Teppanyaki Dinner

By Anna - December 13, 2011

Masakan Jepang? Hmm…. Nyummy!!! Saya pribadi doyan sekali jenis masakan satu ini, entah itu kategori Yakimono (macam-macam panggangan), menrui (macam-macam mie), Donburi (makanan yang disediakan dalam kotak-kotak (lunch box / bento) seperti makanan bekal), shirumono (macam-macam soup), mushimono (macam-macam makanan yang di steam), atau agemono (macam-macam makanan yang di goreng dalam minyak banyak). Sengaja saya pisahkan sashimi karena saya masih kurang ‘nekad’ untuk mengkonsumsi daging mentah. Nah, dari berbagai macam jenis masakan Jepang tadi, ada satu jenis masakan yang metode memasaknya menggunakan tepan (lempengan besi panas dengan atraksi kokinya di depan tamu) yang menjadi salah satu favorit saya.

Di suatu sore yang biasa-biasa saja, saya mendapatkan undangan makan malam dari seorang teman ekspat Jepang yang tinggal di sebuah hotel bintang 5 megah di kota pahlawan ini. Gara-garanya, beliau merasa berhutang budi sama saya, beliau meminta saya menjelaskan contrac condition apartemen dia yang notabene dalam bahasa inggris yang dia tidak ngerti. Ditantang menu Italian, saya yang kurang ‘sreg’ dengan pasta atau pizza pun langsung ngeles “Nihon ryouri no resutoran ga arimasenka?” (gak ada restoran Jepang ya disana?) dalam hati saya membatin, saya kok ya lancang bilang begitu. Udah diundang, pilih – pilih lagi. Tak tahu diri sekali saya ini! Tapi teman Jepang saya malah surprise saya mau makan masakan Jepang dan malah semangat mau menjemput saya segala!

Well, tadinya saya membayangkan beliau akan mentraktir saya makan sushi dan teman-temannya (dan kebetulan saat itu memang saya lagi pengin banget makan sushi... tapi apa daya duit di kantong tak sampai karena harga sushi favorit saya di restoran sushi terkenal di Surabaya langsung membuat saya jatuh miskin! Oh No!) Kami melewati meja paling depan, lalu berjalan langsung ke dalam. Ternyata, restoran Jepang di hotel mewah yang satu ini terdiri dari 3 ruangan. Ruangan pertama, untuk specialties makanan yang ala carte. Ruangan kedua, terdiri dari meja-meja yang di tengahnya ada stove-nya. Ini untuk jenis makanan Shabu-Shabu atau yakimono. Beliau melenggang dengan santainya menuju ruangan ketiga. Surprise! Saya pun digiring menuju tepanyaki! Seorang waiter langsung mendatangi kami dan berkata,
“ Kalau disini ada minimum charge-nya pak… 1,8 juta.”
What???!!! Kepala saya langsung nyut-nyutan. Makan apaan minimum charge ampe hampir 2 juta?? Padahal kami loh cuma berdua.
Eh… tapi si ekspat malah nyantai mempersilahkan saya duduk. Saya jadi heran, ini orang cuek aja maksudnya emang dia udah tau atau pura-pura gak tau, saya gak ngerti. Lagian, sebodo amat. Orang dia yang traktir!
“Douzo…! Douzo!” katanya.
Seorang waiter yang lain membawakan buku menu yang tidak kami sentuh sama sekali. Si ekspat langsung order menu, menawari saya minuman, bir atau wine yang saya jawab dengan:
“Juuzu o onegaishimasu…”1) dan beliau langsung mingkem. Hahahaha…

