tag:blogger.com,1999:blog-30532063341163034342024-03-13T14:45:27.574+08:00Anna’s JournalAnnahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.comBlogger183125tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-42832492758129054382021-10-09T11:20:00.072+08:002021-10-09T11:50:14.562+08:00 Enak dan gak enaknya tinggal di Australia<p style="text-align: justify;"><br /></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Jadi, selama 9 bulan belakangan ini, saya pindah tinggal di Australia menyusul suami yang sudah duluan setahun tinggal di sini. Ini adalah kunjungan pertama saya ke Australia, dan langsung menetap. Banyak hal yang saya pelajari sebelum saya pindah, mulai dari mencari informasi mengenai daerah yang akan kami tinggali, iklim dan cuacanya, perkumpulan orang Indonesia yang tinggal di sana, hingga dimana saja lokasi toko Asia (yang terakhir ini sama pentingnya, loh!). </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Kami tinggal di daerah perkampungan orang Italia di Sydney, nama daerahnya Leichhardt. Suami pertama kali menyewa kamar Airbnb-nya di daerah ini, dan betah tinggal hingga setahun. Saat pertama kalinya saya datang, saya suka daerah ini. Tidak terlalu ramai, agak laid back karena banyak senior citizen alias orang-orang tua, tidak jauh dari pusat kota, dan yang terpenting, daerahnya agak datar. Ini penting, karena mostly kontur tanah di Sydney naik turun, beberapa daerah bahkan lumayan curam. Salah seorang teman yang tinggal di Pennant Hill, misalnya, pernah mengatakan pada saya bahwa perjalannya dari kontrakan ke bus stop sudah seperti hiking saking curamnya kemiringan tanah di sana, and she hated it so much karena di Jakarta dia kemana-mana kan naik motor atau mobil, jarang jalan kaki. Sekalinya jalan kaki di Sydney jalannya macam hiking. Pegel!</span></div><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 18.399999618530273px; text-align: justify;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: times;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 18.399999618530273px;"><span lang="EN-US"></span></p><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3Sm3atDksrIoSGaVoQsJCxXQA9bL5mrY4WvAjxLin6cOla5YDfG8A-tGD4A0qI4ulDgY0hUkIT12S9_RpMBpmDZ5Qtbugsz6u9e2bjU5-zaZq_B2cpG_v9LbEMD8q0OT3ER71HumMKAw/s2016/IMG_2755.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2016" data-original-width="1512" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3Sm3atDksrIoSGaVoQsJCxXQA9bL5mrY4WvAjxLin6cOla5YDfG8A-tGD4A0qI4ulDgY0hUkIT12S9_RpMBpmDZ5Qtbugsz6u9e2bjU5-zaZq_B2cpG_v9LbEMD8q0OT3ER71HumMKAw/w300-h400/IMG_2755.JPG" width="300" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; font-size: x-small;"><br /></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-family: times; font-size: x-small;">*Jalanan di daerah saya tinggal saat musim gugur</span></div><span style="font-family: times; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div></span><p></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 18.399999618530273px; text-align: justify;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: times;"> </span></span></p><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">9 Bulan memang waktu yang terbilang sangat singkat untuk menyimpulkan pengalaman secara umum tinggal di sini, namun saya rasa, tidak ada salahnya saya berbagi pengalaman enak dan tidak enaknya tinggal di Australia versi saya selama waktu yang singkat ini. Tentu saja akan ada update nantinya setelah saya tinggal beberapa tahun lagi. Doakan saya betah di sini ya, teman-teman!</span></div><span lang="EN-US"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"> </span></div></span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Enaknya:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div><div style="text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="font-family: times; text-indent: -18pt;">1. Bisa jalan kaki dengan aman.</span></div><div style="text-align: justify; text-indent: 0px;"><span style="font-family: times; text-indent: -18pt;"><br /></span></div><span lang="EN-US"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Saya sangat suka jalan kaki. Saat jalan-jalan ke luar negeri, jalan kaki sambil melihat sekeliling adalah pengalaman yang sangat saya nikmati. Trotoar khusus pejalan kaki hampir tidak pernah ada lubang, rata, dan jika ingin menyeberang jalanpun ada rambu jalan yang berfungsi. Norak ya? Memang hal basic tapi bagi saya ini sangat penting. Di tempat tinggal saya di Bali, trotoar yang benar-benar berfungsi sesuai dengan fungsinya sangat jarang, dan hampir tidak ada safety dalam hal menyeberang jalan. Kebanyakan orang menyeberang jalan sembarangan dengan hand sign. </span></div></span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div><span lang="EN-US"><div style="text-align: justify;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: times;">2. </span></span><span style="font-family: times; text-indent: -18pt;">Fasilitas umum yang memadai.</span></div></span></div><div style="text-align: left;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: times;">Hal basic dan bagi saya sangat penting lainnya adalah, ada taman /area hijau hampir di setiap pojokan blok perumahan! Taman ini digunakan sebagai area piknik, tempat bermain anak-anak, area bermain anjing, dan area jogging. Meskipun fasilitas umum, tapi taman selalu terjaga kebersihannya dan tanaman yang ada di dalamnya selalu terpangkas dengan rapi. Biasanya ada keran air minum untuk pengunjung, juga disediakan keran untuk minum anjing. Fasilitas umum lainnya seperti public library juga mudah dijumpai. Cara daftar membernya sangat mudah dan yang terpenting semuanya gratis!</span></span></div><div style="text-align: left;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: times;"><br /></span></span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: times;">3. </span></span><span style="font-family: times; text-indent: -18pt;">Tidak ada anjing liar.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-indent: -18pt;"><br /></span></div><span lang="EN-US"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Bagi saya ini amat sangat penting! Di Bali, banyak sekali anjing liar baik di jalanan atau di gang perumahan hingga di restoran pinggir pantai. Di sini, memelihara anjing ada regulasinya dan setiap hewan peliharaan harus terdaftar dan tervaksin lengkap. Saya takut anjing apalagi yang suka menggonggong tanpa alasan jelas. Di sini hampir tidak ada anjing menggonggongi manusia, kecuali saat ada anjing bertemu dengan sesama anjing.</span></div></span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: times;"><br /></span></span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: times;">4. </span></span><span style="font-family: times; text-indent: -18pt;">Udaranya bersih dan tidak ada sampah berserakan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-indent: -18pt;"><br /></span></div><span lang="EN-US"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Di sini, hampir tidak ada kendaraan yang suka ‘kentut’ atau berasap apalagi berasap hitam seperti yang setiap hari saya temui saat di Indonesia. Kelayakan jalan setiap kendaraan betul-betul diregulasi di sini, bahkan beberapa bus memasang stiker zero emission yang artinya lebih ramah lingkungan. Oh ya, armada bus yang dipakai public transport di sini kebanyakan jenis Mercedes! Hasilnya, meski saya tinggal di kota, namun kualitas udara di sini sangat baik. Oh ya, tidak ada lagi bapack-bapack yang merokok sambil naik motor dan abunya terbang kemana-mana. Hore!</span></div></span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div><span lang="EN-US"><div style="text-align: justify;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: times;">5. </span></span><span style="font-family: times; text-indent: -18pt;">Jaminan kesehatan yang sangat baik.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-indent: -18pt;"><br /></span></div></span></div><div style="text-align: left;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: times;">Karena status saya adalah permanent resident, maka saya mendapatkan fasilitas kesehatan bernama Medicare. Medicare ini semacam BPJS kalau di Indonesia. Bedanya, BPJS kan ada iurannya jadi harus bayar, sedangkan Medicare gratis. Beberapa orang dikenakan Medicare levy charge, namun kalangan ini adalah bagi yang berpenghasilan lebih dari $200,000 atau sekitar 2 miliar rupiah per tahun untuk keluarga dengan 1 anak. Nah, bagi yang penghasilannya di bawah itu, Medicare gratis tis! Kalau kartunya mau expired pun, kita tidak perlu repot-repot melakukan apa-apa karena Medicare card yang baru akan dikirim ke alamat kita sebelum kartu yang ada betul-betul expired. </span></span></div><div style="text-align: left;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: times;"><br /></span></span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: times;">6. </span></span><span style="font-family: times; text-indent: -18pt;">Jaminan sosial dan Pendidikan bagi anak-anak.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-indent: -18pt;"><br /></span></div><span lang="EN-US"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Australia menurut saya adalah negara yang ramah anak dan anak-anak betul-betul diperhatikan dengan baik. Ada jaminan sosial untuk anak yang disebut family tax benefit untuk orangtua yang berpenghasilan rendah. Penghasilan rendah di sini batasnya adalah jika kedua orang tua berpenghasilan kurang dari 800 juta per tahun ($80,000). Iya, hampir 1 milyar per tahun di sini dianggap kurang mampu! </span></div></span><span lang="EN-US"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"> </span></div></span><span lang="EN-US"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Selain itu, sekolah negeri di sini hampir gratis sampai tingkat secondary atau setara SMA. Saya bilang hampir gratis karena sebetulnya masih ada iuran tahunan tapi jumlahnya sangat kecil jika dibandingkan dengan sekolah Ayumi anak saya saat di Bali sekalipun. Percayalah, saya hanya bayar $150 atau 1,5 juta rupiah saja untuk tuition setahun! Kualitas dan fasilitas di sini jauh lebih baik daripada rata-rata sekolah Ayumi di Bali.</span></div></span><span lang="EN-US"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"> </span></div></span><span lang="EN-US"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Setiap tahun, pemerintah memberikan voucher sejumlah $300 atau sekitar 3 juta rupiah untuk anak-anak usia sekolah tanpa syarat. Voucher ini bisa digunakan untuk kegiatan kreatif semacam membeli peralatan art, atau kegiatan fisik seperti les renang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Selain Pendidikan dasar yang hampir gratis, kuliah di sini bagi warga lokal atau PR juga sangat murah. Sebagai perbandingan, teman saya yang kuliah jurusan administrasi bisnis membayar sekitar 200 juta per tahun, sedangkan warga lokal atau permanent resident membayar 30 juta saja. Itupun masih ada student loan atau pinjaman Pendidikan bagi yang ingin melanjutkan Pendidikan namun terbentur biaya. Super!</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: times; text-align: justify;">Sebetulnya, selain kuliah di universitas, ada banyak sekali program sertifikasi atau short course gratis dan sangat mudah diakses. Saya sendiri ikut program sertifikasi gratis ini. Detail apa dan bagaimana-nya, akan saya ulas di artikel berikutnya, ya!</span></div></div><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="font-size: medium; line-height: 18.399999618530273px; text-align: justify;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: times;"> </span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 18.399999618530273px;"><span lang="EN-US"></span></p><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhksMTdHyB49MsT0LPsYtJkuwnR4dgxnpVKchaoJpNy10FfXlVTpkluYt3g8IZyABMDV3DA3WLqSRt5QsvJQfFSLdPWYG_iBxh9g6EUXml0vLFnq-Jnt88wZx8NuE5Oczo2oIpipekLJzI/s2048/IMG_1657.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhksMTdHyB49MsT0LPsYtJkuwnR4dgxnpVKchaoJpNy10FfXlVTpkluYt3g8IZyABMDV3DA3WLqSRt5QsvJQfFSLdPWYG_iBxh9g6EUXml0vLFnq-Jnt88wZx8NuE5Oczo2oIpipekLJzI/w400-h300/IMG_1657.jpg" width="400" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: justify;"><br /></div><span style="font-family: times;"><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;">*Ayumi dengan background Opera house, dari dalam Ferry menuju Taronga Zoo</span></div></span><p></p><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-indent: -18pt;">7. Bunga KPR sangat rendah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-indent: -18pt;"><br /></span></div><span style="font-family: times;"><div style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Percaya tidak, bunga pinjaman KPR atau pinjaman beli property di sini mulai dari 1,59%!! Bunga sebetulnya bervariasi antar bank, namun rata-rata sekitar 2,5% saja untuk beberapa tahun pertama lalu naik sekitar 3-3,5% untuk tahun berikutnya. Bandingkan dengan bunga KPR di Indonesia yang starting from 8% untuk beberapa tahun pertama dan naik menjadi 10-12% untuk </span>tahun<span lang="EN-US"> berikutnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="EN-US"><br /></span></div></span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: times;">8. </span></span><span style="font-family: times; text-indent: -18pt;">Menjadi orang tua di Australia itu anti pusing-pusing club alias enak!</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-indent: -18pt;"><br /></span></div><span lang="EN-US"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Ini salah satu teman kerja saya yang student dan casually nanya-nanya mengenai kehidupan baru saya di sini. Setelah tahu bahwa sekolah anak saya, kursus saya, dan Medicare kami gratis, dia berseloroh, “Wah, enak sekali ya jadi orang tua di sini. Cuma mikirin biaya hidup doang. Anak mah sudah dijamin pemerintah. Anti pusing-pusing club!”.</span></div></span><span style="font-family: times;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Awalnya, saya hanya menganggap statement ini hanya candaan, hingga saya akhirnya menyadari kalau yang teman saya katakana itu ada benarnya. Di Indonesia dulu, saya harus membuat banyak pos-pos pengeluaran, mulai sekolah anak, asuransi kesehatan, biaya ijin tinggal suami tiap tahun, dan biaya kebutuhan sehari-hari. Selama di sini, setidaknya saya tidak perlu bayar asuransi atau bayar mahal jika harus ke dokter, dan biaya sekolah anak yang dulunya sangat besar, sekarang menjadi sangat kecil nilainya. Lalu status saya yang mendapatkan permanent resident hanya dalam waktu 4 bulan, sangat melegakan jika dibandingkan dengan saat suami tinggal di Indonesia dan ijin tinggalnya harus diurus setahun sekali. </div></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: times;">9. </span></span><span style="font-family: times; text-indent: -18pt;">Gaji besar</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-indent: -18pt;"><br /></span></div><span lang="EN-US"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Fun fact: Australia memiliki gaji casual per jam tertinggi di dunia! Tahun ini, kalau tidak salah gaji rata-rata adalah sekitar $20 atau sekitar 200ribu per jam. Saya sangat happy saat pertama gajian, saking ga percayanya. Bagaimana tidak, dalam sehari saya digaji 2 juta rupiah. Meanwhile di lingkungan saya tinggal di Bali, gaji UMK di Denpasar saat itu hanya sekitar 3 jutaan. Saya tidak heran mengapa banyak sekali imigran yang menggunakan segala cara untuk bisa masuk dan bekerja di Australia. Gajinya benar-benar membuat orang khilaf!</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Nah, yang enak-enak sudah saya jabarkan, sekarang gentian gak enaknya tinggal di sini:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div></span></div><div style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: times; text-indent: -18pt;">1.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: times; text-indent: -18pt;">Biaya hidup mahal.</span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div><span style="font-family: times; text-align: justify;">Sadly, memang benar demikian. Hidup di sini tidaklah murah. Biaya hidup untuk keluarga dengan 1 anak seperti kami sekitar $5,000-6,000 atau sekitar 50-60 juta per bulan. Biaya hidup tentu saja sangat berdeda untuk tiap keluarga, namun jika dibandingkan dengan biaya hidup di Indonesia, bedanya sangat jauh.<br /></span><span style="font-family: times; text-align: justify;">Pengeluaran paling besar adalah untuk sewa rumah. Tergantung lokasi dan keadaan property, 1 bedroom apartemen di pinggiran kota seperti Leichhardt ini harganya sekitar $550-600 per minggu. Iya, sewa di sini hitungannya mingguan dan pembayaran biasanya dilakukan 2 minggu sekali (fortnightly). Jika dikalkulasi, maka untuk sewa rumah saja perlu biaya $2,383 atau sekitar 24 juta per bulannya.</span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: times; text-align: justify;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-indent: -18pt;">2. Mal-nya gak niat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-indent: -18pt;"><br /></span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: times; text-align: left;"><div style="text-align: justify;">Sebetulnya saya bukanlah anak mal dan bukan seorang shopaholic. Hanya saja, kadang-kadang saya suka jalan-jalan tanpa tujuan di dalam mal. Jika anda membayangkan mal di sini seperti di Jakarta atau Surabaya, maka buanglah jauh-jauh harapan tersebut karena mal di sini menurut saya nggak niat. Mal di sini kecil, hanya 2-3 lantai dan tutup jam 5 sore. Yup, anda tidak salah baca, mal di sini tutup jam 5 sore. Saat easter, natal dan tahun baru bahkan mal juga ikutan libur. Secara kalau di Indonesia kan jam 5 itu jam-jam ramai pengunjung, apalagi hari libur seperti natal dan tahun baru! Namun inilah Australia, yang menjunjung tinggi nilai keseimbangan antara bekerja dan kehidupan pribadi. Istilah kerennya, work-life balance. Kalau dipikir-pikir, keren juga ya? Para pekerja Mal pun berhak untuk libur saat public holiday, dan menghabiskan waktu bersama keluarga saat sore. Hal ini tentu saja tetap tidak berlaku bagi hotel staff ya, kan hotel buka 24/7.</div></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-align: left;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-align: left; text-indent: -18pt;">3. Semua dipajakin dan pajaknya tinggi.</span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div><span style="font-family: times; text-align: left;"><div style="text-align: justify;">Kalau di Indonesia, pedagang di pasar, petani, toko kecil, dan tukang sudah biasa tidak bayar pajak penghasilan, bukan? Nah, di sini semua-muanya itu ada itungan pajaknya! Karena system pajak yang ketat inilah, pemerintah mendapatkan dana untuk membayar segala fasilitas untuk warganya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div></span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: times; text-align: left; text-indent: -18pt;">4. Masuknya susah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-align: left;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-align: left;">Salah seorang teman traveler yang ditolak visa Australianya mengatakan bahwa sepanjang karir jalan-jalannya keluar negeri, Australia adalah salah satu negara yang paling pelit memberikan visa. Padahal teman saya ini memiliki ratusan juta di rekeningnya, punya history jalan-jalan ke Amerika dan Eropa, dan bekerja di perusahaan besar multi nasional.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-align: left;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-align: left;">Pelitnya pemerintah dalam memberikan visa ini bisa dimaklumi mengingat banyaknya turis dari negara berkembang (termasuk Indonesia) yang akhirnya menjadi pekerja illegal di Australia. Kasihan juga ya, gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga. Satu dari sekian orang yang melanggar aturan, namun imbasnya satu negara dipertanyakan legitimasinya. </span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: times; text-align: left;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-align: left; text-indent: -18pt;">5. Makan di luar sangat mahal.</span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div><span style="font-family: times; text-align: left;"><div style="text-align: justify;">Jika anda tipe-tipe orang yang dikit-dikit gofood, dikit-dikit makan di luar pas di Indonesia, bisa dipastikan anda akan merana di sini karena harga dining out atau makan di luar sangat mahal. Di Indonesia jika ingin makan murah di luar, ada banyak alternatif pilihan lain selain resto, misalnya kedai atau warung. Di sini tidak ada warung, harga 1 main course rata-rata sekitar $20 atau 200 ribuan. Lucunya, di sini gerai fastfood macam Mcdonald dan KFC adalah makanan murah (seporsi big mac meal di sini sekitar $15). Sedangkan di Indonesia, Macdonald atau KFC kan masih bisa dibilang wah!</div></span><span style="font-family: times; text-align: left;"><div style="text-align: justify;">Meski makan di luar mahal, namun saya akui porsinya jumbo. Seringkali kami tak bisa menghabiskan makanan yang kami pesan dan berakhir dibungkus bawa pulang. </div></span><span style="font-family: times; text-align: left;"><div style="text-align: justify;">Skill memasak sangat penting untuk survive di Australia. Dengan memasak sendiri di rumah, bisa lumayan menekan budget makan di luar.</div></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-align: left;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-align: left; text-indent: -18pt;">6. Susah kontrak rumah</span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div><span style="font-family: times; text-align: left;"><div style="text-align: justify;">Terbiasa di Indonesia kalau mau sewa rumah alurnya adalah cari rumah – inspeksi- cocok-bayar. Namun di sini berbeda. Kontrak rumah harus dilakukan melalui perantara yang disebut estate agent dan sudah seperti melamar kerja. Alurnya kira-kira sbb: calon penyewa melihat iklan property, inspeksi dan tertarik dengan property tersebut. Lalu penyewa harus membuat aplikasi sewa, melampirkan bukti finansial, bukti pekerjaan tetap, KTP, SIM dan paspor, bukti pembayaran kontrakan 3 bulan terakhir di landlord sebelumnya, mengisi banyak form, dan melampirkan rekomendasi dari landlord sebelumnya. Setelah aplikasi masuk, pihak agent akan meneruskannya ke pemilik property, dan jika disetujui, agent baru bisa membuatkan akad sewa. Oh ya, semua orang yang akan tinggal harus membat aplikasi masing-masing ya. Jika punya hewan peliharaan, maka harus membuat aplikasi juga untuk hewan peliharaan tyersebut. Beuhhh, ribet!</div></span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div><span style="font-family: times; text-align: left;"><div style="text-align: justify;">Padahal setelah disetujui, penyewa harus membayar uang bond atau deposit yang nominalnya 4 minggu uang sewa, plus uang sewa 2 minggu pertama. Jika harga sewanya 550 per minggu, maka untuk bisa masuk uang yang disetor adalah 3,300 atau sekitar 33 jutaan. Ini belum termasuk nantinya bayar listrik, air, dan gas loh. Mumet!</div></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-align: left;"><br /></span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Detail mengenai pengalaman sewa rumah ini akan saya ceritakan nanti saja ya di lain waktu.</span><span style="font-family: times;"> </span></div><span style="font-family: times; text-align: left;"><div style="text-align: justify;">Oh ya, mengapa tidak beli rumah saja? Oh dear, harga rumah di sini sudah amat sangat mahal. Semahal apa? 1 Bedroom apartement yang kami tinggali ini harganya 10 Milyar rupiah atau sekitar 1 juta dolar. </div></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-align: left;"><br /></span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Tau dari mana? Ada unit sebelah yang dilelang beberapa bulan lalu dan kami ikut menonton saat proses Auction berlangsung. Impian kami membeli property di sini sepertinya masih jauh.</span></div><span style="font-family: times; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><br /></div></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-align: left;">Ngomong-ngomong, kalau di kampung saya di Nganjuk jawa Timur, uang 10 M sudah bisa beli sawah berapa hektar ya? </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-align: left;"><br /></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times; text-indent: -18pt;">7. Semua harus dikerjakan sendiri, tidak ada pembantu.</span></div><span style="font-family: times; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><br /></div></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Bagi kebanyakan orang, ini bencana. Banyak student dari Indonesia yang berasal dari keluarga mampu dan biasa memiliki asisten rumah tangga di tanah air merasa kewalahan saat pertama kali menyesuaikan diri di tahun-tahun pertama tinggal di sini. Tenaga manusia sangat mahal dan dihargai dalam satuan per jam di sini. Hampir tidak ada pembantu tinggal dalam seperti di Indonesia kecuali orang yang kaya raya. Ada cleaner yang datang hanya jika dipanggil. Baby sitter juga sama saja, hampir tidak ada baby sitter yang tinggal dalam. Hampir semua orang tua yang bekerja di sini menitipkan anaknya di tempat penitipan anak atau childcare, jika tidak memiliki keluarga yang bisa dimintai tolong menjaga anaknya. </span></div><span lang="EN-US"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;"> </span></div></span><span lang="EN-US"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Jadi bagaimana, masihkah tertarik untuk tinggal di Australia?</span></div></span></div><style class="WebKit-mso-list-quirks-style">
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Yu Mincho";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
p.MsoListParagraph, li.MsoListParagraph, div.MsoListParagraph
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
mso-add-space:auto;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Yu Mincho";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
p.MsoListParagraphCxSpFirst, li.MsoListParagraphCxSpFirst, div.MsoListParagraphCxSpFirst
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
mso-add-space:auto;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Yu Mincho";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
p.MsoListParagraphCxSpMiddle, li.MsoListParagraphCxSpMiddle, div.MsoListParagraphCxSpMiddle
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
mso-add-space:auto;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Yu Mincho";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
p.MsoListParagraphCxSpLast, li.MsoListParagraphCxSpLast, div.MsoListParagraphCxSpLast
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
mso-add-space:auto;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Yu Mincho";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Yu Mincho";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
