi buku anda.
Mudah kan? Let’s start write, then ^_^
0 komentar