Yang keluar pertama kali adalah salad sayuran dan jus pesanan saya. beliau sendiri minum bir kaya minum es teh saja, glegek-glegek kaya orang 2 hari gak minum air. Sementara saya menikmati salad, koki memanaskan tepan dan mempersiapkan bahan. Pertama yang dia masak adalah kentang, konyaku2), labu kuning, bawang Bombay dan tofu yang cuma di grilled saja. Belum juga saya menghabiskan ronde pertama saya, si koki sudah menyiapkan ikan salmon, sebagian di grilled (lagi-lagi minimalis hampir tanpa bumbu sama sekali) dan direbus hanya dengan shoyu3). Selanjutnya adalah udang. Udang sebesar itu, cuma dikupas sedikit kulitnya dan dibelek diatas tepan. Dagingnya yang putih itu mekar sangat cantik dan aromanya semerbak. Wiiiihh… jago banget ini mas kokinya!


*)Koki Teppanyaki
source: google image

Selanjutnya, si koki pun memulai atraksinya dengan ‘binatang’ selanjutnya yaitu lobster. Lobster segede lengan saya ini cuma dibelah jadi dua bagian dan saya lihat kaki-kakinya masih bergerak di atas tepan. Lobster yang masih setengah hidup itu di panggang di atas tepan, di kasi mentega dikit, lalu hap! Dalam sekejap daging lobster yang putih itu terlepas dari cangkangnya! Plok..plok..plok..!!!

Dari sini, perut saya sudah mulai kenyang. But show must go on. Rugi banget kalo yang begini ini missed, kan? Hehehe… cheapshit saya mulai kambuh. Dan yang selanjutnya terhidang adalah Gyuniku atau kategori daging sapi, bagian sirloin dan tenderloin yang masing-masing diiris kubus dan dilumuri semacam bumbu, lalu di grilled. Sebagian lagi, lagi-lagi direbus dalam shoyu di dalam cawan yang terbuat dari aluminium foil. Sampai sini, perut saya sudah berontak tak mau diisi lagi saking penuhnya. Saya pun mencicip sedikit, karena hidangan selanjutnya telah menanti, yakni sauted vegetable. Saya, yang notabene cenderung vegetarian, ya hap hap hap saja. Suapan ketiga, saya lemes lagi dan memelas ke mas kokinya,
“ini makanan kok gak abis-abis ya chef? Masih banyak lagi kah?” kokinya senyum dan menjawab singkat, kalau orang yang makannya banyak, suka makan di tepanyaki. Hahahaha…
Meski jawabannya gak nyambung, but then ternyata hidangan terakhir yang disajikan adalah nasi goreng. Waduh! Dilemma eh dilemma! Gak dimakan sayang, kalau dimakan perut sudah kenyang. Sumpah aromanya benar-benar menggugah selera. Saya paksa untuk makan 3 suap, bener-bener enak! Oishii desuyo…!

Masih belum puas, mas koki (kedengerannya kok kaya nama ikan yah?) menawari kami dessert berupa es krim bakar. Saya lihat, mas koki membawa 2 buah pisang dan 2 skop es krim. Saya kira sih mau dibikin semacam banana spilt gitu. Eh ternyata pisangnya di grilled di atas tepan, ditaburi cinnamon powder sedikit, lalu disekelilingnya diperciki minyak dan whisky, yang kemuadian dibakar. Istilah kerennya, di flambé. Api pun berkobar-kobar seperti penari striptease di atas tepan selama beberapa saat. Benar-benar hidangan penutup yang keren!

Seolah masih ada additional surprise, si ekspat pun meminta bill. And you know guys, tagihan yang tertera di bonnya, 3,5 jeti! Alamak!!! Ini beneran makan malam paling mahal dan paling keren buat saya! Saking tercengangnya sampai saya lupa ambil gambarnya!

Note:
  1.  Juice please!
  2.  Makanan olahan yang berasal dari sari umbi talas
  3.  Kecap asin Jepang

  • Share:

You Might Also Like

1 komentar

  1. eeeemmmm... enaknya...
    mau dong dikenalin ma tuh ekspat, mbak. biar ditraktir juga.. xixixixi...

    ReplyDelete