@page WordSection1
{size:595.0pt 842.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:35.4pt;
mso-footer-margin:35.4pt;
mso-paper-source:0;}
div.WordSection1
{page:WordSection1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:403572030;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1969259992 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579;}
@list l0:level1
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l0:level2
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l0:level3
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;}
@list l0:level4
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l0:level5
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l0:level6
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;}
@list l0:level7
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l0:level8
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l0:level9
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;}
@list l1
{mso-list-id:1737825559;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1657273608 83423938 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579;}
@list l1:level1
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:54.0pt;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1:level2
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:90.0pt;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1:level3
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
margin-left:126.0pt;
text-indent:-9.0pt;}
@list l1:level4
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:162.0pt;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1:level5
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:198.0pt;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1:level6
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
margin-left:234.0pt;
text-indent:-9.0pt;}
@list l1:level7
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:270.0pt;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1:level8
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:306.0pt;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1:level9
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
margin-left:342.0pt;
text-indent:-9.0pt;}
-->
</style>Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-84962055765478627072021-02-11T10:56:00.004+08:002021-02-11T10:56:51.813+08:00Masuk Australia saat pandemi (Part 2-Visitor visa 600)<p><span style="font-family: "Times New Roman", serif; text-align: justify;">Jika kemarin saya sudah posting mengenai apa itu travel exemption dan bagaimana cara apply-nya, postingan kali ini saya akan membahas bagaimana saya apply visitor visa. Visitor visa atau visa kunjungan ini digunakan untuk berwisata, mengunjungi keluarga atau belajar kursus jangka pendek (3 bulan). Visitor visa sendiri terdiri dari 2 macam, yaitu tourist stream dan family stream. Nah, sebaiknya pilih yang mana? </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Jawabannya adalah disesuaikan dengan kondisi masing-masing applicant. Family stream visa ini pada umumnya diperuntukkan bagi applicant yang memiliki keluarga di Australia. Meskipun ini applicable buat saya, tapi saya tidak memilih family stream ini. Kenapa?<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Visa jenis ini single entry dan ada NFS atau ‘no further stay’ clause yang biasanya mengiringi jika ambil visa opsi ini. No further stay artinya jika visa habis selagi kita masih di Australia, mau tidak mau kita harus keluar dari Australia, tidak bisa mengajukan visa baru selama di Australia. Opsi ini tidak memungkinkan untuk situasi saya, karena masa pandemic ini saya tidak ingin keluar bmasuk negara. Lagipula juga sedang mempersiapkan partner visa sebelum visitor visa saya habis masa berlakunya. Mengenai partner visa ini akan say aulas nanti setelah saya apply ya?<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Ada bond yang harus di bayar. Bond sendiri adalah semacam uang jaminan yang dibayarkan kepada pemerintah untuk menjamin applicant untuk bisa masuk ke Australia. Besarnya bond ini ditentukan oleh officer yang meng-access aplikasi pemohon. Berdasarkan informasi yang saya kumpulakan, bond berkisar 50-150 juta per orang. Nah, lumayan juga duit segitu dititipkan untuk bayar bond. Bond ini nantinya akan dikembalikan kepada penjamin setelah applicant keluar dari Australia.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Setelah tahu harus memilih opsi stream yang mana, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan dokumen yang diperlukan. Dokumen yang berbahasa Indonesia, saya sertakan juga terjemahannya. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">ID, seperti KTP, SIM, KK, dan akta lahir.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Surat nikah (jika sudah menikah)<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">- Bank statement 3 bulan terakhir. Saya screenshot dari website octo click CIMB Niaga, jadi bukan statement yang dikeluarkan bank offline.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US">-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Statement limit credit card<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US">-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Sertifikat kepemilikan property atau surat kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB) jika ada.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US">-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Saya lampirkan pula statement deposito dan reksa dana.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="font-size: medium; line-height: 24px; margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Poin no 3 ini intinya untuk membuktikan bawa applicant memiliki dana yang cukup untuk biaya hidup selama di Australia dan memiliki ikatan dengan negara asal.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Invitation letter dari suami (selaku sponsor di Australia). Karena suami saya menyatakan akan membiayai seluruh kebutuhan saya selama di Australia, suami juga melampirkan passport, ID, SIM, dan bank statement. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Berikut ini contoh invitation letter yang lampirkan.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">17 November 2020<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Visa Office<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Australian Embassy<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Jakarta, Indonesia<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Dear Sir/Madam,<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Re: Application for Australian Visitor Visa for my wife<o:p></o:p></span></b></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">I, xxx and would like to ask for consideration of a Visitor Visa for my wife;<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Name: xxx<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Date of Birth: xxx<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Indonesian Passport: xxx<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Address: xxx<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Telephone: +628xxx<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">I am an Australian citizen and working at xxx in Sydney. I hope she will be able to come before xxx to celebrate our xxx wedding anniversary. She will be coming together with our 5 years old daughter, who will be attending kindergarten at xxx Public School, NSW 20xx from 3 February 20201.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Name: xxx<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Date of Birth: xxx<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Australian Passport: xxx<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></b></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">They will stay with me at: xxx, NSW 20xx <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">I will provide my wife with all living expenses</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">and </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">I guarantee that she </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">will obey Australian law and regulations.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">I have enclosed following documents<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Copy of my Passport, Photo Card NSW and Driver </span><span lang="EN-AU" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Licence NSW</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Letter of acceptance from Leichhardt Public School (for our daughter)<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Thank you for your kind attention and if you require further information, please contact me on +61xxx<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Yours faithfully,<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Signature<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Sponsor’s name<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Email xxx<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Cover letter aplikasi visa. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Contoh cover letter yang saya pakai:<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">17 November 2020<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">To: Visa Section<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Australian Embassy<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Jakarta – Indonesia<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Re: Application for VISITOR VISA for Australia<o:p></o:p></span></b></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Dear Sir / Madam,<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">I, the undersigned;<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> Full Name <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> Indonesian Passport No. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> Date of Birth <span style="color: #c0504d;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">I am an Indonesian, applying for a visitor visa to Australia as I intend to travel to Sydney together with my daughter, </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">xxx</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">(Passport No. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">xxx</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">) in early December 2020 to be with my husband, </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">xxx</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">(Australian Passport No.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">xxx</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">) as the family.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Ayumi will be 5 years old on </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">xxx</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> and she has already been registered for her kindergarten at </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">xxx </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Public School, NSW 20</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">xx</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">, which will commence from 3rd February 2021.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Beside the main checklists, I have enclosed additional documents as following;<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><ul style="margin-bottom: 0cm; margin-top: 0cm;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l4 level1 lfo4; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Invitation Letter from Hiroshi<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l4 level1 lfo4; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">My husband</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">’s documents (passport, driving licence, photo ID</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">, and bank statement</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">)<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l4 level1 lfo4; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Ayumi’s documents (Passport, school letter of acceptance)<o:p></o:p></span></li></ul><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">By signing this letter, I declare that all the information provided is true and in my responsibility. I do hope you will find that everything is in order and may I request you to grant a necessary entry visa for me, please?<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> Thank you for your kind consideration.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; margin-right: 24pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Yours faithfully,<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; margin-right: 24pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; margin-right: 24pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Your name xxx<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; margin-right: 24pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="background-color: #d9d9d9; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p> </o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; margin-right: 24pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Email: </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">xxx<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">HP: +62 8</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">xxx<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Setelah semua dokumen lengkap, langkah selanjutnya adalah membuat immi account dan apply visanya di link berikut: <a href="https://immi.homeaffairs.gov.au/visas/getting-a-visa/visa-listing/visitor-600/tourist-stream-overseas">https://immi.homeaffairs.gov.au/visas/getting-a-visa/visa-listing/visitor-600/tourist-stream-overseas</a>.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Selanjutnya isi form yang disediakan, lalu upload semua dokumen yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tidak harus langsung submit, kalau terpaksa terinterupt, bisa klik opsi save, untuk dilanjutkan kemudian. Jadi kita tidak perlu mengisi form lagi dari awal.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Isi form, done. Upload document, done. Berikutnya adalah melakukan pembayaran. Biayanya adalah AUD 145 atau sekitar 1,5 juta rupiah. Setelah pembayaran selesai, maka selamat! Visa applicationnya sudah berhasil disubmit. Anda akan mendapatkan receipt dan TRN. TRN inilah yang nantinya digunakan untuk apply travel exemption supaya visa touristnya segera diproses.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Setelah menunggu kurang lebih 5 hari (including weekend), saya menerima grant notice via email yang menyatakan bahwa visa saya granted! Jangan lupa print out attachmentnya untuk dibawa saat check in. Sebetulnya visa ini sifatnya elektronik dan tidak perlu di print, pada saat melewati imigrasi saya sengaja menyodorkan lembaran grant notice tapi ditolak petugas. Tidak perlu, katanya. Meanwhile saat check in di Bandara Soekarno- Hatta Jakarta, petugas check in meminta print out visa grant. Saran saya pribadi, sebaiknya disiapkan saja print outnya, siapa tahu diperlukan. Oh ya, ini grant notice yang saya terima:<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7-qxTR4N_JHBC6o8yEjGzYU5QU6fudYWXCGcn8qzXPOKyc_fF9VJFpXr_NxtN__b3wVqhBR0rTRbH1IlMJUFM8i83Ldc8gpgbauCf6Nb01hoBMBfKMrozjmQfl4bJIpD1wwS_3KZFDRw/s1334/IMG_3988-2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1334" data-original-width="750" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7-qxTR4N_JHBC6o8yEjGzYU5QU6fudYWXCGcn8qzXPOKyc_fF9VJFpXr_NxtN__b3wVqhBR0rTRbH1IlMJUFM8i83Ldc8gpgbauCf6Nb01hoBMBfKMrozjmQfl4bJIpD1wwS_3KZFDRw/w360-h640/IMG_3988-2.jpg" width="360" /></a></div><br /><p></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Bagaimana? Sudah tidak bingung lagi kan apply visitor visa? Jika masih bingung atau ada yang perlu ditanyakan, jangan sungkan comment di bawah ya!<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraph" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><style class="WebKit-mso-list-quirks-style">
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:IN;
mso-fareast-language:EN-US;}
a:link, span.MsoHyperlink
{mso-style-priority:99;
color:#0563C1;
mso-themecolor:hyperlink;
text-decoration:underline;
text-underline:single;}
a:visited, span.MsoHyperlinkFollowed
{mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
color:#954F72;
mso-themecolor:followedhyperlink;
text-decoration:underline;
text-underline:single;}
p.MsoListParagraph, li.MsoListParagraph, div.MsoListParagraph
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
mso-add-space:auto;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:IN;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraphCxSpFirst, li.MsoListParagraphCxSpFirst, div.MsoListParagraphCxSpFirst
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
mso-add-space:auto;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:IN;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraphCxSpMiddle, li.MsoListParagraphCxSpMiddle, div.MsoListParagraphCxSpMiddle
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
mso-add-space:auto;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:IN;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraphCxSpLast, li.MsoListParagraphCxSpLast, div.MsoListParagraphCxSpLast
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
mso-add-space:auto;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:IN;
mso-fareast-language:EN-US;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
@page WordSection1
{size:595.0pt 842.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:35.4pt;
mso-footer-margin:35.4pt;
mso-paper-source:0;}
div.WordSection1
{page:WordSection1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:267659437;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-460029782 1583879244 134807555 134807557 134807553 134807555 134807557 134807553 134807555 134807557;}
@list l0:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:-;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:54.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;}
@list l0:level2
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:90.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l0:level3
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:126.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;}
@list l0:level4
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:162.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l0:level5
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:198.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l0:level6
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:234.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;}
@list l0:level7
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:270.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l0:level8
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:306.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l0:level9
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:342.0pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;}
@list l1
{mso-list-id:278224035;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:2119488918 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579;}
@list l1:level1
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1:level2
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1:level3
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;}
@list l1:level4
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1:level5
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1:level6
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;}
@list l1:level7
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1:level8
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1:level9
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;}
@list l2
{mso-list-id:1094477858;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1690419292 134807553 134807555 134807557 134807553 134807555 134807557 134807553 134807555 134807557;}
@list l2:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l2:level2
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l2:level3
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;}
@list l2:level4
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l2:level5
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l2:level6
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;}
@list l2:level7
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l2:level8
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";}
@list l2:level9
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;}
@list l3
{mso-list-id:1121916118;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-331816218 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579;}
@list l3:level1
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l3:level2
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l3:level3
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;}
@list l3:level4
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l3:level5
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l3:level6
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;}
@list l3:level7
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l3:level8
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l3:level9
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;}
@list l4
{mso-list-id:1895433119;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1277616284 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;}
@list l4:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l4:level2
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l4:level3
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;}
@list l4:level4
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l4:level5
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l4:level6
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;}
@list l4:level7
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l4:level8
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:"Courier New";
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l4:level9
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Wingdings;}
-->
</style>Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-87898902365437063642021-02-10T17:04:00.003+08:002021-02-10T17:09:43.161+08:00Masuk Australia saat pandemi (Part 1- travel exemption)<p style="text-align: justify;"> </p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Jadi, sejak pertengahan Desember tahun lalu, saya pindah ke Australia. Rencana saya menyusul suami yang sudah lebih dulu di Australia sejak 2019 sempat tertunda dengan adanya Corona. Saat pandemi, banyak negara memutuskan untuk melakukan penutupan wilayah. Australia adalah salah satunya, bahkan menjadi salah satu negara dengan aturan keimigrasian paling ketat. Sebelum pandemi saja Australia sudah terkenal sulit memberikan visa, apalagi sejak pandemi, regulasinya terasa berkali-kali lipat lebih sulit. </span><span face="-webkit-standard"></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Jadi, apakah masih bisa masuk ke Australia saat pandemi begini? Ada beberapa golongan yang diperbolehkan masuk. Golongan ini yaitu:<o:p></o:p></span></p><ul style="margin-bottom: 0cm;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><a href="https://covid19.homeaffairs.gov.au/australian-citizen-or-permanent-resident"><span style="color: black; text-decoration: none;">an Australian citizen</span></a><o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><a href="https://covid19.homeaffairs.gov.au/australian-citizen-or-permanent-resident"><span style="color: black; text-decoration: none;">a permanent resident of Australia</span></a><o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="background-color: yellow; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "Times New Roman", serif;"><a href="https://covid19.homeaffairs.gov.au/immediate-family-australian-citizen-or-permanent-resident"><span style="color: black; text-decoration: none;">an immediate family member of an Australian citizen or permanent resident</span></a>*</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><a href="https://covid19.homeaffairs.gov.au/australian-citizen-or-permanent-resident"><span style="color: black; text-decoration: none;">a New Zealand citizen usually resident in Australia</span></a> and their immediate family members<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">a person who has been in New Zealand for 14 days or more immediately prior to arrival by air in Australia<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">a diplomat accredited to Australia, including their immediate family members (each member of the family unit must hold a valid subclass 995 visa)<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><a href="https://covid19.homeaffairs.gov.au/transiting-australia"><span style="color: black; text-decoration: none;">a person transiting Australia for 72 hours or less</span></a><o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><a href="https://covid19.homeaffairs.gov.au/air-industry"><span style="color: black; text-decoration: none;">airline crew</span></a>, <a href="https://covid19.homeaffairs.gov.au/cruise-ships-and-maritime"><span style="color: black; text-decoration: none;">maritime crew including marine pilots</span></a><o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">a person recruited under the Government approved Seasonal Worker Program or Pacific Labour Scheme<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">a person who holds a Business Innovation and Investment (subclass 188) visa.<o:p></o:p></span></li></ul><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Khusus untuk point yang saya highlight kuning, kurang lebih maksudnya adalah kelua</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">rga inti dari warga negara Australia atau permanent resident, bisa masuk ke Australia. Keluarga inti di sini maksudnya adalah pasangan baik menikah atau tidak menikah (de facto), dan anak kandung. Sampai saat tulisan ini ditulis, orang tua belum termasuk kategori immediate family member, jadi untuk orang tua belum bisa masuk ke Australia.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Karena suami saya memiliki kewarganegaraan Australia, maka saya bisa masuk dengan mengajukan exemption terlebih dahulu. Pengajuan exemption ini sejatinya hanyalah sebagai pembuktian bahwa applicant adalah pasangan dari warga negara Australia dan memenuhi 4 aspek:<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-GB;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">aspek finansial<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-GB;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">lingkungan rumah tangga<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-GB;">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">aspek sosial dalam hubungan<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-GB;">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">komitmen bersama.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Oh ya, untuk mengajukan exemption ini, applicant sudah harus memiliki visa.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Nah, kalau belum punya visa bagaimana? Di website homeaffair, aplikasi visa kunjungan saat ini bisa memakan waktu sangat lama, yaitu sekitar 6 bulan. Padahal sebelum pandemi, paling lama hanya memakan waktu hingga 2 minggu. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Saat saya mengajukan exemption, saya juga belum memiliki visa. Hal pertama yang saya lakukan adalah apply visa kunjungannnya terlebih dahulu. Untuk detail mengenai visa kunjungan ini, saya akan share di postingan selanjutnya. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Setelah apply visa kunjungan, saya mendapatkan TRN (transaction reference number). Nah, pada saat apply exemption, akan ada kolom untuk memasukkan grant number bagi yang sudah memiliki visa, atau TRN bagi yang visanya sedang diproses. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Pertanyaan selanjutnya, bagaimana langkah untuk exemption application ini?<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><b><u>Langkah pertama: siapkan dokumen yang diperlukan.</u></b></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Dokumen yang dilampirkan semuanya harus berbahasa Inggris. Jika ada yang berbahasa selain Bahasa Inggris, maka harus diterjemahkan terlebih dahulu. Dokumennya apa saja?<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-GB;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Scan copy semua yang berhubungan dengan identitas, mulai KTP, KK, akta lahir, SIM, dan passport. Milik applicant dan milik suami/istri Warga negara Australia/ permanent resident. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-GB;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Jika menikah, maka sertakan scan copy buku nikah. Jika mendaftarkan pernikahan di negara selain Indonesia, maka sertakan pula bukti pendaftarannya. Jika memiliki anak, sertakan pula akta lahir dan passport anak.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-GB;">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Selanjutnya, siapkan exemption cover letter. Isinya kurang lebih menjelaskan timeframe hubungan saya dan suami. Selanjutnya, saya juga menyertakan alasan mengapa saya perlu masuk Australia. </span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Berikut ini cover letter yang saya buat:<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Dear Officer,<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">My name is… (Passport number: …) and<b> </b>have been married for … years with the Australian citizen …. (Passport number: …) Between us, we have a daughter … (Passport number …) who is with me here in ...<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">My daughter already has been registered for her kindergarten at … and will be starting from 3<sup>rd</sup> February 2021. My daughter and I seek to be in Sydney at least a month prior to the commencing date (ideally at the beginning of December 2020) and I am making this application for a visitor visa to enter Australia.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Relationship timeframe: <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">We first met (in person) on …<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">First started dating in ...<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">First started living together on …<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Became engaged on the …<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Married overseas (in Indonesia) on …<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Daughter was born in Indonesia on …<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">I am in a good health and intend to follow all instruction of Australian authorities upon arrival.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">The reason I need to go to Australia: ...<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Mengumpulkan semua bukti-bukti hubungan yang memenuhi 4 aspek hubungan. Bisa berupa foto- foto bersama, tiket pesawat, cap dalam paspor, tranfer dana antar akun, dan lain-lain. Saya sendiri menyertakan foto-foto mulai dari awal kami bertemu, pacaran, menikah, punya anak dan perkembangannya dari tahun ke tahun. Foto yang saya upload selalu saya lengkapi dengan tanggalnya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><b><u>Langkah ke dua: apply exemption. </u></b><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Untuk apply, silahkan kunjungi link berikut: <a href="https://covid19.homeaffairs.gov.au/travel-restrictions#toc-2">https://covid19.homeaffairs.gov.au/travel-restrictions#toc-2</a>. Scroll ke bawah dan klik “apply for travel exemption” yang ada dalam kotak. Selanjutnya, halaman baru akan terbuka dan anda akan diminta untuk membuat akun baru. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Lakukan seperti petunjuk, seperti mendaftarkan email, membuat password dan lain-lain. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Setelah berhasil membuat akun, login dengan email address dan password yang telah anda buat tadi.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Selanjutnya, tinggal jawab pertanyaan di kolom yang telah disediakan, jangan lupa masukan TRN atau grant number di kolom yang telah ditentukan.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Selanjutnya, upload persyaratan yang telah anda siapkan tadi.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Double check, pastikan semua lampiran telah terlampir dan semua ejaan nama dan nomor passport sudah betul. Lalu klik submit. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l2 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">7.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Lama pemrosesan standart adalah sekitar 1 minggu, namun beberapa kasus kompleks yang memerlukan investigasi lebih lanjut bisa saja memerlukan waktu pemrosesan lebih lama.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Setelah apply exemption, 5 hari kemudian saya mendapatkan email bahwa visitor visa saya granted. Dan dua hari setelahnya, travel exemption saya juga disetujui. Berikut ini isi travel exemption yang saya dapatkan. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="font-size: medium; line-height: 24px; text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEij0K0MgStxBisJxPV5M7xqEf1bUYek4oXg-A8JvR26Z2DH4a3_6IdFMqFIWbk_xhtG6166edrBhU3VD01Q3toL-jgJ5qpsFJzazKp4K3xsmYw6N3lZvgoJ1uiqnVHNxj3vopRQi9deif8/s1960/Outcome+of+travel+Exemption.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1204" data-original-width="1960" height="394" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEij0K0MgStxBisJxPV5M7xqEf1bUYek4oXg-A8JvR26Z2DH4a3_6IdFMqFIWbk_xhtG6166edrBhU3VD01Q3toL-jgJ5qpsFJzazKp4K3xsmYw6N3lZvgoJ1uiqnVHNxj3vopRQi9deif8/w640-h394/Outcome+of+travel+Exemption.jpg" width="640" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Exemption notification ini saya print out dan saya bawa ke bandara untuk ditunjukkan ke petugas saat check in. </span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Oh ya, saya mendapatkan exemption ini dalam sekali coba. Bagaimana jika ditolak? jangan sedih, banyak kok yang ditolak beberapa kali namun akhirnya diterima. Poinnya adalah applicant bisa membuktikan bahwa memang memiliki hubungan baik itu menikah atau de facto dengan Australian citizen atau permanent resident. Bagi yang ditolak, review kembali bukti-bukti yang pernah dilampirkan, dan tambahkan kembali bukti yang baru jika ada. Kemukakan kembali alasan urgent mengapa harus masuk ke Australia. Good luck!</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: times;">Ada pertanyaan lain? Masih bingung? boleh banget kok nanya-nanya, silahkan komen di bawah ya! </span> </div><br /><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span><p></p><style class="WebKit-mso-list-quirks-style">
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:IN;
mso-fareast-language:EN-US;}
a:link, span.MsoHyperlink
{mso-style-priority:99;
color:blue;
text-decoration:underline;
text-underline:single;}
a:visited, span.MsoHyperlinkFollowed
{mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
color:#954F72;
mso-themecolor:followedhyperlink;
text-decoration:underline;
text-underline:single;}
p.MsoListParagraph, li.MsoListParagraph, div.MsoListParagraph
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
mso-add-space:auto;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:IN;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraphCxSpFirst, li.MsoListParagraphCxSpFirst, div.MsoListParagraphCxSpFirst
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
mso-add-space:auto;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:IN;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraphCxSpMiddle, li.MsoListParagraphCxSpMiddle, div.MsoListParagraphCxSpMiddle
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
mso-add-space:auto;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:IN;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraphCxSpLast, li.MsoListParagraphCxSpLast, div.MsoListParagraphCxSpLast
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
mso-add-space:auto;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:IN;
mso-fareast-language:EN-US;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
@page WordSection1
{size:595.0pt 842.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:35.4pt;
mso-footer-margin:35.4pt;
mso-paper-source:0;}
div.WordSection1
{page:WordSection1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:204605406;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1197985134 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579;}
@list l0:level1
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l0:level2
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l0:level3
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;}
@list l0:level4
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l0:level5
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l0:level6
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;}
@list l0:level7
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l0:level8
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l0:level9
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;}
@list l1
{mso-list-id:238516042;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1525992340 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579;}
@list l1:level1
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1:level2
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1:level3
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;}
@list l1:level4
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1:level5
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1:level6
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;}
@list l1:level7
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1:level8
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l1:level9
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;}
@list l2
{mso-list-id:465200939;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1942822078 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579 134807567 134807577 134807579;}
@list l2:level1
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l2:level2
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l2:level3
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;}
@list l2:level4
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l2:level5
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l2:level6
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;}
@list l2:level7
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l2:level8
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l2:level9
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;}
@list l3
{mso-list-id:1988044369;
mso-list-template-ids:1862028558;}
@list l3:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l3:level2
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:72.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:"Courier New";
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l3:level3
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:108.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Wingdings;}
@list l3:level4
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:144.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Wingdings;}
@list l3:level5
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:180.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Wingdings;}
@list l3:level6
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:216.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Wingdings;}
@list l3:level7
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:252.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Wingdings;}
@list l3:level8
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:288.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Wingdings;}
@list l3:level9
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:324.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Wingdings;}
-->
</style>Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-92006438688363958532020-08-07T14:57:00.002+08:002020-08-07T14:57:24.187+08:00I Gave Up to Be White<div style="text-align: justify;"><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">*To read this article in Bahasa Indonesia, click <a href="https://www.annaswan.com/2020/06/tobat-menjadi-putih.html" target="_blank">here</a>.</span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">I have dark skin tone since I was kid, as far as I remembered. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">No, n</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">ot because I play</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">ed</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">outside most of the time like other normal kids, I was told that my skin is already dark since I was born. My mother has fair skin, while my father has dark brown skin. Really can tell that my dark skin is a 'gift' from my father's genes.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">I was OK with my appearance with my dark skin. I play with friends and neighbor around the house, and we used to go to school together. But at some point, my skin color has become a nightmare that has haunted my life for years since one of my friends start mocking me 'you are black as coal'. Since then, other friends started to insult me and called me ‘black’. They made fun of me. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Having bright skin was a beauty standart, whilst being dark is considered not beautiful.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Gradually, my confidence </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">started to </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">disappear, I felt embarrassed and I began to hate my skin color.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">I was feeling envy to my friends who have fair skin. They looked great in whatever dress color they are wearing. To my opinion, they look good because they have a bright 'background'. Meanwhile, I don't have much choices, I usually wear dark or black clothing as often as possible to create an illusion so that my skin looks one tone brighter. I thought it was acceptable to dress this way, but I was wrong. My friends </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">still</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">made a joke by saying that I was 'invisible' because I was looking completely black. I was so upset. I became very closed and tried to avoid them because I was scared that they </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">would mock me and</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">compare our skin color</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">,</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">again. I honestly really hate that!<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Secretly, I began to pay attention to skin whitening advertisements, which appeared very often on TV. I didn’t mind to be starving at school because</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">I</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">kept my pocket money to buy whitening soap and whitening cream. I was in junior high school at that time, and my pocket money was only 500 rupiah. Meanwhile the price of the cheapest whitening soap was </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">like, </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">10 thousand at the time. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">So that was quite a lot for me </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">but kept </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">going</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">and ended up buying whitening product, hoping that my friends will stop </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">insulting me </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">when my skin got brighter.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">I couldn’t believe I put so much hope on whitening products back then.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHqhWYV1Tba7Wp_pi2HH_S2bQ1qOsABsX90mS1OUsiXNcTXQWIaMz0PFam4S4cgYiARTF5YrypKa0N8d-b28qII6AISiHIj1a9A-F1IQEUZEdQtSDXtIR70L4v50qEU-EbRFzAloLNEZM/s320/noah-buscher-hDlIX2hq5u8-unsplash.jpg" imageanchor="1" style="display: block; padding: 1em 0px;"><img border="0" data-original-height="213" data-original-width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHqhWYV1Tba7Wp_pi2HH_S2bQ1qOsABsX90mS1OUsiXNcTXQWIaMz0PFam4S4cgYiARTF5YrypKa0N8d-b28qII6AISiHIj1a9A-F1IQEUZEdQtSDXtIR70L4v50qEU-EbRFzAloLNEZM/s0/noah-buscher-hDlIX2hq5u8-unsplash.jpg" /></a>Photo is just an illustration. Photo credit: unsplash</div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">I was really naive that I thought the whitening cream and soap would work for me. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Later I found </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">out, </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">advert is </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">advert and they used bright skin model for the advert</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">to make people believe that their product results would be like the one showed by the model.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">The whitening soap didn’t work for me at all, not even one tone brighter. But I did not give up. If this one is not working, then try another product. I saved more money, buying more expensive whitening products and still, nothing worked. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br />Insecurity because </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">of my </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">skin color still haunt</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">ed</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">my life until I graduate</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">d</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">from high school and </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">start </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">work</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">ing</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Whenever I went, people seemed noticing my dark skin and considered me ugly. Some strangers even gave me free advice to get a whitening cream. Oh, please! When I gathered up with other ladies, they told me to pay better attention to myself so I didn’t look like I came from poor village and looked like I didn’t look after myself properly. I get kicked out from gathering selfie photo. I get compared and people lectured me how to be fashionable. I got rejected from work because they said I was not attractive enough, again because of my dark skin. I was applying job as a cashier at that time and I didn’t quite understand why they need everyone to be attractive for all roles. For them, what considered attractive is when you got height like 160-s while I was only 157, and have fair skin. There’s a saying ‘be yourself’. To me, that was nonsense that time. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Until one day I met a man who sincerely said he liked </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">my </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">skin</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">tone </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">because it looked healthy. This man won my heart and </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">later on </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">bec</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">o</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">me</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">s</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">my husband.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">At first I</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">thought he was just want to</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">cheer me up and comfort</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">me</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">as he knew I was feeling insecure and being negative for long</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">I did </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">t</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">ell</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">h</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">im</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">a lot</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">about my insecrurity</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">, including bullies and insults that I </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">have been receiving </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> since I was</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">kid</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">. He seriously said that I should be proud because my skin color </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">is </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">considered exotic and beautiful in the western country where he grew up.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">I didn’t take his words seriously as I grew up with being pretty means you have bright skin tone, and if you have dark ones, then you are dismissed.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">In 2010, I work</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">ed</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">in a hotel in Bali and started </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">to </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">meet many people from other parts of the </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">globe</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Some of them are </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">white, very white, </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">slightly</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">pink, pink and freckled, </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">yellow, slightly brown, slightly</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">dark, very dark to </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">pitch</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">dark</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Then I relaized that the white skin in real is not as ideal as it was advertised. They got sunburnt very easily and some white people applied a lot of sun block in sunny Bali. I saw many white people tried hard to get tanned and yes, they do look better and healthy with slightly got tan color. I also met many dark skin people are actually looking beautiful in colorful beach wear. They didn’t wear makeup nor wearing super high stiletto to make them looks taller. What I saw was, they look pretty because they are being comfortable with what they are. Just they way they are. Now this phrase didn’t feel that non sense anymore to me.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">I s</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">aw many varieties of</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">people like that every day, plus there</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">was no one </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">in Bali compar</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">ing</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">skin colors</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">like my other friends in Java used to do. Gradually </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">my confidence improves and I learn</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">t</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">to love my skin color</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">. I started to be happy to be myself and not thinking that I was ugly, no, not anymore.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Even though I have begun to accept my skin color, I still </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">happy </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">that </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">my husband has </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> skin </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">color I always dreamed of.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">He is Japanese and yellow, but he described himself as banana, yellow outside but white inside, as he was raised and spent most of his life in England.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">I</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">used to tease</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">that I </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">envy</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">his skin color, and he always replies that he will be very happy if he has my skin color so he looks </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">more healthy and </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">macho. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">For that, during his stay in Bali, he often volunteered himself sweeping the street and rode a </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">motorbike without wearing jacket</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">. So eventually he got tan on some exposed parts only, like arms, legs and his face</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">. H</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">e was quite disappointed that his 5 years worth of tan is gradually fade away as he moved to Sydney 6 months ago.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Since </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">I got married</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">, I decided to </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">give up trying to be</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">'white'. With </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">so</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">much better financial condition compared to when I was in junior high, </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">and also the technology of whitening stuffs nowadays, </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">I </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">am</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">no longer interested in buying and trying</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">one</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">. Maybe because the </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">place I live now don’t care about my color,</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">and </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">of course, my husband’s </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">support who always assured me that my skin </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">is</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">beautiful</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">S</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">o I bec</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">o</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">me confident </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">to</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">appear</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">just the way I am</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">I guess I</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">was not </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> the only dark-skinned person who feels insecure and feels the need </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">of</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">us</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">ing</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">whitening products to 'equalize' the color so that </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">we don’t be seen </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">different</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">. I found out </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">that many people around me are competing to be </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">as </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">white</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">as possible </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">to the level that I consider unreasonable. The 'white' description that I've been </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">dreaming of all </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">this time is</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Asian yellow tone. B</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">ut </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">now </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">people around me are actually injecting </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">serum or vitamin c to make their skin so </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">white to very </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">very</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">whit</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">e and they look so unreal.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">A</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">n old friend of mine who worked on a cruise ship for years</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">came back to Bali and was really surprised with this phenomenon</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">S</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">he was shocked because </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">most of Balinese girls are now so white! <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">There's nothing wrong with dark skin, it's not wrong to also try to look beautiful by being white. What's wrong is </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">to compare and judging people based on their skin tone</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">. I</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">t reminds me of </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">#blacklivesmatters</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">demonstration</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">Maybe</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">not that extreme, but</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">this skin color issue is real, and it happened to me</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;">. Let alone in the international world whose skin color can be very contrast between black and white. Even in my own neighborhood, because of my skin color, I am considered a</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif;">lower class and they thought I deserved to get mocked around.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p></div> Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-22224574424637759292020-08-04T12:07:00.008+08:002020-08-04T12:14:26.643+08:00Hilarious Kliwon<p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;"><br />Bukan, saya bukannya mau cerita tentang seremnya malam jum'at kliwon. Bukan pula mau ramal-meramal ala primbon. Kliwon memang salah satu nama hari dalam kalender Jawa kuno, seperti pahing, wage, legi, dan pon. Di kampung saya, kliwon identik dengan nama hewan peliharaan yang imut-imut seperti kucing atau kelinci, yang kebetulan brojol di hari kliwon. Tapi, Kliwon yang mau saya ceritakan ini adalah nama panggilan (kesayangan) salah satu rekan dari FB team, yang silly-nya naudzubillah paling suka ngelawak. Kenapa dipanggil kliwon, saya juga kurang tahu sejarahnya dan asal muasalnya dari mana. Yang saya tahu, nama aslinya Kartika. Iya, ini mah nama cewek kalau di Jawa, tapi di Bali umum jadi nama laki-laki juga. Atau mungkin gara-gara namanya yang mirip nama cewek itulah makanya dia dibully, entahlah!<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Saya sendiri sebenarnya kurang begitu mengenal Kliwon karena kami bekerja di section yang berbeda (saya di Front office dan dia di Food and Beverage service). Tapi beberapa rekan saya di FO (termasuk anak-anak training) kelihatannya dekat sekali</span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">dengan Kartika alias Kliwon ini</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">,</span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">karena saya lihat, mereka</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">semangat sekali mem-bully si Kliwon. </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">Bukan bully dalam artian perundungan yang jahat, namun lebih ke bercanda atau iseng yang tidak menyakiti atau harmful. </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Caranya sih, dengan nelpon-nelpon iseng, nyomblang-nyomblangin dia ke anak-anak training lain, sampai malakin dia </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">untuk bekrja sama ngembat </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">breakfast. Oooppss!<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">Teman-teman banyak yang bilang kalau Kliwon ini orangnya konyol sekali. Saya yang mulanya cuek dan mendengarkan sambil lalu kurang begitu peduli dengan Kliwon, hingga salah satu </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">anak training saya, Trishna, cerita</span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">tentang betapa ajaibnya si Kliwon ini. Dua hari saya sakit dan absen kerja, Thrisna sampai rajin kirim pesan di whatsapp menanyakan kapan saya akan kembali bekerja, karena ia sudah tak sabar ingin bercerita tentang Kliwon.</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">Jadi ceritanya, Trishna membantu Ami menghandle tamu yang akan check in. </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Tamunya orang lokal, </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">ibu-ibu paruh baya </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">dari Jakarta. Kebetulan</span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">pada saat itu</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">, kamar be</span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">l</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">um siap karena tamu yang sebelumnya baru saja check out. Sedangkan saat itu memang occupancy sedang tinggi </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">sehingga memang tidak ada kamar lain yang kosong. Si Ibu mulai ngomel-ngomel karena kamar belum siap padahal ia datang di jam check in yang sudah dijanjikan. </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Ami</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;"></span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">pun berinisiatif menawari tamunya minum, </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">berharap marahnya sedikit mereda.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"Ibu, sambil menunggu kamarnya dibersihkan, barangkali mau minum dulu?" Ini Ami nawarin tamunya minum.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Si Ibu manyun sih, tapi </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">akhirnya</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">mengangguk juga.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"Mau teh atau kopi?" </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">t</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">awarnya lagi.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"Punya teh apa?"<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"Ada Jasmine, Darjeeling, green tea, Camomile, English break.."<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"Jasmine aja deh." Si Tamu ini memotong Ami yang sedang sibuk ha</span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">f</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">alan nama-nama teh.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Si Ami tersedak. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Ami lalu meminta Thrisna untuk order teh. Kebetulan yang jaga di restoran saat itu si Kliwon. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"Kliwon, tolong satu jasmine tea ya buat ibu yang di lobby itu." si Trishna order.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Si Kliwon menoleh sebentar ke arah Trishna, ke arah tamu, lalu mengangguk.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Lima belas menit kemudian...<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Si Trishna merasa ada sesuatu yang tidak beres. Si Ibu-ibu itu kok ngeliatin ke Ami terus, ya? Dan ngomonglah si Trishna ke Ami..<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"Mbak Ami, itu kok ibu-ibu itu ngeliatin terus ke mbak Ami, ya?"<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"Perasaan tadi sudah aku bilangin deh kamarnya jadi setengah jam lagi."<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"Tehnya sudah?" </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">t</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">anya Ami lagi.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Trishna mengangguk. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"Sudah. Tadi order sama Kliwon."<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Si Ami merasa sepertinya ada yang tidak beres. Mungkin si Ibu ini perlu sesuatu, tapi tak mau bilang. Dan Amipun beinisiatif menghampiri ibu tersebut. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"Maaf, Ibu. Saya baru saja cek ke housekeeping, dan kamarnya masih on progress. Perkiraan sekitar 15 menit lagi."<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Si Ibu mengangguk, dan si Ami tak sengaja melihat ke arah meja si Ibu. Ada cup sih, tapi... isinya tea bag! Iya, tea bagnya gitu aja gak pake air!!!<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Dan si Ami langsung nyembur ke Kliwon,<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"Kliwooonnnn!!!! Diseduh won, diseduh. Kok dikasih tehnya aja?"<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Si Ibu nyengir asem ke arah Ami. Dan Ami nyengir malu. Maluuuuu...!!!!<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Dan saya ngakak sejadi-jadinya. Untung, untung.. banget waktu itu yang in charge Ami dan bukan saya. Hahahahaha.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;"><br />Cerita selanjutnya, ada tamu yang salah pencet nomor extension. Si tamu sih niatnya telpon housekeeping meminta supaya handuknya diganti, tapi malah pencet extension room service dimana saat itu yang jaga si Kliwon. Ya namanya tamu dong, mana dia tahu kalau room service itu artinya memesan makanan yang diantar ke kamar, bukan minta pelayanan housekeeping untuk 'menservis kamar'. </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">Meski tamu salah pencet, tapi kami di departemen apapun wajib handle request lalu kontak departemen yang terkait untuk dilakukan follow up. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">Tak lama</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">, si tamu nelpon ke reception dan komplain</span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"</span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">Hi</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">, I was calling earlier asking room service to get me 2 bath towel,, but he came to me and get me </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">6</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">butter."<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Nah, lo?! Bath towel, Kliwonnn... bukan butter!!!<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Yang bikin saya ngakak sampai kram, saat mendengar cerite terakhir si Thrisna yang masih antusias cerita sambil nangis-nangis menahan tawa.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Jadi suatu hari, si Kliwon ini sedang berada di lantai lima, mengantar pesanan room service. Ketika akan masuk lift, dilihatlah DVD player milik hotel di dekat lift itu. - Jadi DVD player kalau di hotel kami sistemnya dipinjamkan ke tamu jika mereka request. Kadang-kadang, ada saja tamu yang main tarok DVD player di depan pintu jika selesai dipakai -- Nah, karena si Kliwon ini staff yang baik, niatnya sih dia kasih tahu sama anak FO supaya DVD yang tergeletak sembarangan itu segera diamankan. Jadilah dia kontak anak FO lewat HT.<br />"FO monitor..!"<br />Kebetulan si Trishna ini sedang ada di lokasi, dan langsung nyautin panggilan si Kliwon.<br />"FO masuk..!"<br />" Ada DVD di lantai lima ini FO." Katanya si Kliwon.<br />"Ada di kamar berapa DVDnya?" Si Trishna </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">menyahut.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"Ada di.. mmmm... depan staff only!" </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">kata si Kliwon.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Si Trishna langsung bengong. Staff only? Apaan sih?<br />"Staff only sebelah elevator." Tambahnya lagi.<br />Alamakkkk!!!! Langsung saja Kliwon dibully orang-orang pembawa HT di seantero hotel</span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">yang kebetulan mendengar percakapan ini</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">. Trishna ketawa sampai sakit perut, dan saya yang kebagian diceritani juga sampai kram perut!!!<br /><br />P.S: Yang dimaksud sama Kliwon itu adalah pantry housekeeping di dekat elevator </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;"> yang biasanya dipakai sebagai gudang penyimpanan troli dan alat-kebersihan milik housekeeping. D</span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">an memang sih di pintunya ada tulisan "Staff only", maksudnya supaya tamu gak salah masuk. Berikut penampakan dari staff only tersebut:<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;"><br /></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilkK7x2k0oop0fjxQOgpNyoUJQ0qOVQUTCj-DogY5CMU8-4HztvU3wG252TTzsZV3MNJYX6eKfab4A7a-CkFxyK5vhOyzJhr52PMRO-GMBWLwJW_0wh8nlPJbkoKuzG8ia3pqWLDnp2Gc/s640/Picture+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilkK7x2k0oop0fjxQOgpNyoUJQ0qOVQUTCj-DogY5CMU8-4HztvU3wG252TTzsZV3MNJYX6eKfab4A7a-CkFxyK5vhOyzJhr52PMRO-GMBWLwJW_0wh8nlPJbkoKuzG8ia3pqWLDnp2Gc/s0/Picture+1.jpg" /></a></div><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;"> ......</span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">I am not going to talk about scary urban legend story like ‘Malam Jum’at Kliwon’ that was very popular amongs Indonesian. This is also not a life prediction or fortune telling as Javanese are believing in ‘primbon’. Yes, Kliwon is indeed one of the names of days in the ancient Javanese calendar, such as Pahing, Wage, Legi, and Pon. In my village in East Java region, Kliwon is usually used as a pet name like cat or rabbit if they happened to be born on kliwon day. But this time, the Kliwon that I want to talk about is actually a nickname of one of my colleague from F&B team, who is really a silly person, hence making him so funny and attracting other people to make a joke out of him. It is still remained as a mystery on why he was called this way. His real name is Kartika, a girl's name if it is in Java, but in Bali it is quite common that males got this name, too. Or maybe because it sounds like a girl’s name so that’s why he got kind of get bullied. </span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Me, I didn’t really knowing him in person because we worked in a different department (I'm at Front office and he is at Food and Beverage or F&B service). But some of my colleagues at front office (including my trainees), they seem to be very close to Kartika or Kliwon, because I could see that they are very enthusiastic about bullying Kliwon. Not bully in the term of doing a violence of any forms, nor insulting him whatsoever. People are just making a non-harmful joke and no one gets hurt. Kliwon seems to be happy to be called this way, I guess. One day he introduced himself as Kliwon during a formal meeting. Kliwon himself is a cheerful guy, looking very happy and stress free-type. Very kind and cooperative when it comes to helping us ‘stealing’ breakfast from the buffet counter, where he is working. </span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Many friends say that Kliwon is very silly. I was quite ignorant and only listened a little bit when people talk about him. Until one day, one of my trainee, Trishna, told me about how silly Kliwon was. I was on a sick leave for 2 days, and Thrisna insisted to send a message on whatsapp asking when I would return to work, because she couldn’t wait to tell me about Kliwon.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">So the story began when Trishna helped Ami handle the guest who was going to check in. Her name is Hana, local guest, looks middle-aged women, and she came from Jakarta. Unfortunately, the room assigned for her was not ready yet. There was no other vacant room available because hotel was fully booked that day. The guest looked so upset and began to grumbled, then started to complain. Ami tried to explain that the hotel was fully booked, promised her that housekeeping will be doing their best effort to make the room ready for her in 30 minutes. She took her to Sofa then offered her something to drink to calm her down, a bit.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"While waiting for the room, would you like to have some coffee or tea?” Ami offered.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">The guest still frowned but she nodded, eventually.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"Tea, please." She replied.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"We have Jasmine, Darjeeling, green tea, Camomile, English ..."</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"Just jasmine." She cut Ami who was busy memorizing the names of the tea.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Ami choked.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Ami asked Thrisna to order tea for miss Hana. And Kliwon was the waiter in charge in the restaurant at that time. </span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"Kliwon, one jasmine tea for the guest in the lobby, please." Trishna ordered.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Kliwon turned briefly to Trishna, to the guest, then nodded.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Fifteen minutes later ...</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Trishna felt that miss Hana kept staring at Ami for quite sometimes. She was worry that guests may be impatient to wait for her room then told Ami about it.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"Ami, have you told miss Hana how much longer she has to wait for the room? She does look impatient as she kept staring at you."</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"Yes I have told her that her room will be ready in half an hour. So it will be another 15 minutes." Ami explained.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"By the way, have you ordered the tea?" Ami asked again.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Trishna nodded.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"I did. Kliwon took the order."</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Ami went herself and check if the order has been prepared properly. And also she would like to do some guest courtesy.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"Excuse me, Miss Hana. I just have checked the room, and housekeeping reported that it is still in progress and estimated to be done in around 15 minutes time.”</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Miss Hana nodded without saying a thing. Ami accidentally looked at her table. There's a cup, but, only one poor dry tea bag in it! No water, nor teapot with hot water.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Ami apologized for the tea then immediately made a complaint into Kliwon as she reached the reception counter.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"Kliwooonnnn !!!! You should have brewed the tea! No one on the earth can drink tea without water!”</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Ami lost her face to miss Hana. When room was ready, she asked Thrisna to escort her to her room instead. It must be super embarrassing for Ami. And I secretly feel relieve that I am not at Ami’s position at time.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;"> </span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Next story, there was a guest who pressed the wrong extension number button. The guest’s intention was to call housekeeping asking for new fresh towel to be replaced, but guest pressed room service extension instead, where Kliwon was on duty at that time. Being a guest, sometimes they don’t quite understand the terminology of ‘room service’. For us as a hotel staff, room service means guest is ordering foods to be delivered to their room. Meanwhile for those who asked housekeeping to clean up their room, it is often called ‘room makeup’. But who cares? Guest is guest and they do not need to know any of these. For the sake of being professional, it is a mandatory to handle each guest’s inquiry accordingly, or contact relevant department to do a follow up.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Shortly, the guest called reception and complained.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"Hi, I was calling earlier asking room service to get me 2 bath towels, but he came to me and get me 6 butters."</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Oh my! Kliwon misheard 2 bath towel in to 6 butters! I die laughing, my stomach hurts but that is not the end of it. Trishna is about to tell the next story.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">So one day, Kliwon was on the fifth floor, delivering a room service order. When he was about to get back to restaurant by elevator, he saw a neglected DVD player on the floor. In our hotel, DVD is not included in the room. It is available on request. When guest has finished using it, they can return it to Front Office or just leave it and housekeeping or Reception will come and collect. Kliwon intended to inform Front Office to collect the neglected DVD. So he grabbed his handy talky and start contacting FO.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"FO monitor ..!"</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Trishna was on duty that time. As she heard someone called FO, so she immediately responded,<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"FO in ...!"</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"There's a DVD on fifth floor. Please collect immediately." Kliwon said.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"Where is the exact location?" Trishna replied.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"It's in ... mmmm ... in front of staff only!" Kliwon said.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Staff only? What the heck is that?</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">"Staff only next to the elevator." Kliwon added.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">Doesn’t take too long, Kliwon was bullied by HT carriers throughout the hotel who overheard this conversation. Trishna laughed until her tears dripping down, and my stomach got cramped!</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;">P.S: What Kliwon meant by ‘staff only’ is a signage to a door for housekeeping storage near elevator where usually used to keep housekeeping cleaning tools.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif;"> </span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8e6fb3S2I-utVCFnpuf3rmBAl9CNV5DJuZkLM5a4GYBUrzVQX-fkCHxYbS68QtbmBNMctii2ok8T9qeFt621SctjVLrm44PbAFXwCbA3w5Pb7QuUE6nLm5n0fbl013l7IWOL9l70thMc/s640/Picture+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8e6fb3S2I-utVCFnpuf3rmBAl9CNV5DJuZkLM5a4GYBUrzVQX-fkCHxYbS68QtbmBNMctii2ok8T9qeFt621SctjVLrm44PbAFXwCbA3w5Pb7QuUE6nLm5n0fbl013l7IWOL9l70thMc/s0/Picture+1.jpg" /></a></div><p class="MsoNormal" style="font-family: calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br /></p>Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-42871704079006115682020-07-24T20:11:00.000+08:002020-07-24T20:11:01.761+08:00The Book Shaming<p class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"></p><span style="background-color: rgb(255, 255, 255);"><font face="Times"><br><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">“Baca apa nih? Oh novel cinta-cintaan lagi? Kapan pinternya kalau bacaannya novel terus?”</span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">Seorang teman mengomentari buku bacaan saya, lebih dari 10 tahun yang lalu. </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">Saya sempat sedih dengan perkataan teman tersebut dan menjadi rendah diri karenanya. Saya sempat berfikir jangan-jangan otak saya hanya mampu memahami bacaan novel cinta-cintaan yang sedang saya baca ini?</span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">Imbasnya, saya jadi minder berkepanjangan dan malu membaca buku tertentu di tempat yang terlihat orang lain. Saya mulai merasa insecure dan merasa orang-orang memperhatikan apa yang saya baca dan menilai saya berdasarkan buku saya. Tak hanya di ruang publik, saat sedang di toko buku pun, saya merasa insecure. Akibatnya, saya mulai membeli buku-buku ‘berat’ yang popular saat itu dan mulai menimbunnya di rumah. Bukan karena saya menyukai buku tersebut, namun saya membelinya dengan tujuan menciptakan image bahwa saya seorang intelektual karena bacaan saya yang ‘berat’. Padahal kenyataaanya, buku-buku tersebut hanya berfungsi sebagai pajangan semata. Saya sungguh naif saat itu. Saya tidak sadar sikap saya tadi timbul karena saya mendapatkan perlakuan book shaming. </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">Book shaming sendiri adalah suatu istilah yang saya artikan sebagai ‘menyinyiri selera buku bacaan orang lain’. Hal ini biasanya dikarenakan adanya anggapan bahwa buku dari genre tertentu lebih baik dan lebih berbobot dari genre lainnya. </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">Padahal, saya percaya bahwa buku bergenre apapun itu pasti memiliki manfaat bagi pembacanya. Pernah mendengar frasa ‘buku adalah jendela dunia?’. Saya sangat mempercayai itu. Buku bagi saya adalah cerminan isi kepala penulisnya, dan melalui kegiatan membaca buku, wawasan kita akan bertambah. Jadi sebetulnya tak perlu malu dan rendah diri dengan buku yang kita baca, genre apapun itu. </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">Saat sedang berdiskusi mengenai buku dengan seorang teman, ia sempat mengatakan sebuah frasa terkenal, ‘you are what you read’. Saya tidak menyangkal, tapi juga serta merta setuju. Sama dengan you are what you eat, dan you are what you think, kadang-kadang apa yang masuk melalui apa yang kita makan, apa yang kita pikirkan, dan apa yang kita baca akan mempengaruhi pola fikir kita. Bersikaplah terbuka terhadap segala informasi yang kita dapat dari sebuah buku, namun jangan langsung menelannya mentah-mentah. Sama seperti makanan, setiap orang memiliki selera yang berbeda. Yang seharusnya kita lakukan adalah menghormati selera orang lain, dan bukan bersikap nyinyir terhadapnya. </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">Bukan tak mungkin, selera bisa saja berubah seiring dengan berjalannya waktu. Dua belas tahun yang lalu memang saya sedang tergila-gila dengan novel Twilight karangan Stephanie Meyer. Namun sekitar 4 tahun kemudian, saya mulai menyukai buku-buku non fiksi sejak membaca buku The Naked Traveler karya Trinity dan The life changing magic of tidying up karya Marie Kondo. Seorang teman mengenalkan buku-buku finansial seperti Rich Dad, Poor Dad karya Robert Kiyosaki, dan Smart couple finish rich karya David Bach dan sejak saat itu saya amat mencintai buku-buku bertema finansial. </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">Boleh dikatakan, membaca itu hampir sama dengan latihan fisik. Perlu komitmen dan konsistensi dalam melakukannya. Mulai dari buku yang tipis, lalu berangsur-angsur membaca buku yang tebal. Mulai yang isinya ringan, lalu berangsur-angsur membaca buku yang isinya bisa membuat kita berfikir keras. </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">Kesimpulannya, genre apapun baik novel romansa atau filsafat, buku tebal atau tipis, cerita yang ringan atau isi buku yang berat dan berbobot, kita tidak perlu malu dengan selera bacaan kita. Yang kita perlukan hanyalah bersikap terbuka. Lagipula, selera orang berbeda-beda. Hendaknya kita tidak meremehkan dan menjelek-jelekkan bacaan orang lain, karena setiap orang memiliki hak untuk menikmati bacaannya.</span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">Happy reading!</span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> </span><br><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCLGC14VMAgR8IjW4-Q52YbkDPlXFJFhsp4mCidLT-S26dLsc5fRc83H-803-sNo3CQ-UmsPQqrNG0C1vS-m-Hu_Ap__SsH-aKB2-Ktl8Xey0QRAtRIMNEWNw3IoQZuy0XM4GIzvd-MFM/s2048/alex-loup-2zDw14yCYqk-unsplash.jpg" imageanchor="1" style="text-align: center; -webkit-text-size-adjust: 100%; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1365" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCLGC14VMAgR8IjW4-Q52YbkDPlXFJFhsp4mCidLT-S26dLsc5fRc83H-803-sNo3CQ-UmsPQqrNG0C1vS-m-Hu_Ap__SsH-aKB2-Ktl8Xey0QRAtRIMNEWNw3IoQZuy0XM4GIzvd-MFM/s320/alex-loup-2zDw14yCYqk-unsplash.jpg" id="id_6c62_c4e3_dcf2_18b6" style="width: 213px; height: auto;"></a><br><span style="text-align: center; -webkit-text-size-adjust: 100%;">Photo credit: Unsplash</span><br><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">***</span><br><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">"What are you reading? Oh, over-romantic novel again, huh?! You are not getting any smarter if you keep reading those type of novel! "</span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">Someone commented on the book I was reading. This was more than 10 years ago.</span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">I was saddened and feeling so inferior because of her words. I had a thought that my brain may could only understand the love story novel, and nothing better than that.</span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">As a result, I became quite insecure for some time and feeling embarrassed to read certain type of books in public. I began to feel suspicious and had a feeling that people paid attention to what I was reading, then judged me based on my book. Not only in public space, but even when I'm in a bookstore, I still feeling uncomfortable. As a result, I started buying 'heavy' books that were popular that time and started to display them at home. Not because I like the book, but I bought it because I want to have an image that I am an intellectual and smart because my reading is the 'heavy' type. In fact, these books are used no more than as a display or decoration. I know I was really naive back then. I didn't realize that I was getting a book shaming.</span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">Book shaming itself for me is an act of saying something inappropriate or insulting other people’s taste when it comes to a book. This is usually because people thinks that certain book’s genres are better and have more ‘weight’ or knowledge rather than other genres.</span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">I believe that all types of book certainly contained benefits for its readers. In Bahasa Indonesia, there’s a saying that ‘Book is a window of the world’. I really believe in that. The book for me is a reflection of the contents of the author's thought, and by reading books, we received some new information and knowledge. So, no need to be shy and feel inferior about our choice of book, no matter what genre it is.</span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> </span><br><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">While I was in a discussion about a book with my friend, suddenly she mentioned a famous phrase, 'you are what you read'. I did not deny it, but also not immediately agree. Quite the same as, ‘you are what you eat’, and ‘you are what you think’, sometimes those things will affect the way we think. Be open to all information we get from a book, and don't swallow it straight. Just like foods, everyone has different tastes. What we should do is respect other’s taste, and not to be nosy about them. </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">The taste itself can changed over the time. Twelve years ago, I was really in love with the Twilight series, novels by Stephanie Meyer. But about 4 years later, I started to like non-fiction books since I read The Naked Traveler by Trinity and The life changing magic of tidying up by Marie Kondo. A friend introduced financial IQ books such as Rich Dad, Poor Dad by Robert Kiyosaki, and Smart Couple finish rich by David Bach and since then I love book about finance, business and management. Fiction books are no longer interests me. </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">To me, reading is similar to physical exercise. Need commitment and consistency when you doing it. Starting from a thin book, then gradually reading a thick book. Started by reading a simple ‘light’ content, then gradually reading a hard to ‘digest’ type of book. </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">In conclusion, any genres from romance novel to philosophy books, thick or thin books, light stories or difficult to understand content, we don’t need to be ashamed of our reading tastes. All we need is to be open minded. After all, people's tastes are different. We should not humiliating or insulting other people’s choice, because everyone has the right to enjoy reading what they like.</span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> Happy reading!</span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> </span><br><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"> </span></font></span><br><p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US"></span></p><p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"></p><p></p>Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-17189750762930285992020-07-23T14:55:00.000+08:002020-07-23T14:55:38.422+08:00Canteen Story<p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><br />Saya sering sekali ditanya teman-teman dari Jawa yang kebetulan mau main ke Bali, " Gak susah nyari makanan halal kan disana?" . Jawabannya jelas: mudah sekali. Di Bali banyak orang muslim, dan makanan halal mudah sekali didapat. Kalau pagi, pillihannya hampir sama dengan di Jawa. Ada bubur ayam, nasi pecel, hingga nasi campur. Tapi yang paling mudah ditemukan adalah nasi Jinggo (semacam nasi kucing kalau di Jawa) yang bisa dengan mudah ditemui di pinggir-pinggir jalan. Beberapa pedagang nasi Jinggo ada juga yang sekalian jualan nasi kuning. Isi lauknya ada ayam, telur atau ikan. Saya belum pernah ketemu nasi kuning pakai lauk babi.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Kalau siang hari lebih banyak variasinya karena banyak warung Bali dan warung Jawa yang buka. Warung Bali menjual berbagai macam masakan khas Bali seperti nasi campur Bali, aneka lawar, soto babi, ayam betutu dan lain-lain. Bagi yang muslim, warung Bali tentu bukanlah pilihan karena non halah, jadi pilihannya adalah warung Jawa dan Warung Padang. Entah kenapa dinamakan warung Jawa, mungkin karena pedangangnya orang Jawa dan yang dijual adalah masakan rumahan ala dapur Jawa, yang pastinya tidak ada babi. Saat malam, di Bali sama seperti di Jawa dimana banyak sekali orang berjualan nasi goreng, bakso, sate, mi ayam dan sebagainya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Nah, bagaimana ceritanya dengan makanan karyawan di hotel?<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Di hotel, para staff mendapatkan jatah makan sesuai shift yang biasanya disediakan di kantin karyawan. Di hotel tempat saya terakhir bekerja, semua makanan dijamin halal karena katering luar yang bekerja sama dengan hotel adalah katering 'muslim' sehingga mereka memang tidak menyediakan makanan dengan lauk babi. Sewaktu masih kerja di The Grand Beach, karena karyawannya ribuan dan sekitar 60% karyawannya adalah orang hindu yang biasa makan babi, menu babi memang kadang-kadang disajikan meskipun tidak setiap hari, ditempatkan di wadah khusus dengan signage "Babi" di atasnya. Bahkan, ada salah satu staff katering yang ditugaskan untuk menjaga tray khusus tersebut dan mengingatkan orang-orang yang dicurigai ‘'non-hindu' namun masih nekat mau ambil lauk babi. Meski menyediakan babi di hari-hari tertentu, mereka tetap menyediakan lauk non babi bagi yang tidak mengkonsumsi babi.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Lain Bali, lain Surabaya. Kalau di Bali gampang sekali ketemu 'babi', di Surabaya yang mayoritas penduduknya muslim, saya jarang sekali ketemu babi, kecuali di restoran-restoran khusus yang memang menyediakan babi. Di hotel, menu yang sering disajikan di kantin karyawan biasanya ayam, daging sapi, telur dan ikan. Kadang-kadang, kalau 'chef' kantin sedang dalam mood yang bagus (karena beliau cemberut sepanjang hari- atau emang sudah pembawaan seperti itu?) kami bisa dapat udang atau cumi. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Persamaannya, entah mengapa ya, rasanya kok makanan di kantin jarang ada yang enak. Kalau bukan karena menunya monoton, ya rasanya yang gak ngalor gak ngidul (terjemahan bebas; bukan ke utara, bukan pula ke selatan alias gak karu-karuan kata orang Jawa). Di rumah, sayur lodeh buatan Ibu tersayang itu ya sayur lodeh dengan aneka sayur dan pakai kuah santan. Tapi jika di kantin, yang mereka bilang sayur lodeh itu ya aneka sayuran berkuah kuning begitu saja pakai bumbu seadanya tanpa santan. Jadi bagi saya rasanya aneh. Soto ayam kalau di rumah ya rasa soto ayam. Kalau sudah di kantin hotel, penampakan sih soto ayam, tapi rasanya... ya gitu deh!<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Saking tidak enaknya, kami sampai punya julukan untuk makanan tertentu yang kadar kelezatannya diragukan namun sering sekali kami temui di kantin. Berikut ini sebutan-sebutan yang membuat nafsu makan kami seketika buyar hanya dengan mendengar namanya :<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">1. Ayam fitness. Ini julukan buat ayam goreng super garing. Harusnya sih ayam garing itu enak ya? Tapi ayam yang satu ini saking garingnya, dagingnya hanya seuprit membalut tulang. Karena itulah kami menamakan ayam goreng jenis ini dengan nama ayam fitness. Karena kebanyakan fitness alias lari-larian dan kebanyakan latihan makanya ni ayam jadi kurus dan dagingnya alot. Duh!<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">2. Ikan terbang<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Julukan ikan terbang (atau kadang-kadang disebut ikan Indosiar) dianugerahkan kepada sejenis ikan kering yang diiris melintang tipis dan digoreng sampai garing - saya tak tahu ya itu ikan aslinya namanya apa, yang jelas ini ikan rasanya hanya asin saja-. Kalau ada teman yang baru balik dari istirahat makan siang dan mukanya masih kucel, tak usah ditanya lagi "menunya hari ini apa ya?" pasti mereka langsung sewot dan bilang "Ikan terbang!"<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">3. Nasi Kucing<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Bukan nasi kucing yang biasa dijual di warung angkringan pinggir jalan loh ya.. kalau ada yang bilang nasi kucing, di tempat saya artinya menu hari itu adalah ikan pindang. Bukan bermaksud menghina makanan atau apa, tapi biasanya kalau dirumah, pindang selalu identik dengan makanan kucing.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Jangan salah, makanan di kantin hotel itu sebenarnya bagus, loh. Nutricious alias berigizi dan setiap hari kualitas dan kebersihan selalu dikontrol oleh dokter yang bertugas di klinik hotel. Jadi ada nutrisionist yang secara khusus bertugas untuk mengecek gizi makanan di kantin. Hanya saja, entah mengapa, rasanya kok jarang ada yang enak.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Karena makanan di kantin yang (jarang) enak, kami lalu mencari alternatif pengganjal perut yang sekiranya lebih enak daripada makan siang di kantin. Alternatif paling gampang ya, bawa makanan sendiri dari rumah. Kalau mood masak kebetulan sedang bagus, saya suka iseng mencoba berbagai resep baru. Sampai di kantor biasanya teman-teman ada yang ikut nyicip. Itung-itung food testing, minta feedback dari teman-teman. Kalau feedbacknya kurang bagus, saya selalu minta saran kurang apa dan sebaiknya bagaimana, untuk improvement 'percobaan' selanjutnya. Kalau feedbacknya bagus, lumayan juga sebagai motivasi tambahan untuk lebih rajin masak-masak sendiri di rumah. Salah seorang teman -namanya Detha, rekan saya yang punya bodi ABRI hati Barbie- bahkan bersedia membayar supaya saya mau membuatkan dia donat isi buat adik perempuannya! Sayapun nyelutuk, nge-charge dia dalam dollar. Eh, dia ho-oh ho-oh saja. Jadilah, saya punya pelanggan baru, penggemar masakan buatan saya, dan saya dibayar dalam dolar (meskipun ini dolar hasil dari tip dia sebagai Concierge). Yeay!<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Meskipun demikian, karena kesibukan di rumah, saya jarang bisa masak lagi sehingga tidak bisa membawa makanan dari rumah. Mau beli di warung sebelum berangkat saya malas, karena ilfil dengan bentuknya yang (sepertinya) sudah tidak layak makan. Pernah, saya bungkus nasi padang dan saya bawa ke tempat kerja. Ternyata hari itu agak sibuk sehingga jam makan saya molor tiga jam dari jam seharusnya. Nasi saya benyek saat dibuka, pembungkusnya yang dari kertas minyak itu basah dan saya langsung kehilangan nafsu makan membaui aromanya karena saat dibungkus, itu nasi padang masih panas, uap panasnya sudah mencair membasahi nasi dan teman-temannya. Yang lebih mengenaskan lagi, ternyata sayurnya sudah basi karena berbau asam dan agak berlendir. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Alternatif selanjutnya adalah beli makanan di luar hotel. Kebetulan, hotel di tempat saya bekerja ini pas di depan jalan raya yang meskipun banyak turisnya, namun masih banyak pedagang kelilingnya semacam tukang bakso, gado-gado, siomay, tipat cantok, dan sebagainya. Kebetulan saya ini salah satu fans berat bakso, sehingga saya tidak keberatan mengganti makan siang saya hari itu dengan menu bakso. Suatu hari saat lobby sedang lenggang, si abang bakso lewat. Kebetulan, si Detha juga sedang ingin makan bakso, dan sayapun ditawari apakah mau nitip sekalian. Tanpa prasangka buruk, saya nitip satu porsi. Yang saya lupa, si Detha ini selera makannya pedas level dewa, dan tanpa ragu ia langsung saja memasukkan sambal sesuai seleranya ke setiap plastik bakso titipan teman-teman. Cerita berakhir tragis karena semua orang komplain "ini bakso apa racun" karena rasanya hanya pedas saja, semua orang langsung berwajah merah dengan keringat menetes deras, bibir jontor dan galon air di back officepun seketika tandas. Dan sayapun sukses menderita diare hingga dua hari berikutnya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Dan saya kapok nitip bakso lagi ke Detha. Sungguh.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Sayangnya, baru-baru ini HRD menetapkan aturan baru yang menyatakan bahwa seluruh karyawan dilarang membeli makanan dari luar dan harus makan di hotel. Ini tragis. Dan sungguh kejam bagi kami semua.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Namun, kami tak kehabisan akal dengan aturan baru HRD. Lokasi kami bekerja kebetulan sekali berseberangan dengan restoran tempat tamu biasa sarapan. Akal bulus kamipun berjalan. Kami mendekati staff-staff restaurant, pura-pura berpartisipasi <i>clear up</i> piring, cangkir kopi dan<i> cuttleries </i>di meja dekat lobby. Tujuannya jelas, saya dan teman-teman minta jatah sarapan juga dari restaurant. Aha!<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Modus yang paling aman (dan paling sering kami lakukan) adalah mengendap-endap mengikuti staff kitchen atau staff restaurant yang mendorong troli ke area main kitchen. Sampai di tempat dimana intaian CCTV diluar jangkauan, maka terjadilah transaksi 'haram' tersebut. Staff kitchen akan memberikan sebungkus makanan (apa saja yang ada) yang telah dipersiapkan sebelumnya kepada kami. Dan kami bisa melenggang santai ke area back office dan makan hasil jarahan beramai-ramai.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Saya pribadi belum pernah melakukan transaksi ilegal ini, tapi sudah sering menikmati barang haram ini karena siapa juga yang bisa menolak aneka danish, croissant, pie, waffle, sosis hangat, dan nasi goreng seafood secara gratis? Salah satu rekan saya ada yang sudah menjadi pelanggan tetap. Iya, siapa lagi kalau bukan Detha.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Namanya juga makanan hasil 'nyolong', makanan apapun jenisnya dicampur begitu saja dan dibungkus dengan kertas minyak lalu ditumpuk asal dan diselipkan di bawah jas supaya tak terlihat kamera pengintai yang tersebar dimana-mana. Jadi melihat danish topping nasi goreng, croissant penyok, pie buah dengan percikan saus tomat, atau cupcakes berbungkus ham, sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Selain itu, kami juga kadang-kadang menebak-nebak sosis yang bentuknya sama namun bahan bakunya bisa saja berbeda, misalnya sosis ayam dan sosis babi. Supaya aman, kami yang muslim memilih tidak makan sosis daripada salah makan. Salah satu teman orang Bali berkata pada salah satu rekan saya, Sonny:<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">“Udah, makan saja. Kalau gak tau kan gak dosa.” Katanya sambil mengunyah bacon crispy.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">“Gak, ah. Takut dosa.” Sonny menimpali.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">“Kamu sekarang meski makan sosis halal tapi sosisnya hasil colongan dari restoran mah jatuhnya dosa juga kali, Son.”<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Ah, betul juga ya?<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Cerita lain dating dari Deaby, seorang trainee yang kebetulan sedang in charge bareng saya. Hari itu Detha membawa jarahan lumayan banyak, ada <i>croissant, danish, cupcakes, waffle</i> dan beberapa <i>slice </i>daging berwarna pink yang kesemuanya masih hangat. Setelah menyikat danish dan croissant, si Deaby lalu makan daging berwarna pink tersebut.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">"Bli Detha, ini apa ya?" Tanyanya polos.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">"Udah, makan saja. Enak kan?" Jawab si Detha.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">"Enak sih, tapi agak asin, ya?" tanya si deaby lagi.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">"Ayam kan?" tanyanya lagi.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">"Iyaaa.." Si Detha menjawab tanpa menoleh.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">"Ayam kan ya? Kok rasanya lain ya?" <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Si Dethapun tidak merespon dan langsung meninggalkan Deaby yang sedang asyik mengunyah. Dan kebetulan saya masuk ke store dan memergoki Deaby sedang memegang daging pink itu, hendak memasukkan suapan entah untuk yang keberapa kalinya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">"Loh, Deb. Kok kamu makan babi?" tanya saya. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Si Deaby lagsung syok. Terkejut.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">"Katanya bli Detha ini ayam mbak?" Si Deaby masih terlihat syok.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">“Itu Pork Ham, Debby!”<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiZb5OQiV5-hwnldSKbpbih_nFQEKUT8KdBpVixqLdvc-pKRhKiKy3jmusyQEOPf5oo_se3F4zM7a97yWamePGrwaOY_CbvREyc4SYe4iESlpylUQU13eUqIr8hWAkjUG4YjTc2DnaVZ4/s800/6000.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="800" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiZb5OQiV5-hwnldSKbpbih_nFQEKUT8KdBpVixqLdvc-pKRhKiKy3jmusyQEOPf5oo_se3F4zM7a97yWamePGrwaOY_CbvREyc4SYe4iESlpylUQU13eUqIr8hWAkjUG4YjTc2DnaVZ4/s320/6000.jpg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">Photo Credit: Impulse Foods</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Deaby langsung mengerut dan bersungut-sungut menuju konter concierge hendak melabrak Detha.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">FYI, sebetulnya kegiatan menyelundupkan makanan ini sudah menjadi rahasia umum di hotel kami. Mungkin hamper semua orang sudah tau praktik ini, hanya saja tidak dilakukan secara terang-terangan karena memang dilarang oleh peraturan perusahaan. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p>Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-29389965680942303982020-07-13T13:58:00.004+08:002020-07-24T15:35:21.705+08:00My Trainee, Ben<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>JA</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
<w:UseFELayout/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
text-align:justify;
text-justify:kashida;
text-kashida:10%;
line-height:150%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:JA;}
</style>
<![endif]-->
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Seminyak, 2013<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;"><o:p> </o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Bukan, saya bukannya mau bernostalgia mengingat kembali aib-aib memalukan semasa saya menjadi trainee dulu. Namun, karena sekarang ini saya menjadi trainer atau mentor dan bukan lagi trainee, saya jadi ingin sedikit cerita mengenai ajaibnya anak didik saya.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;"><o:p> </o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Trainee saya ada dua orang, yang satu namanya Bean (namun kami semua memanggilnya Ben), sedangkan yang satunya lagi bernama Chandra. Dua mahasiswa ABG dari sekolah tinggi pariwisata Bali yang kurang beruntung masuk ke tempat yang salah, di hotel tempat saya bekerja dimana orang-orangnya pada sableng semua. Saya sedikit prihatin dengan nasib mereka, khawatir mereka bukannya mendapatkan ilmu yang baik selesai masa trainingnya di sini, tapi malah ketularan gila seperti kami semua. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;"><o:p> </o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Pertama incharge sebagai trainee sih mereka masih polos, lugu, manis dan malu-malu. Namun begitu kenal seminggu, baru ketahuan ternyata mereka kelakuannya ajaib juga. Yang kali ini saya mau ceritakan adalah si Ben, trainee yang hampir sebulan ini menjadi pengikut saya. Sedangkan Chandra, masih belum ketahuan ajaibnya karena baru akan menjadi pengikut saya berikutnya start bulan depan.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;"><o:p> </o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">“Mbak Anna..” Ben yang manggil saya.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">“Mmmm..” Jawab saya dengan pandangan masih menghadap ke monitor karena sibuk update profil tamu yang barusan check in.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">“Mbak Anna…!” Ben manggil lagi. Seperti anak SD yang lagi caper alias cari perhatian sama emaknya, Ben akan terus manggil kalau saya nggak noleh ke dia.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">“Apaaa…!” saya menjawab malas, sambil menoleh ke arah dia yang lagi menggunting-gunting kertas berisi password wifi. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Bukannya membalas, si Ben malah buang muka. Sayapun tak ambil pusing dan melanjutkan pekerjaan saya. Eh, si anak caper ini manggil lagi. Hadeuh!<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">“Mbak Anna, mbak Anna…” Ben manggil-manggil lagi.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">“Apaaaaaa…” Haizzzz… saya yang temperamen ini jadi gak sabar. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">“Ngomong dong. Dari tadi manggil-manggil mulu kamu ini.”<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Ben nyengir kuda dan tanpa dosa bilang, “Gak apa-apa kok mbak. Hehehe..” <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Duh…!<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;"><o:p> </o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Meski suka manggil-manggil gak jelas (saya rasa dia sudah ketularan FOM saya - iya, FOM yang konyol itu – siapa lagi!), rupanya Ben punya hobby lain, yaitu curhat. Misalnya saat dia sedang tes praktek room division di kampusnya. Ceritanya, Ben akan tes praktek menghandle reservasi via telepon. Skenarionya, seseorang akan telpon dari ruangan sebelah dan pura-pura memesan kamar. Sebelum giliran Ben, seorang temannya yang mendapat giliran duluan terlihat sangat gugup, terlihat dari mukanya yang pucat dan berkeringat dingin. Apalagi saat mengangkat gagang telepon, suaranya terputus-putus dan bibirnya bergetar. “Ha- ha-lo…” katanya tersendat. Sayangnya tidak ada jawaban dari penelepon sehingga adegan diulang. dan begitu seterusnya hingga tiga kali berturut-turut, sampai seseorang mengetuk pintu kelas dan langsung masuk dan spontan komplain,” pantesan dari tadi saya telpon gak bisa dan nada sibuk terus. Orang itu teleponnya diangkat begitu.”<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Semua orangpun menyadari sesuatu, teman Ben ini saking gugupnya sudah angkat telpon bahkan sebelum telepon berdering! Ya pantesan gak nyambung. Oalah! Perut saya sampai kram karena terlalu lama ketawa mendengar cerita Ben ini.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;"><o:p> </o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;">***<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;"><o:p> </o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">“Mana bullpen kamu?” Ini ketika suatu hari pas incharge sama saya sore hari, Ben saya tugaskan menghandle barang seorang tamu yang baru saja check out. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">“Saya pinjam bulpennya mbak Anna dulu, ya?” Karena harus menuliskan nomor kamar dan jumlah barang di <i>luggage tag</i>, Ben yang kebetulan lupa tidak bawa bulpen meminta saya untuk meminjamkan bulpen sebentar padanya. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">“Bulpen kamu kemana?” Nada suara saya sedikit meninggi. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">“Saya lupa bawa bulpen.” Jawabnya polos. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Saya geleng-geleng kepala. Heran. Sudah tahu hotel tidak menyediakan bulpen untuk karyawan, dan saya orangnya paling senewen masalah bulpen karena bulpen saya hilang dicolong-colong mulu <i>(tahu kan siapa pelakunya?)</i>, masih juga lupa bawa bulpen dan berani-beraninya minjem ke saya. Ibarat pepatah, sudah tahu singa itu galak, masih diajak main-main juga. <i>*Pepatah dari mana itu ya?</i><o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;"><o:p> </o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Sayapun kesal dan membatin dalam hati, “ini anak niat gak sih? Training itu kan sama dengan sekolah. Bulpen itu sama pentingnya dengan tangan. Ada tangan gak ada bulpen, ya sama saja bohong.” <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Tapi yang keluar malah kalimat lain, “Kali ini saja ya. Besok gak lagi-lagi pinjam bulpen!”.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;"><o:p> </o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Saya lihat wajah Ben pucat. Mungkin dia ketakutan, singanya benar-benar ngamuk. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Di akhir jam incharge, Ben pamitan kepada saya sebelum pulang. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Entah mengapa mulut saya dengan pedasnya nyelutuk, “Jangan lupa besok bawa bulpen sekotak, ya?” <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Mulut saya otomatis saja, tanpa tendensi apa-apa. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Ben mengangguk dan melenggang pergi, masih dengan wajah pucat tanpa ekspresi, seperti tadi siang.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;"><o:p> </o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Keesokan harinya, saya incharge bareng Ben lagi. Saya lihat wajahnya cerah. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Saya merasa menyesal karena sudah memarahinya kemarin dan berkata pedas. Saya berniat akan minta maaf. Dalam hati saya khawatir juga kalau dia menjadi patah semangat dan menganggap orang-orang yang kerja di hotel itu judes-judes seperti saya.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Belum juga saya sempat saya menyapanya, dia dengan riangnya menghampiri saya sambil membawa sesuatu.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">“Ini buat mbak Anna.” Katanya dengan wajah polos, menyodorkan sebuah kotak yang ternyata sekotak bulpen!<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Saya melongo. Takjub, semakin merasa bersalah, bingung, haru, dan sedih bercampur aduk jadi satu. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">“Ben, aku kemarin tidak ada maksud apa-apa. Aku minta maaf kemarin sudah marahin kamu cuma gara-gara bulpen. Kamu gak perlu bawa bulpen segini banyak…” Saya nyesek sendiri. Saya benar-benar merasa bersalah dan menyesal sudah terlalu jahat dan galak. Padahal Ben hanya trainee, yang seharusnya saya bimbing, bukan saya marahi.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">“Bukan karena kemarin kok, Mbak. Tak apalah saya beli bulpen sebanyak ini. Kan bisa berguna buat yang lain juga. Misalnya kalau saya sudah selesai training, bulpen saya masih di sini dan dipakai sama kalian, setidaknya nantinya bisa jadi kenangan, bulpen ini peninggalan saya.”<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Saya makin nyesek dan rasanya ingin menangis dalam hati. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;"><o:p> </o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Sejak saat itu, Ben tak pernah lagi lupa bawa bulpen. Dan, meskipun tahu saya galak dan jahat, saya takjub juga ternyata Ben bukannya menjauhi saya, tapi malah semakin dekat dan perhatian kepada saya. Ben memang terkadang konyol dan menyebalkan, namun ia juga ternyata berhati lembut. Seperti waktu nyepi, di saat yang lain mungkin sedang sibuk dengan diri masing-masing, Ben ternyata masih sempat meluangkan waktu mengirim pesan untuk saya via whatsapp, mengkhawatirkan keadaan saya yang incharge sendirian di lobby, menanyakan apakah saya baik-baik saja. Hati saya membiru, haru. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;"><o:p> </o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Cerita lain tentang istimewanya trainee saya yang satu ini…<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">“Tamu yang barusan itu baik banget deh mbak.” Katanya suatu hari selesai mengantar seorang tamu yang barusan check in sama saya.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">“Baik kenapa? Kamu dapet tip banyak, ya?”seperti biasa, mulut saya nyeplos tanpa perasaan. Ngomong ngawur dengan mata masih fokus dengan layar komputer.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">“Bukan begitu, mbak.” Katanya lagi.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">“Tamu ini ngasih saya kesempatan bicara, mbak. Saya merasa dia memperhatikan setiap keterangan yang saya berikan. Saya merasa dihargai.”<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Saya berhenti sejenak. Ini menarik.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">“Saya cuma dapat tip sepuluh ribu.” Katanya lagi sembari membeberkan selembar uang kertas lusuh sepuluh ribuan dari sakunya.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">“Saya lebih suka nggak dapat tip tapi apa yang saya katakan didengar, mbak. Dengan begitu saya jadi semangat dan lebih mengerti peran customer service. Daripada dapat tip seratus ribu tapi tamu mengacuhkan saya. Seratus ribunya palingan gak akan awet sampai dua hari. Habis ya habis saja. Selesai sudah. Tapi pengalaman didengar tamu dan perasaan dihargai, meskipun saya sudah tidak jadi trainee lagi disini nantinya, itu masih akan saya ingat sampai saya lulus dan kerja jadi customer service betulan.”<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Saya trenyuh. Tak menyangka. Ben yang kadang-kadang slengekan ini ternyata berhati besar. <i>Moral of Ben’s story</i>: penghargaan seorang customer service yang sesungguhnya bukanlah pada besarnya tip yang diberikan tamu, tapi besarnya apresiasi tamu terhadap service yang kita berikan. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;"><o:p> </o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Saya merasa beruntung bisa menjadi trainer untuk Ben, meskipun mungkin saya bukan seorang trainer yang baik. Ben secara tak langsung mengajari saya untuk merubah saya menjadi pribadi yang lebih sabar dan menjadi pendengar yang baik. Masa training Ben sebentar lagi akan habis. Saya harap, Ben tetap berhati besar dan menjadi hotel staff yang baik nantinya saat terjun betulan di hospitality industry yang sebenarnya. Semoga. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;"><o:p> </o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">*Update: Saat ini Ben sudah menjadi front desk staff di salah satu chain hotel terbesar di dunia di Dubai, UAE. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;">Tahun 2017 lalu saat pulang ke Bali, Ben menghubungi saya dan mengajak bertemu. Ben banyak bercerita mengenai pekerjaannya sebagai staff hotel (sungguhan) di Dubai. Ia banyak bercerita mengenai pengalaman-pengalamannya di hotel, mulai dari tamu-tamu yang demanding, hingga betapa ajaibnya kelakukan teman-temannya yang berasal dari berbagai macam negara. Ia juga secara khusus menyampaikan terimakasih karena saya telah mendidiknya menjadi front officer yang baik. Saya sangat terharu. Meski sudah sukses, Ben tidak melupakan saya. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;"><o:p> </o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;"><o:p> </o:p></p><p class="MsoNormal" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 24px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;"><o:p> </o:p></p></div>
</div>
Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-41007965775410409152020-07-06T09:09:00.000+08:002020-07-06T09:09:36.339+08:00Mimpi Kerja<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: left;"><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“<i>I would like to check in”</i>Seorang tamu tiba-tiba muncul di hadapan saya dan mau check in.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“Allright Sir, have a sit, please.”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Saya mempersilahkan tamu tersebut untuk duduk sebentar di kursi yang ada di hadapan saya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“My reservation is under Kim Joung Soon.”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Katanya lagi.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Sayapun segera membuka hotel system dan mencari nama tersebut di icon reservasi.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“Allright, I got your reservation here. May I have your passport to be copied?”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Sayapun menanyakan passportnya untuk difoto kopi.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“Excuse me?”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Seseorang yang lain tiba-tiba saja sudah berdiri di belakang Kim Jong Soon dan langsung menyela.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“Yes, Sir. Could you wait a moment, please. I’ll be with you shortly.”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Saya menjawab.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“Excuse me, what is the password for wifi? This is urgent and I need an internet connection for my business.”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Katanya lagi.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Dasar bule gak tau aturan. Sudah menyela, sok penting pula. Tapi hanya password, pikir saya. tak akan lama. Sayapun menarik secarik kertas dari printer dan menuliskan username dan password wifi. Biasanya sih username dan password wifi ini sudah disiapkan di kotak reception yang di tengah dan sudah digunting-gunting. Tapi kali ini tidak ada. Sayapun langsung menyumpah-nyumpahi anak shift malam yang lupa menyiapkan password wifi untuk kelancaran operasional besok paginya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“Thank you for waiting, Mr. Kim, and here’s your passport. First of all, I’d like to reconfirm your booking…”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Saya menyodorkan selembar <i>registration card</i>hendak mengkonfirmasi bookingan, ketika seorang bule yang lain datang dan lagi-lagi menyela.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“Excuse me..”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Katanya. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Saya hanya menengok sebentar, mengisyaratkan agar dia menunggu karena saya sedang menghandle tamu yang sedang check in.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“Mr. Kim, you will stay with us for three night starting from today until 4<sup>th</sup>of March, the room rate is USD 200 per night for suite room, non smoking king size bed.”<o:p></o:p></span></i></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Mr. Kim mengangguk setuju.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“Kindly to write down your telephone number and email address here, and your signature here, please.”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Saya mengintruksikan Mr. Kim untuk melengkapi data registrasi.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“Excuse me.”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Bule yang tadi sempat menyela saya mencoba menyela lagi. Karena saya sedang menunggu Mr. Kim melengkapi datanya, sayapun memutuskan untuk membantu bule ini sebentar.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“Yes, Sir. Thank you for waiting. May I assist you?”<o:p></o:p></span></i></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“Yes, I am just wondering if you have a map of this area.”<o:p></o:p></span></i></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“Yes, we do have.”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Saya menjawab dan otomatis mengobrak abrik folfder file tempat dimana biasanya anak-anak bell (concierge) menyimpan mapnya. Tapi lagi-lagi nihil. Saya mengobrak abrik folder satunya, berharap bisa menemukan satu atau dua lembar map supaya saya bisa cepat kembali ke Mr. Kim. Tapi tak satupun saya temukan. Sialan! Anak bell juga pada ngapain sih semalam, bisa-bisanya map habis dan belum di print.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Sayapun harus kembali ke meja saya dan mencari-cari folder map untuk diprint. Ketemu. Tangan sayapun reflex menjulur ke arah printer tak sabar menunggu kertas yang barusan saya print keluar. Sialan! Entah saya sedang sial atau apa, hasil print sedikit kabur dan kurang jelas karena tinta printer hampir habis. Sayapun tak mungkin memberikan map jelek itu ke tamu. Dengan sedikit basa basi, sayapun menanyakan kemana tamu bule itu mau pergi, kali aja dekat-dekat sini sehingga tak perlu map dan langsung saja bisa jalan tanpa takut kesasar.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“We do apologies, we run out of map, Sir. But may I know where would you like to go? If it is not far, I can direct you without a map.”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Agak kurang sopan, sih. Tapi apa boleh buat.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“Do you know how far Ku De Ta<sup>1</sup>is?”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">tanyanya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Ealah… cuman Ku De Ta. Gak usah pakai map. Jalan merem aja juga nyampe. Haiz!<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“It’s close from here. Only 5 minutes walking distance. Just after the Oberoi hotel, Sir.”<o:p></o:p></span></i></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“Oh, pretty close then. No need a map. Thank you.”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Katanya lagi. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Fyuhhhh!<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Sayapun kembali ke Mr. Kim. Sepertinya dia sudah selesai dengan registrasinya dan bengong menunggu saya yang ‘berpaling’ ke tamu yang lain.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“Thank you for waiting, Mr. Kim. So…”<o:p></o:p></span></i></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“Tulilit..tulilit..” tiba-tiba telepon di meja saya berdering nyaring. Hampir membuat kaget semua orang. Ini pasti kerjaan babe (iya, FOM saya yang konyol itu). Beliau yang selalu menyetting dering telepon senyaring mungkin karena kami selalu punya kebiasaan menurunkan volume dering karena bunyinya mengganggu konsentrasi, apalagi saat kami sedang ada tamu.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Saya menengok sebentar ke arah layar telepon. Dari reservasi rupanya. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“ Good afternoon front desk, Anna speaking how may I help you?”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Saya greeting dengan full speed, supaya bisa cepat selesai dan kembali ke tamu saya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“Anna..” Ternyata mbak Phia yang menelepon. “Ada tambahan check in hari ini dari booking.com<sup>2</sup>.”<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“Oke mbak, dicopy<sup>3</sup>. Nanti aku telpon balik ya. Masih ada tamu check in.” Saya menjawab masih dengan full speed dan langsung menutup gagang telepon tanpa menunggu jawaban dari mbak Phia. Ah, saya rasa dia juga mengerti kondisi saya. kalau lagi senggang sih, biar sambil bercandaan di telepon juga saya layani.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Saya baru saja mau kembali ke Mr. Kim ketika handy talkie di meja concierge yang saat itu tidak berpenghuni berbunyi.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“FO monitor<sup>4</sup>…” Hadeh… suara security. Sayapun secepat kilat melesat menuju meja Concierge hendak menjawab panggilan. Tapi dasar security, baru juga jeda 3 detik dan tidak ada jawaban, mereka akan kontak kembali. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“FO monitor… check in tiba di bawah.” Katanya lagi. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Tuh, kan? Hadeuhhhh…<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“FO masuk. Security tolong dibantu barangnya pak.” Sahut saya dan langsung melesat balik ke meja saya, tapi lagi-lagi dihadang seorang tamu yang tiba-tiba saja menyerahkan kuncinya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“I have settled my bill.”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Katanya sambil termehek-mehek membawa karung, ah maksud saya tas ransel super besar di punggungnya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“Let me check first, could you please wait a moment, Sir?”<o:p></o:p></span></i></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“No, I am in hurry. I have settled already. I just want to ruturn this key back to you.”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Katanya lagi. Mau check out tapi mentang-mentang sudah bayar, dia maunya lekas kabur tanpa mau menunggu untuk dicek dulu kamarnya. Wadoooh…<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“Any consumption from minibar, Sir? And may I have your room number, please?” <o:p></o:p></span></i></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“No. I am from 211. Can somebody help me with my luggage? I am catching my flight and almost late. And get me taxi, please.”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Dan tamu tersebut langsung ngibrit turun tangga dan meninggalkan kopernya yang bujubuset segede gaban ke hadapan saya. Saya menghela napas. Bahkan rasa-rasanya saya terserang asma mendadak. Ini kerjaan bertubi-tubi menyerang saya yang sendirian bekerja. Benar-benar sendirian. Saya tengok kiri kanan barangkali ada anak restaurant atau engineering yang bisa saya mintai bantuan tapi <i>amazingly </i>tak ada orang satupun. Sayapun stress. Ini semua orang pada kemana yak kok pada ngilang semua. Seingat saya ada Deta si bellboy body Abri hati Barbie, juga ada John Wisnu yang incharge reception satu shift dengan saya. Tapi mereka sepertinya punya ilmu gaib atau apa, buktinya mereka bisa menghilang begitu cepat tanpa saya sempat menyadarinya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">“Can you help me with that suitecase?”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Tamu tadi setengah berteriak ke arah saya yang sedang bengong. Dia sudah di bawah rupanya, menunggu kopernya diturunkan dan tak ada seorangpun yang membantu.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Sayapunpun terpaksa membantu. Tapi ini koper ternyata tak hanya besar tapi beratnya amit-amit... sayapun termehek-mehek menurunkan koper sialan itu menuruni satu demi satu anak tangga dan klak! Rasanya tulang saya retak dan rasanya nyeri sekali. Sayapun meringis kesakitan memegangi tangan saya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Ketika saya membuka mata, tangan saya masih memegangi tangan saya yang sakit. Ada ruam sedikit kebiruan di dekat siku saya, dan saya menyadari sesuatu: saya mengenakan baju tidur dan bukan seragam kerja. Sayapun gelagapan lalu membuka mata saya lebar-lebar, mengumpulkan nyawa yang masih tercecer entah dimana. Ah, ternyata saya hanya mimpi. Sialan! Bahkan dalam mimpipun saya kerja se<i>hectic</i>itu! <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 24pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">1. Ku De Ta : Beach Club paling happening di wilayah Seminyak</span><span style="font-family: -webkit-standard, serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 24pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">2. Booking.com : Salah satu situs hotel booking online</span><span style="font-family: -webkit-standard, serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 24pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">3. Dicopy : Dimengerti<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 24pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">4. Monitor : Kode komunikasi internal yang artinya meminta atensi/perhatian</span><span style="font-family: -webkit-standard, serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 22px; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"> </span></p></div>
</div>
Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-80247986528526582172020-07-04T14:13:00.000+08:002020-07-04T14:13:40.156+08:00The 4th of July<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="MsoNormal" style="line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit; font-size: 11pt;">Surabaya, 10 tahun yang lalu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><br>
</div><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="IN" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Tanggal 4 lalu, US embassy yang ada di Surabaya merayakan hari kemerdekaan tersebut di hotel tempat saya bekerja. Amerika sudah sangat terkenal sebagai ngara yang paling (rese) ketat soal keamanan. Dan itu artinya sekuriti di hotel akan menjadi jauh lebih rese dari yang sudah-sudah. Jauh-jauh hari sebelumnya, semua staff hotel wajib mengumpulkan fotokopi ktp yang sampai sekarang saya masih kurang jelas tujuan utamanya untuk apa karena tidak adanya edaran resmi atau dibahas di setaiap briefing. Lalu, diadakanlah beberapa meeting khusus dari beberapa bulan sebelumnya hanya untuk untuk event ini. Bahkan, sudah diwanti-wanti jika khusus untuk tanggal ini, semua staff harus full team, alias tidak ada satupun yang diliburkan.</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div><span style="font-family: inherit; font-size: 12px;"><u1:p></u1:p> </span><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><br>
</div><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="IN" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Dan... keresean demi keresean satu persatu mulai saya alami.</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div><span style="font-family: inherit; font-size: 12px;"><u1:p></u1:p> </span><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><br>
</div><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="IN" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Pertama, saat hendak masuk ke loading dock yang harus melalui pintu belakang shopping mall yang lokasinya empet-empetan dengan hotel, banyak polisi yang berjaga-jaga memblok jalan sehingga mau masukpun susah karena jalan yang biasanya dilalui pengguna jalan menuju shopping mall ini cukup ramai dan beberapa ruas jalan di blok. Saya yang saat itu masih ceking saja kesusahan masuk, padahal sepuluh menit lagi saya harus sudah stand by di lobby. Ketar ketir takut terlambat, gara-gara pemblokiran ini saya tertahan sekitar 5 menit. </span></span></div><span style="font-family: inherit; font-size: 12px;"><u1:p></u1:p> </span><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><br>
</div><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="IN" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Sampai di loading dock, beberapa polisi juga terlihat berjaga-jaga di area lot parkir paling dekat hingga ke ruang hand key para karyawan. Mereka berdiri tegap seperti sedang bersiap, membuat saya sedikit senewen. Entah mengapa, karena banyak polisi dimana-mana, saya malah merasa tidak aman. Setelah hand key, mau masukpun tas dan pakaian masih diperiksa sekuriti padahal biasanya saya cuek nyelonong saja. Otomatis, waktu saya yang sudah mepet mau telat jadi molor dan benar-benar mendekati telat. Masuk ke loker, kok ya masih bertemu dengan polisi yang sibuk jalan di koridor. Ampun deh ampun....!</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div><span style="font-family: inherit; font-size: 12px;"><u1:p></u1:p> </span><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><br>
</div><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span lang="IN" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: inherit;">Saat incharge, rupanya hotel sudah berasa jadi markas kedua polisi! Saya lihat mulai dari main gate, parkiran, seantero lobby, ballroom untuk acara inti, semua cafe dan restaurant, pool, dan koridor semua dijaga ketat oleh polisi. Bahkan khusus lantai 27 tempat para diplomat dan ambassador dijaga ketat oleh beberapa polisi dan bodyguard, dan untuk bisa masuk maka siapapun itu (termasuk tamu hotel biasa) harus menunjukkan Id atau tanda pengenal khusus ke petugas.<o:p></o:p></span></span></div><span style="font-family: inherit; font-size: 12px;"><u1:p></u1:p> </span><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><br>
</div><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="IN" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Selain polisi, saya lihat juga banyak sekali bersliweran sekuriti dari US embassy sendiri yang seragamnya juga coklat (tapi warnanya lebih muda) seperti seragam polisi dan beberapa atributnya yang kurang lebih hampir sama. Bisa dibayangkan, aktivitas hotel yang biasanya ramai, hari itu jauh lebih ramai saking banyaknya staff yang full team dan para petugas luar (sekuriti luar dan polisi) yang berjaga-jaga dan bersliweran kemana-mana. </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Sekuriti hotel sendiri, saya lihat adem ayem dan tidak begitu terpengaruh dengan acara ini. Mereka masih woles saja, seperti biasa.<o:p></o:p></span></span></div><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><br>
</div><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="IN" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Tak hanya di seantero hotel dan pemngawasan bagian internal seperti staff hotel saja yang super ketat, namun penjagaan untuk tamu dari luarpun luar biasa ketatnya. Pertama, akses menuju lobby menjadi traffic karena ketatnya pemeriksaan di main gate. Barang apapun yang masuk ke hotel pun digeledah hingga sampai dalam-dalamnya oleh petugas. Saya sampai tergelak melihat seorang petugas memeriksa buket bunga yang dibawa seorang florist hingga ke sterofoam dan membolak balik bunga hingga ke daun-daunnya! Bisa dimengerti sih sebenarnya, karena gencarnya isu teror bom saat itu, apalagi Amerika representasinya (duta besar dan konsulatnya) seringkali dijadikan target terorisme. </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div><span style="font-family: inherit; font-size: 12px;"><u1:p></u1:p> </span><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><br>
</div><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="IN" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Puncaknya adalah acara penyambutan kedatangan ambassador. Mulai jam 4, semua petinggi hotel termasuk GM sudah bersiap-siap di lobby. 4.15, saat saya seharusnya istirahat, terpaksa harus dipending dulu hingga ambassador datang. Beberapa tamu yang sedang menunggu mobil di lobby bahkan harus di ’pinggir’kan karena benar-benar sterilisasi area lobby khusus ambassador. Wuihhh... and finally guys, jam 4.45 sebuah mobil polisi bak terbuka meraung-raung dan diikuti oleh sebuah mobil Land Cruiser Prado dengan plat bercat putih dan sempat saya perhatikan nopolnya CC xxx. Semua petinggi hotel yang sudah bersiap-siap segera menyambut ambassador yang ternyata seorang ibu-ibu berwajah Asia, mirip orang Indonesia dan seorang bule pria yang terlihat ‘biasa-biasa’ saja menuju ke arah lift ke lantai 27. Padahal saya membayangkan akan ada iring-iringan super panjang yang terdiri dari beberapa mobil polisi dan pejabat keduataan yang kesemuanya bule. Saya sedikit kecewa sih, karena ternyata antiklimaksnya gini doang!</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div><span style="font-family: inherit; font-size: 12px;"><u1:p></u1:p> </span><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><br>
</div><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="IN" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Acaranya sendiri berjalan lancar dan sangat tertutup. Nyaris tak ada staff hotel yang dilibatkan kecuali beberapa butler khusus yang terpilih. Saya yang akhirnya bisa istirahat untuk makan siang harus kembali misuh misuh karena antrean di kantin sudah seperti orang ngantri sembako saking banyaknya staff yang incharge hari itu.</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div><span style="font-family: inherit; font-size: 12px;"><u1:p></u1:p> </span><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><br>
</div><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="IN" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Saat kembali incharge di lobby, seorang tamu saya ‘gatal’ bertanya,</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div><span style="font-family: inherit; font-size: 12px;"><u1:p></u1:p> </span><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="IN" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">“Kok ramai sekali banyak polisi di depan, ada acara apa ya mbak?”</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div><span style="font-family: inherit; font-size: 12px;"><u1:p></u1:p> </span><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="IN" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">“4th of July, Bu.” Karena event ini bukan untuk umum, jadi tidak boleh di share secara bebas apalagi untuk tamu yang tidak berkepentingan. Hal inipun sudah berulang-ulang diingatkan dalam briefing. Kami tidak boleh menyebutkan acara apa, hanya boleh menyebutkan forth of July. Ibu-ibu tersebut lalu mengangguk-angguk, dan berlalu.</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div><span style="font-family: inherit; font-size: 12px;"><u1:p></u1:p> </span><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="IN" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Pak sekuriti yang sedang incharge sama saya pun tiba-tiba ‘gatal’ juga bertanya sama saya,</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div><span style="font-family: inherit; font-size: 12px;"><u1:p></u1:p> </span><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="IN" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">“kenapa mbak tadi?”</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div><span style="font-family: inherit; font-size: 12px;"><u1:p></u1:p> </span><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="IN" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">“fourth of July”, saya jawab dengan malas.</span></span></div><span style="font-family: inherit; font-size: 12px;"><u1:p></u1:p> </span><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="IN" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">“Uh, gak mesti. Belum tentu tamu tahu apa itu 4 Juli.” Pak sekuriti resek mencibir saya. Seperti biasa memancing pertikaian yang tidak perlu. </span></span></div><span style="font-family: inherit; font-size: 12px;"><u1:p></u1:p> </span><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="IN" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Belum juga saya sempat membalas, seorang tamu hotel yang sedang lewat lagi-lagi bertanya ‘ada event apa kok rame banyak polisi’ pada saya. Dan setelah saya jawab fourth of July, si Bapak tamu saya pun otomatis menjawab,</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div><span style="font-family: inherit; font-size: 12px;"><u1:p></u1:p> </span><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="IN" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">“Oohh... hari kemerdekaan Amerika toh..?”</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div><span style="font-family: inherit; font-size: 12px;"><u1:p></u1:p> </span><div style="font-size: 12px; line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="IN" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Tuh kan mas sekuriti.... rasanya di hotel ini hanya kalian saja yang gak tahu 4th of July itu apa! </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-size: 12px;"><br>
</div></div></div>Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-18989008990552590382020-06-26T20:48:00.001+08:002020-06-26T20:48:49.582+08:00Impress or Impact?<div style="text-align: justify;">Siapakah yang menjadi juara dalam Indonesian Idol tahun 2018?</div><div style="text-align: justify;">Siapakah yang menjadi pemenang dalam Masterchef Indonesia session pertama?</div><div style="text-align: justify;">Siapakah pemenang miss universe tahun 2015?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdDqWLgG6DX-SvI-xfClOdpKrVjW8TWsHRnafqkcGVi6DWebv7rgCoMGBaaiewuW-LxJn3d2bqiqFIWnJs8WSejWv_oOIURTbD2uUraS0C3QP6b4OHKvdYldDnyyOv71LHtXRja3-shGU/s5760/joshua-golde-qIu77BsFdds-unsplash.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3240" data-original-width="5760" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdDqWLgG6DX-SvI-xfClOdpKrVjW8TWsHRnafqkcGVi6DWebv7rgCoMGBaaiewuW-LxJn3d2bqiqFIWnJs8WSejWv_oOIURTbD2uUraS0C3QP6b4OHKvdYldDnyyOv71LHtXRja3-shGU/s320/joshua-golde-qIu77BsFdds-unsplash.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">*Photo credit: Unsplash<br /></td></tr></tbody></table><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mungkin beberapa dari pertanyaan itu bisa saja dengan lancar anda jawab, namun saya yakin sebagian besar pasti lupa atau bahkan tidak tahu. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagaimana dengan pertanyaan selanjutnya:</div><div style="text-align: justify;">Siapakah nama guru yang paling berkesan dalam hidup anda?</div><div style="text-align: justify;">Siapakah nama pacar pertama anda?</div><div style="text-align: justify;">Siapakah sahabat yang selalu menjadi pendengar yang baik saat anda berkeluh kesah? Saya rasa, sampai kapanpun kita akan selalu mengingat nama-nama mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Juara Indonesian Idol, pemenang Masterchefatau pemenang miss universe adalah orang-orang yang mengesankan namun tidak memberikan dampak yang cukup signifikan dalam kehidupan kita sehari-hari pada umumnya. Pendeknya, <i>they may impress us but not impact us.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Impress menumpuk, sedangkan impact memberi. Prestasi gemilang karena menjadi pemenang memang mengesankan, namun prestasi itu baru bisa memberi dampak jika digunakan untuk menolong orang lain. Demikian pula halnya dengan kekayaan. Jabatan yang bagus memang mengagumkan, tapi baru berdampak jika digunakan untuk memberikan keadilan dan kesejahteraan bagi para bawahannya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Impress dari jauh, impact dari dekat. Kita hanya bisa memberi dampak bagi kehidupan seseorang jika kita cukup dekat dengan orang tersebut sehingga bisa mengerti dan membangun hidup mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Impress memiliki, impact menjadi. Ada satu pertanyaan yang dengan mudah bisa membedakan anatara mengesankan dan memberi dampak. Pertanyaan itu adalah, "Apakah orang ingin memiliki apa yang anda miliki, atau orang ingin menjadi seperti anda?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div><br /></div>Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-2673254140134499682020-06-25T19:54:00.000+08:002020-06-25T19:54:41.395+08:00Air Lumutan?<div style="text-align: justify;">Adalah mbak Nik, eks housekeeper yang bertugas bersih-bersih di komplek guest house dimana saat ini saya tinggal. </div><div style="text-align: justify;">Saat guest house masih full house atau full occupancy, kadang-kadang saat beliau datang, tidak ada kamar yang langsung bisa beliau bersihkan. Holiday mood, mungkin. Jadi banyak tamu yang masih molor ketika beliau sudah siap, sekitar jam 8 pagi. Daripada bengong, mbak Nik lebih melipir ke teras kamar saya sambil sarapan dan bergosip.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">"Sudah jam segini tapi belum ada satupun kamar yang buka, <i>nok. </i>Jam berapa ini nanti saya kelar kerja." Mbak Nik menggerutu sembari menggigit sepotong besar kue lumpur yang dibawanya.</div><div style="text-align: justify;">"Mungkin masih ngantuk habis dugem semalam, mbak Nik." Saya menyahut sembari menyiapkan sarapan si kecil.</div><div style="text-align: justify;">Mbak Nik tidak menimpali karena mulutnya sedang penuh. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">"Orang bule aneh-aneh, Bu Anna. Ya masa mereka makan keju yang sudah jamuran, dan minum air yang sudah lumutan. Hiii geli saya!" Akhirnya ia membuka gosip pagi itu setelah menghabiskan seluruh kuenya.</div><div style="text-align: justify;">Keju jamuran? air lumutan? Maksudnya?</div><div style="text-align: justify;">"Jadi kemarin saya kena omel tamu. Gara-garanya saya kan lagi bersih-bersih kamarnya, lalu ada keju busuk di meja. Yasudah saya beresin dong. Baunya ya ampun bu Anna, sampai asem begitu saya pingin muntah."</div><div style="text-align: justify;">"Pas tamunya balik, mereka nanya dimana kejunya. Ya saya bilang sudah saya buang. Keju sudah biru-biru begitu masa mau dimakan lagi?"</div><div style="text-align: justify;">Saya mengernyit. Keju biru. Baunya busuk menyengat. Tamunya marah. Jangan-jangan... yang mbak Nik buang itu Blue Cheese! Sayapun lalu googling penampakan blue cheese dan menunjukkannya kepada mbak Nik. </div><div style="text-align: justify;">"Kejunya seperti ini bukan, mba Nik?"</div><div style="text-align: justify;">Mbak Nik mengangguk cepat.</div><div style="text-align: justify;">"Iya. Nah keju busuk kan ini bu Anna?"</div><div style="text-align: justify;">Saya menggeleng. Saya lalu klik salah satu gambar keju biru yang mencantumkan harganya dan menunjukkannya kepada mbak Nik.</div><div style="text-align: justify;">"Mbak Nik tau tidak, keju itu berapa harganya?" Ia menggeleng.</div><div style="text-align: justify;">"116ribu untuk 100 gram. Bisa jadi lebih mahal karena Blue cheese beda merk beda juga harganya."</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Kali ini mbak Nik melotot kaget.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">"Aduh-aduh, saya jadi merasa bersalah bu Anna. Pantesan ya tamunya ngomel ke saya. Untungnya, tidak lapor ke ibu manager. Kalu bilang juga, bisa habis saya diomelin dua kali."</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Aduh kasihan juga. Sayapun memberi masukan mbak Nik supaya jangan membuang atau membereskan barang tamu jika tidak tahu barang apa yang dibuang itu. </div><div style="text-align: justify;">"Serba salah, bu Anna. Pernah juga ada botol cola yang isinya masih setengah di meja. Tidak saya bereskan karena saya kira kan belum selesai diminum. Eh tamunya komplain karena coca colanya banyak semut karena saya tidak buang itu botol cola."</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Errr... yang seperti ini sepertinya bisa pakai <i>commond sense, </i>deh. Botol cola bisa dimasukkan ke kulkas, misalnya. Pasti tidak akan kesemutan, eh maksud saya dikerubuti semut. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">"Sejak itu kalau ada barang busuk, saya biarin deh bu Anna. Mendingan suruh saya buang sampah ketimbang saya salah buang barang yang saya kira sampah."</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Nah, begitu lebih baik sepertinya.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">"Tamu sebelah bu Anna itu, dia minum air lumutan tau. Entah itu air busuk atau apa, tapi saya biarin aja daripada saya salah."</div><div style="text-align: justify;">Kembali saya mengernyit heran. Apa pula ini air lumutan?</div><div style="text-align: justify;">"Warnanya samapi berubah jadi kecoklatan gitu. Lalu pas saya buka baunya asemmm banget menyengat sekali. Lalu ada semacam lendir-lendirnya macam agar-agar gitu dan ada lumutnya. Jijik sekali saya lihatnya bu Anna. Masa minuman busuk seperti itu masih diminum? Apa tidak diare ya?" </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Aduhhh... betapa polosnya mbak Nik ini.</div><div style="text-align: justify;">Kembali saya googling foto Kombucha dan menunjukkannya kepada mbak Nik.</div><div style="text-align: justify;">"Seperti ini?" Mbak Nik mengangguk.</div><div style="text-align: justify;">"Jangan-jangan barang mahal lagi ya bu Anna?" Mukanya mengerut khawatir.</div><div style="text-align: justify;">Sayapun menunjukkan label harga salah satu produk kombucha di internet. 100ribu untuk seliter kombucha!</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div class="separator" style="text-align: justify; clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgViWuhFx3QNJRRJwZ9OVONIzogph6WM27y7jsla4VJax7E6j_BA4T2ka3mgB0pJfi9tUnqQq-L3DCfwY5psJlH-IbiOA2AdE4hfijgMPzi6AP6ZBcOB6TX2JducsUqFksaXaqECbcxW5o/s500/kombucha-scoby-e1533583035692.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgViWuhFx3QNJRRJwZ9OVONIzogph6WM27y7jsla4VJax7E6j_BA4T2ka3mgB0pJfi9tUnqQq-L3DCfwY5psJlH-IbiOA2AdE4hfijgMPzi6AP6ZBcOB6TX2JducsUqFksaXaqECbcxW5o/s320/kombucha-scoby-e1533583035692.png" id="id_a2ef_5d04_4ee0_a2e1" style="width: 189px; height: auto;"></a></div><div class="separator" style="text-align: justify; clear: both;"><br></div><div class="separator" style="text-align: justify; clear: both;">*penampakan kombucha. Image credit: google</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Mbak Nikpun tertawa, "Untung kemarin belum sempat saya buang. Sempat kepikiran mau buang aja sih bu. Hehehe."</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Adudu... mbak Nik ada-ada saja. </div><div><br></div>Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-1715307113047465662020-06-18T23:15:00.001+08:002020-06-18T23:21:59.320+08:00Bali Pulau Impian<div style="text-align: justify;">Saat saya masih duduk di bangku kelas 2 SMP, dari semester pertama sudah muncul desas desus study tour ke Bali. Saat berita itu secara resmi diumumkan kepala sekolah saat upacara bendera hari senin, sebagian besar siswa bersorak gembira. Siapa yang tidak tergoda dengan pesona Bali? Kabarnya, Bali memiliki banyak pantai yang indah dan banyak turis dari mancanegara berseliweran dimana-mana. Sebagian besar dari kami belum pernah melihat pantai karena daerah kami tinggal lumayan jauh dari laut. Kalaupun ada, yang paling mudah aksesnya adalah pantai Kenjeran, Surabaya. Tahun 2000-an, kendaraan pribadi tidak semasif sekarang, jadi masih sangat jarang orang-orang pergi pelesiran naik sepeda motor atau mobil pribadi seperti saat ini. Apalagi, saya tinggal di kabupaten, dimana jarak ke kota terdekat hampir dua jam dengan angkot yang ngetemnya suka-suka hati mengikuti mood kenek dan supirnya. Sedangkan turis asing, bisa dibilang sama sekali tak ada, karena seumur-umur saya belum pernah sekalipun melihatnya di daerah saya. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Mendengar rencana study tour ke Bali itu, rasanya campur aduk. Saya antusias sekaligus sangat khawatir. Antusias karena saya ingin sekali melihat pantai, dan yang paling penting adalah saya akan banyak bertemu turis asing nantinya. Itu akan menjadi momen pertama kalinya yang sungguh membuat saya bersemangat. Saya bisa mempraktekkan bahasa Inggris saya -yang jika saat ini saya konversikan maka masuk kategori pre beginner-. Meskipun demikian, saat itu saya cukup percaya diri karena menganggap kemampuan bahasa Inggris saya di atas rata-rata. Namun, di dalam lubuk hati kecil saya sungguh khawatir, study tour ke Bali pastilah tidak murah. Naik bus saja kabarnya perlu waktu 12 jam. Belum lagi total keseluruhan tour adalah 2 hari tiga malam, yang artinya akan ada budget untuk menginap setidaknya semalam di penginapan saat di Bali nanti. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Sebulan setelah pengumuman study tour ke Bali, para siswa menerima selebaran pengumuman mengenai breakdown perkiraan biaya yang totalnya mencapai 700ribu rupiah. Ya Tuhan! Saya betul-betul ingin menangis. Uang sejumlah itu adalah angka yang luar biasa banyak bagi saya. Uang saku saya saja hanya 500 rupiah. Jadi meskipun setahun penuh saya menabung dengan uang saku itu, 700ribu masih sangatlah jauh untuk digapai. Saya menangis hebat sesampainya di rumah. Saya tak sampai hati memberitahukan biaya sebesar itu ke Ibu saya yang saat itu sudah menjadi janda, namun saya juga sangat menginginkan study tour itu lebih dari apapun. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6SjkUQrdujlMtZdOrLTsmM0Z0omYialkF_fCOByVUeJTJDxJM35dWU3MmQCvnJbjVFWnvG325PaCCBCf4rNsROxY51O9iiAtsoYNgPCEJLUtiPH03Ud0LdKIl8mx_iNOAWAMjpcUIcC4/s4896/mink-mingle-g0Qdolm3K14-unsplash.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4896" data-original-width="3264" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6SjkUQrdujlMtZdOrLTsmM0Z0omYialkF_fCOByVUeJTJDxJM35dWU3MmQCvnJbjVFWnvG325PaCCBCf4rNsROxY51O9iiAtsoYNgPCEJLUtiPH03Ud0LdKIl8mx_iNOAWAMjpcUIcC4/s320/mink-mingle-g0Qdolm3K14-unsplash.jpg"></a></div><div style="text-align: justify;">*Photo Credit: Unsplash</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Saya kira, saya akan stress dan tertekan cukup lama dengan keadaan itu mengingat karakter saya yang sangat melankolis. Rupanya hari demi hari berlalu dan saya mulai mendengar keluhan-keluhan mengenai besarnya biaya study tour ini dari teman-teman yang lain. Saya merasa sedikit lega, setidaknya saya bukan satu-satunya yang memiliki masalah finansial menyangkut pembiayaan study tour ini. Lama kelamaan, saya berusaha menerima kenyataan, meskipun diam-diam saya berdoa supaya rencana study tour ke Bali gagal dan digantikan study tour ke tempat lain yang lebih murah.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Entah doa saya terkabul ataukah memang sudah rencana Tuhan, antara percaya dan tidak, sebulan setelahnya study tour ke Bali dibatalkan! Penggantinya adalah study tour ke Jogja. Itinerary-nya adalah ke candi Borobudur, Candi Prambanan, Malioboro, dan pantai Parangtritis. Ah, tidak kalah bagusnya dengan Bali. Candi Borobudur dan candi Prambanan adalah bangunan bersejarah warisan budaya dunia yang selalu ramai dikunjungi oleh turis mancanegara, sedangkan pantai Parangtritis adalah salah satu pantai terkenal yang kabarnya menjadi pantainya Nyi Roro Kidul. Kabar baiknya, proposal biayanya ‘hanya’ 300ribu rupiah. Memang masih mahal bagi saya, namun masih achievable dengan sedikit usaha. Kebetulan, saya memiliki sedikit tabungan yang sedianya untuk membeli sepatu baru. Saya bisa gunakan uang itu karena sepatu saya masih bagus. Saya masih punya waktu 6 bulan untuk menabung, dan sisanya baru saya akan meminta tambahan ke Ibu saya. Study tour yang penuh perjuangan, namun kenangannya akan terus teringat sepanjang hidup saya. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Sayangnya, saya tidak memiliki satupun foto hasil dari study tour kala itu. Kamera merupakan barang mewah. Saya masih ingat, di kelas saya hanya dua orang yang memilikinya. Itupun salah satunya mengaku meminjam dari pamannya, jadi bukan milik orang tuanya. Sebetulnya, saya ikut patungan iuran membeli kamera roll merk Fujifilm. Saya masih ingat per orang mendapatkan jatah 2x potret saja. Sayang sungguh sayang, kedua foto saya 'terbakar' karena shutter tidak fokus (atau tidak tepat?) sehingga hasil negatif film tidak bisa dicetak. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Meski gagal ke Bali, saya masih menyimpan mimpi suatu saat saya ingin ke Bali. Bukan untuk berwisata, tapi untuk tinggal di Bali. Alasannya, supaya saya bisa berwisata kapanpun saya mau, dan supaya saya bisa ke pantai kapanpun saya ingin. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Siapa sangka, 10 tahun kemudian saya diterima menjadi salah satu trainee di salah satu resort besar di Nusa Dua. Saya memang sempat kembali ke Surabaya untuk menyelesaikan study dan mencari pekerjaan, namun hanya bertahan dua setengah tahun saja. Setelah itu, sejak awal 2013 saya pindah ke Bali, sampai sekarang.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Selama di Bali, saya memang jarang pergi berwisata kecuali jika ada kerabat atau teman yang datang, dan saya menemani mereka jalan-jalan. Selebihnya sama saja seperti tinggal di Surabaya, hidup saya disibukkan dengan bekerja di hotel dan rebahan serta bermalas-malasan di atas kasur saat libur tiba. Sesekali memang ke pantai Sanur, karena pantai itu yang terdekat. Hanya 5 menit jalan kaki dari tempat tinggal saya saat ini. Sayangnya, saat ini semua pantai di area Sanur aksesnya sedang ditutup karena Corona.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Saat ini saya sedang mengurus partner visa ke Australia karena suami saya pindah ke Sydney sejak akhir tahun lalu. Rasanya berat sekali meninggalkan Bali, pulau yang saya impikan untuk ditinggali sejak SMP. Meski saya tak lagi <i>excited</i> saat melihat turis asing, meski saya tak lagi norak melihat pantai, Bali tetap memikat. Budayanya, toleransinya, keramahtamahan penduduk lokalnya, aneka masakan khasnya, dan keindahan alamnya.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Saat ini Bali sedang ‘sakit’ karena sektor pariwisata terdampak sangat keras akibat pandemi Corona. Seumur hidup, saya tak pernah melihat Bali yang saya tinggali selama 7 tahun terakhir menjadi kota mati. Di Sanur, tempat dimana saya tinggal, sebagian besar restoran, toko-toko, cafe, bar dan hotel tutup. Kawasan yang biasanya ramai turis asing, kini lengang seperti saat Nyepi. Sungguh saya sedih sekali. </div><div style="text-align: justify;">"Bom Bali 1 dan 2, serta meletusnya gunung Agung sekalipun tidak terdampak separah ini." Pengelola guest house bercerita kepada saya sebulan yang lalu. Ah, Bali yang malang.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Kabarnya, tanggal 1 Juli nanti pariwisata Bali akan kembali dibuka. Doaku, semoga Bali pulih segera, seperti sedia kala. Astungkara.</div>Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-16545865190075828402020-06-17T23:48:00.001+08:002020-06-17T23:48:32.385+08:00Pekerjaan Yang Tak Penting<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-stretch: normal; line-height: 1.5; margin: 0px; text-align: justify;"><font face="georgia">Surabaya, 9 tahun yang lalu. </font></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-stretch: normal; line-height: 1.5; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; line-height: 1.5;"><font face="georgia" style="line-height: 1.5;"><br></font></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-stretch: normal; line-height: 1.5; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none; line-height: 1.5;"><font face="georgia" style="line-height: 1.5;">Saya baru saja menyelesaikan kuliah perhotelan dan <i style="line-height: 1.5;">job training</i> sebagai <i style="line-height: 1.5;">front officer</i> di Bali dan memutuskan kembali ke Surabaya untuk mencari pekerjaan. Saya beruntung karena langsung mendapatkan pekerjaan di sebuah hotel bintang 5 mewah di Surabaya yang memiliki nama besar yang cukup prestisius pada masanya. Sayangnya, saya hanya diterima sebagai <i style="line-height: 1.5;">door girl.</i> Tugas saya hanyalah membuka dan menutup pintu hotel yang besar dan berat, serta menyapa para tamu dengan senyum yang berusaha saya paksakan. Selama periode itu, saya sempat merasa rendah diri dan kecil karena merasa yang saya lakukan sangatlah remeh dan tidak penting. Tidak seperti para receptionist di belakang front desk yang terlihat melakukan pekerjaan yang amat vital, dan terasa begitu keren di mata saya saat itu. </font></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-stretch: normal; line-height: 1.5; margin: 0px; min-height: 12px; text-align: justify;"><font face="georgia" style="line-height: 1.5;"><span style="font-kerning: none;"></span><br></font></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 12px; text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; line-height: 1.5; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFJ9fB6-w9OjJJV9aX_vYR8TK8LWZGsO2nOjoXqVJWftKgt6KnCkMFeZvIFh4LFyXEAqFctXWtYSjjZnjyWc9zuF2l-x9v2-Qrqpuzzu1zMfAI-yZZHeXeXPI8RElv-AAjtcaT4qWeTPI/s6240/nagesh-badu-Osc-RQGb-Ws-unsplash.jpg" style="line-height: 1.5; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><font face="georgia" style="line-height: 1.5;"><img border="0" data-original-height="4160" data-original-width="6240" id="id_f19_6a79_2434_66be" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFJ9fB6-w9OjJJV9aX_vYR8TK8LWZGsO2nOjoXqVJWftKgt6KnCkMFeZvIFh4LFyXEAqFctXWtYSjjZnjyWc9zuF2l-x9v2-Qrqpuzzu1zMfAI-yZZHeXeXPI8RElv-AAjtcaT4qWeTPI/s320/nagesh-badu-Osc-RQGb-Ws-unsplash.jpg" style="height: auto; width: 320px;" width="320"></font></a></div><div style="line-height: 1.5;"><font face="georgia" style="line-height: 1.5;">*Photo credit: Unsplash</font></div><div style="line-height: 1.5;"><br></div>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-stretch: normal; line-height: 1.5; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none; line-height: 1.5;"><font face="georgia" style="line-height: 1.5;">Hingga suatu hari saya mendengar sebuah cerita yang mengubah persepsi saya tentang pekerjaan yang saya anggap remeh, tidak penting, dan tidak keren itu.</font></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-stretch: normal; line-height: 1.5; margin: 0px; min-height: 12px; text-align: justify;"><br></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-stretch: normal; line-height: 1.5; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none; line-height: 1.5;"><font face="georgia" style="line-height: 1.5;">Alkisah ada seorang bapak tua yang tinggal di lereng gunung dan digaji untuk menjaga sumber mata air yang mengalir dari lereng gunung ke kota kecil di bawahnya. Setiap hari pekerjaannya adalah membersihkan ranting, daun, dan segala macam kotoran yang menghambat aliran air. Kota kecil itu kemudian mendatangkan banyak wisatawan karena danaunya yang indah dengan angsa-angsa liar yang berenang di permukaannya. Lahan-lahan pertanian di sekitarnya juga subur menghijau karena mendapatkan cukup pengairan dari sumber mata ai dari gunung.</font></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-stretch: normal; line-height: 1.5; margin: 0px; min-height: 12px; text-align: justify;"><font face="georgia" style="line-height: 1.5;"><span style="font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-stretch: normal; line-height: 1.5; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none; line-height: 1.5;"><font face="georgia" style="line-height: 1.5;">Tahun demi tahun berlalu, ketika dewan kota mengadakan audit rapat anggaran, salah satu dari mereka mempertanyakan mengenai ‘gaji penjaga sumber mata air’. Siapakah dia? Mengapa kita menggajinya bertahun-tahun tanpa mengetahui dengan jelas apa yang dilakukannya? Dewan menganggap pengeluaran itu tidak perlu, dan usulan ini ternyata disetujui oleh seluruh anggota rapat. Dengan demikian, bapak penjaga sumber air tersebut resmi diberhentikan.</font></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-stretch: normal; line-height: 1.5; margin: 0px; min-height: 12px; text-align: justify;"><font face="georgia" style="line-height: 1.5;"><span style="font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-stretch: normal; line-height: 1.5; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none; line-height: 1.5;"><font face="georgia" style="line-height: 1.5;">Selama beberapa minggu tidak ada perubahan berarti. Namun ketika musim kemarau tiba, banyak pohon mulai meranggas dan daun daun berjatuhan dan menghambat aliran air. Air di kota kecil itu menjadi keruh dan berbau, danau menjadi dangkal, angsa-angsa pergi dan wisatawan tak lagi tertarik datang karena danau tak lagi cantik. Keadaan diperparah dengan lahan pertanian yang mengering, dan timbulnya wabah penyakit. </font></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-stretch: normal; line-height: 1.5; margin: 0px; min-height: 12px; text-align: justify;"><font face="georgia" style="line-height: 1.5;"><span style="font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-stretch: normal; line-height: 1.5; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none; line-height: 1.5;"><font face="georgia" style="line-height: 1.5;">Dewan kota segera menyadari bahwa kebaradaan penjaga sumber aliran air ternyata sangat penting dan sangat dibutuhkan. Terbukti dengan tanpa adanya penjaga mata air, memberikan dampak signifikan akan kelangsungan pendapatan wisata dan kesuburan lahan pertanian di kota itu. </font></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-stretch: normal; line-height: 1.5; margin: 0px; min-height: 12px; text-align: justify;"><font face="georgia" style="line-height: 1.5;"><span style="font-kerning: none;"></span><br></font></p>
<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-stretch: normal; line-height: 1.5; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none; line-height: 1.5;"><font face="georgia" style="line-height: 1.5;">Demikianlah. Jangan pernah berkecil hati dengan pekerjaan atau kehidupan yang tampaknya sepele karena apa yang anda kerjakan bisa saja membawa perbedaan dalam kehidupan orang lain yang mungkin tak pernah anda sadari.</font></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-stretch: normal; line-height: 1.5; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none; line-height: 1.5;"><font face="georgia" style="line-height: 1.5;"><br></font></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-stretch: normal; line-height: 1.5; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none; line-height: 1.5;"><font face="georgia" style="line-height: 1.5;">Sejak itu saya jadi berfikir, jika pekerjaan saya menjadi seorang <i>door girl </i>tidaklah penting, lalu mengapa pihak hotel mau mengeluarkan budget yang cukup besar untuk menggaji para penjaga pintu seperti saya ini?</font></span></p>Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-11461774115804323902020-06-16T23:21:00.000+08:002020-06-16T23:21:23.077+08:00Tobat Menjadi Putih<div style="text-align: justify;">Sejak dari kecil, kulit saya sudah gelap. Bukan, bukan karena saya suka bermain panas-panasan di luar ruangan, namun memang kulit saya sudah gelap sejak lahir. Ibu saya berkulit kuning langsat, sedangkan bapak berkulit sawo matang gelap. Sudah tentu kulit saya yang gelap ini adalah 'pemberian' dari gen bapak saya. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Mulanya saya tidak merasa ada yang aneh dengan kulit gelap saya. Saya bermain dengan anak sebaya di lingkungan sekitar rumah, dan pergi ke sekolah bersama-sama. Namun <i>at some point</i>, warna kulit saya menjadi momok yang menghantui hidup saya selama bertahun-tahun karena salah seorang teman mengejek saya dengan sebutan 'item'. Sejak saat itu, teman-teman yang lain mulai ikut-ikutan mengejek bahkan memanggil saya item. Beberapa menyebut saya <i>'celeng'</i>, yang dalam bahasa Madura artinya hitam. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiimNj9Kq-DmTY_pYaOmlAXM9qVzEp-pmB96ixXtdK7quKzNA-CwGQhy0hrlIuRuOzML-NVjriIO1N1p-vzg6OWkJdh6l9H_76WOJRnKiAMlj9ax1XWdqOWbq12tm9VvYRlPCVpJ2WDPQA/s5597/noah-buscher-hDlIX2hq5u8-unsplash.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3731" data-original-width="5597" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiimNj9Kq-DmTY_pYaOmlAXM9qVzEp-pmB96ixXtdK7quKzNA-CwGQhy0hrlIuRuOzML-NVjriIO1N1p-vzg6OWkJdh6l9H_76WOJRnKiAMlj9ax1XWdqOWbq12tm9VvYRlPCVpJ2WDPQA/s320/noah-buscher-hDlIX2hq5u8-unsplash.jpg" width="320"></a></div><div style="text-align: justify;">*Photo credit: Unsplash</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Berangsur-angsur, rasa percaya diri saya hilang karena sebutan yang menyakitkan itu, dan saya mulai membenci warna kulit saya.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Saya selalu iri melihat teman-teman saya yang berkulit cerah. Sepertinya, pakaian berwarna apapun akan terlihat bagus karena <i>'background'</i>-nya cerah. Sedangkan saya tidak memiliki banyak pilihan, sebisa mungkin memakai pakaian berwarna gelap atau hitam sekalian untuk membuat ilusi supaya kulit saya terlihat satu tone lebih cerah. Bukannya mereda, teman-teman malah dengan sengaja mengatakan bahwa saya 'tidak terlihat' karena serba hitam. Saya sedih luar biasa. Saya sampai menutup diri dan berusaha menghindar karena takut dengan sesi membanding-bandingkan warna kulit. Saya sangat membenci hal itu!</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Diam-diam, saya mulai memperhatikan iklan pemutih yang saat itu selalu tayang di Televisi. Saya rela kelaparan di sekolah karena uang saku saya tabung untuk membeli sabun dan cream pemutih. Saya masih SMP saat itu, uang saku saya hanya 500 rupiah, sedangkan harga sabun pemutih paling murah seharga 10ribu saat itu. Meskipun penuh pengorbanan, saya membelinya dengan keyakinan bahwa setelah ini saya tidak akan diolok-olok lagi. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Saya sungguh naif karena menjadi korban iklan. Sabun pemutih yang 'katanya' bisa memutihkan kulit itu tidak berhasil membuat kulit saya cerah meskipun hanya satu tone. Tapi saya tidak menyerah. Saya menabung lebih giat, untuk membeli produk pemutih lain. Tapi lagi-lagi, saya harus gigit jari karena tak satupun yang berhasil.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Insecurity karena warna kulit masih membayang-bayangi hidup saya hingga saya lulus sekolah menengah atas dan bekerja. Hingga suatu hari saya bertemu seorang pria yang dengan tulus mengatakan ia menyukai tone kulit saya karena terlihat sehat . Pria ini yang kemudian memenangkan hati saya dan menjadi suami saya. Mulanya saya hanya mencibir dan menganggapnya hanya omong kosong dan menghibur saya semata. Saya bercerita banyak padanya bahwa saya sangat insecure dengan warna kulit saya, termasuk bullian dan hinaan yang saya terima sejak kecil. Ia dengan serius mengatakan bahwa saya seharusnya berbangga diri karena warna kulit saya dianggap eksotis dan cantik di negara barat dimana ia dibesarkan. Namun, saya tetaplah keras kepala. Standar kecantikan yang mendarah daging sejak saya kecil adalah kulit yang cerah itu cantik, sedangkan kulit gelap tidaklah cantik.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Tahun 2010 silam saya mulai bekerja di salah satu hotel di Bali dan mulai banyak bertemu dengan berbagai orang dari belahan dunia lain. Ada yang kulitnya putih, putih sekali, agak pink, pink dan berbintik-bintik, agak gelap, gelap sekali hingga hitam legam. Saya jadi bisa menilai memang ternyata kulit putih itu banyak jenisnya dan tidak semuanya cantik seperti yang dulu saya pikirkan. Saya jadi teringat dengan kalimat suami saya yang mengatakan bahwa kulit gelap itu terlihat sehat, karena memang kenyataannya kulit orang asing yang kelewat putih terlihat sangat pucat dan jadi kurang menarik. Mungkin karena melihat orang-orang yang demikian setiap hari, ditambah tidak ada lagi teman-teman di Bali yang membanding-bandingkan warna kulit, kepercayaan diri saya perlahan membaik dan saya mulai belajar mencintai warna kulit saya.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Meski sudah mulai bisa menerima warna kulit saya, ternyata saya masih juga merasa beruntung karena suami saya memiliki warna kulit yang selalu saya impikan. Saya masih sering mengatakan padanya bahwa saya iri dengan warna kulitnya, dan ia selalu membalas bahwa ia akan sangat senang jika memiliki warna kulit saya sehingga ia terlihat macho. Sayangnya, selama di Indonesia suami hobi sekali menyapu jalan perumahan dan cuek saja naik motor tanpa mengenakan jaket, sehingga warna kulitnya yang saya sukai itu berangsur menjadi belang dan sebagian agak gelap. Meski demikian, ternyata kulitnya yang macho itu bisa luntur juga setelah 6 bulan pindah ke Sydney yang dingin. Ia selalu mengatakan kangen sekali dengan Bali, selain keluarga, ia kangen bisa naik motor lagi kemana-mana supaya kulitnya kembali menjadi gelap.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Sejak menikah, saya memutuskan untuk berhenti menjadi 'putih'. Saya menyebutnya tobat menjadi putih. Dengan kondisi finansial yang jauh lebih baik dibanding dengan saat saya masih SMP, plus dengan kecanggihan produk pemutih berbagai merk yang bisa dengan mudah ditemukan dimana-mana dan dengan efek yang begitu luar biasa, saya malah tidak lagi tertarik untuk membeli dan mencoba. Mungkin karena lingkungan dimana saya tinggal tidak pernah mempermasalahkan warna kulit saya atau menjadikannya sebagai ajang perbandingan, dan support dari suami saya yang selalu meyakinkan saya bahwa kulit saya cantik sehingga saya menjadi percaya diri tampil apa adanya.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Saya kira hanya saya yang berkulit gelap saja yang merasa insecure dan merasa perlu menggunakan produk pemutih untuk 'menyamakan' warna supaya tidak dianggap berbeda, ternyata banyak orang-orang di lingkungan sekitar saya yang berlomba-lomba menjadi 'putih' hingga di tingkat yang saya anggap tidak wajar. Deskripsi 'putih' yang selama ini saya idam-idamkan adalah di tone 'kuning langsat', namun beberapa orang sekitar yang saya kenal malah suntik putih hingga putihhh sekali. Fenomena ini ternyata mengherankan seorang teman lama saya yang bekerja di kapal pesiar selama bertahun-tahun. Pertama kalinya pulang ke Bali setelah sekian lama, ia shock karena cewek Bali sekarang hampir tidak ada yang berkulit gelap!</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Tidak ada salahnya berkulit gelap, tidak salah juga berusaha menjadi terlihat cantik dengan menjadi putih. Yang salah hanyalah membanding-bandingkan warna kulit dan menganggap rendah warna tertentu. Saya jadi teringat dengan demo di seluruh dunia yang menyuarakan #blacklivesmatters. Memang tidak seektrim itu, namun ini nyata. Jangankan di dunia Internasional yang warna kulitnya bisa kontras sekali antara hitam dan putih. Bahkan di lingkungan saya yang sesuku saja, karena warna kulit, saya dianggap beda ‘kasta’. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div><div><br></div></div>Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-49782383090821779552020-06-12T21:34:00.003+08:002020-06-12T21:34:45.691+08:00Bisa Dimakan?<div style="text-align: justify;">Siapa yang bisa menolak nikmatnya hidangan nusantara? Hidangan lokal tidak hanya memikat warga sendiri, namun juga menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan asing. Banyak sekali orang asing yang jatuh cinta pada rendang, opor, soto, rawon, sate, nasi goreng, gulai, bakso, dan masih banyak lagi. Mereka jatuh hati pada suapan pertama karena terpikat akan rasanya yang kaya bumbu. Saking cintanya, bahkan rendang dinobatkan sebagai salah satu makanan paling enak di dunia. *Bangga.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><i>My husband is no different.</i> Hampir semua masakan lokal yang ‘mainstream’ dia suka semua. Bahkan setelah setahun tinggal di Indonesia, ia lebih bisa makan pedas ketimbang saya yang orang lokal. Saya sampai shock saat kami makan di restoran udon, suami menambahkan banyak sekali irisan cabai ke makanannya. Padahal, saya yang lokal saja tidak pakai cabai sama sekali. Makanan Jepang model apa itu, karena masakan Jepang seharusnya tidak pedas. Saat mudik ke kampung halaman saya, ia juga terbilang agak mahir makan menggunakan tangan saat menikmati sego bancakan. Ia juga menyukai petai, suka makan kerupuk beras, kerupuk udang, dan ngemil rempeyek rebon. Pokoknya selama masih tinggal di Indonesia, saya sering menyajikan masakan lokal meski kadang-kadang menyajikan masakan western atau Japanese juga. Saat ini kami terpisah, suami di Sydney sedangkan saya masih di Bali. Sering saya bertanya padanya, selain keluarga, apa yang dia kangen dari Indonesia. Jawabannya ada dua, kangen naik motor dan makan makanan Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Makanan Indonesia memang tidak diragukan kelezatannya, namun selalu ada cerita lucu saat pertama kali mencobanya.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Sekitar 5 tahun yang lalu, saya menyajikan klepon untuk pertamakalinya padanya. Cara orang lokal makan klepon kan, biasanya pakai tangan. Nah, suami saya malah memakai garpu karena ia kira, caranya ya ditusuk begitu seperti makan bakso. <i>Turned out it was a bad idea</i> karena begitu ditusuk, gula merah dalam klepon muncrat kemana-mana, ya ke bajunya, ke lantai, ke meja, dan ke muka saya! Rasanya ingin marah tapi melihat ia ketawa sambil berkali-kali meminta maaf, saya kok jadi ikutan ketawa juga.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Cerita lain adalah saat pertama kalinya saya menyajikan kare ayam. Seperti yang anda tahu, kare ayam memerlukan bumbu herba seperti daun jeruk dan sereh. Biasanya, bumbu tersebut hanya digeprek saja dan dimasak bersama daging ayam atau daging sapi. Begitu matang, dibiarkan begitu saja supaya wanginya tetap meresap ke dalam masakan. Sayapun menyajikan seporsi kare ayam tersebut kepada suami tanpa menjelaskan apa-apa. Saya tinggal ke dapur sebentar untuk mencuci panci, tak lama terdengar suaranya memanggil-manggil.</div><div style="text-align: justify;"><i>“I can’t eat these.” </i>Katanya sembari mengeluarkan sebatang serai dari mulutnya.</div><div style="text-align: justify;"><i>“It’s too hard to chew.” </i>Katanya lagi. </div><div style="text-align: justify;">Sayapun ngakak. Hahaha, sejak kapan serai bisa dimakan. Saya lalu menjelaskan bahwa herba itu disisihkan saja, tidak untuk dimakan.</div><div style="text-align: justify;"><i>“Then remove it first before it get served. Everything on the plate should be edible.” </i></div><div style="text-align: justify;">Iih cerewet. Tapi iyain aja lah supaya tidak berlanjut ke argumen yang tidak perlu. Dan saya rasa ada benarnya juga. Semua yang tersaji seharusnya bisa dimakan. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><img id="id_96f3_5866_6ee8_95f2" src="https://lh4.googleusercontent.com/k710ba-ghD2G39lFBw_r4n4a7amIu77GoKj_GYF8nIull7RfIYyiRDRdCegfGoc" alt="" title="" tooltip="" style="width: 353px; height: auto;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">*Photo kare ayam saya setelah saya singkirkan semua herbanya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;">Saya kira hanya suami saya yang terlalu polos karena memakan herba, ternyata teman sayapun mengalaminya, memakan daun salam!</span><br></div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><img id="id_172d_d6ab_dfa7_3579" src="https://lh4.googleusercontent.com/xTjCQw7PTTeCOrB5HuHLm4eJUpdTc0XXgagXaiPqlgEgYP6Ys4LnEZapB6fhsao" alt="" title="" tooltip="" style="width: 353px; height: auto;"><br></div><div style="text-align: justify;">Jangankan orang asing ya, kita saja yang orang lokal suka kadang-kadang makan lengkuas. Bedanya, kita biasanya tidak sengaja memakannya. Karena ketika lapar, lengkuas bisa terlihat seperti daging. Sedangkan orang asing memakan sereh atau daun salam karena dikiranya semua yang disajikan itu bisa dimakan. Itulah sebabnya, mengapa banyak juga yang cerita mengenai orang asing minum air kobokan, karena dikira infused water!</div>Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-80296767882535963272020-06-11T21:32:00.000+08:002020-06-11T21:32:13.044+08:00Orang Indonesia Makan Pisang Mentah?<div style="text-align: justify;">Gara-gara postingan mengenai terasi kemarin, saya jadi ingin melanjutkan cerita mengenai <i>culture shock </i>suami saat awal-awal tinggal di Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Pertengahan tahun 2015, saya mengajak suami mudik ke Jawa Timur untuk pertama kalinya. Saat baru sampai, ibu saya sibuk menyiapkan berbagai macam suguhan untuknya seperti aneka jenis kukis, air minum kemasan, dan sesisir pisang hijau yang disajikan di atas piring. Saat itu masih suasana lebaran meskipun arus balik sudah lewat. Ketika kami sedang ngobrol, seorang tetangga bertamu lalu ikut bercengkerama sambil makan kue dan pisang. Tiba-tiba suami mencolek saya dan bisik-bisik,</div><div style="text-align: justify;">“Orang Indonesia makan pisang mentah ya?”</div><div style="text-align: justify;">Ha? Saya melongo tak mengerti.</div><div style="text-align: justify;">“Pisang mentah mana bisa dimakan?” Saya balik tanya.</div><div style="text-align: justify;">“Itu apa?” Tanyanya sambil menunjuk pisang hijau di atas meja dan nyengir melihat tamu ibu saya baru saja menghabiskan pisangnya. </div><div style="text-align: justify;">“Ini namanya pisang hijau. Matang kok, manis. Coba saja.” </div><div style="text-align: justify;">Hahaha. Ternyata ia mengira pisang hijau itu pisang mentah. Esok lusa ibu saya sengaja membawanya berkeliling kebun dan menunjukkan pisang berwana merah. Hebohlah ia foto-foto itu pisang. Di hari yang lain saat menemani ibu saya ke pasar (suami saya suka sekali dengan pasar lokal karena dianggap eksotik), ia terkesan dengan pisang unyil karena ukurannya kecil-kecil yang dijual pedagang di pasar, dan takjub dengan cemilan orang lokal berupa pisang rebus dan pisang goreng. Aneh sekali karena selama ini dia taunya pisang ya dimakan begitu saja tanpa perlu dimasak lagi. Belum tahu dia kalau pisang juga bisa dibuat kolak, es palu butung, isian nagasari, bahkan dijemur jadi pisang sale.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><img id="id_480f_208c_e958_f197" src="https://lh5.googleusercontent.com/FdmMd6UaKthmVCcZ4NyKOOwhUTbkqvVq19t3A_FbWxVfAM_aDMXM-SHNG7qdhc8" alt="" title="" tooltip="" style="width: 353px; height: auto;"><br><br></div><div style="text-align: justify;">Seumur-umur dia tahunya pisang ya satu jenis saja yaitu pisang cavendish yang sering ditemui di supermarket. Kalau mentah warnanya hijau dan menjadi kuning jika matang. Diam-diam saya bangga juga dengan keanekaragaman hayati negara sendiri saat menceritakan berbagai macam jenis pisang. Ini baru aneka pisang loh, belum berbagai jenis tumbuhan yang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Lain pisang, lain pepaya.</div><div style="text-align: justify;">Suami saya sempat shock saat pertama saya memperkenalkan buah pepaya padanya. Dasar hidungnya sensitif, ia langsung protes dan mengatakan bau pepaya seperti bau tinja. Sayang sekali, padahal saya penggemar pepaya. Dan menurut saya baunya biasa saja. Tidak ada yang aneh kok. Suatu hari, saat sedang sibuk membuat <i>draft</i> untuk pekerjaannya, saya iseng menyuapinya pepaya tanpa ia sadari. Kebetulan saat itu ia sedang flu, jadi indera penciumannya sedang tidak begitu bagus. Suapan pertama ia kunyah saja tanpa bertanya apa-apa. Suapan kedua, ia mulai curiga. </div><div style="text-align: justify;">“Ini makanan apa?” Tanyanya sekilas ke arah saya lalu kembali menatap monitor.</div><div style="text-align: justify;">“Buah lokal.” Saya jawab sambil kembali memasukkan sepotong pepaya ke dalam mulutnya. Ia tak menjawab apa-apa karena mungkin terlalu fokus dengan pekerjaannya. Saya lanjutkan memberinya pepaya sampai habis. </div><div style="text-align: justify;">“Enak?” Saya sengaja memancingnya.</div><div style="text-align: justify;"><i>“Not bad. What fruit is that?” </i>Katanya lagi.</div><div style="text-align: justify;">“Pepaya!” Jawab saya sambil ngacir. Takut ditimpuk monitor. Tapi ternyata tidak terjadi apa-apa.</div><div style="text-align: justify;">Sekarang, ia sudah biasa makan pepaya. Tidak lagi terganggu dengan baunya. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Oh ya, bicara masalah bau, bagaimana dengan durian? Hohoho, kalau itu, baik saya dan suami sepakat mengatakan NO! Saya pribadi belum pernah sekalipun makan durian karena tidak tahan baunya. Sedangkan suami pernah sekali mencoba tapi tidak suka karena juga tidak tersiksa dengan bau durian yang tajam. Ramadhan tahun lalu saat ke Kuala Lumpur ia diundang berbuka bersama teman-teman lamanya. Kabar buruknya adalah.. saat itu musim durian dan teman-temannya akan mengadakan pesta durian. Saya tak tahu bagaimana cara suami saya survive di tengah pesta durian, tapi yang jelas sejak saat itu dia akan tegas bilang NO jika diundang pesta durian lagi. Haha sepertinya ia mabuk bau durian.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Di hari yang lain, suami saya terlihat pucat sesaat setelah keluar dari toilet. Saatpun khawatir karena 20 menit yang lalu dia terlihat baik-baik saja.<span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;"> Saat saya tanya kenapa, dia bilang dia perlu ke dokter. Waduh. <i>Sounds serious.</i></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;">“Sakit apa? Kenapa perlu ke dokter?”</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">Ia lalu menarik saya dan berbisik,</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">“BAB-ku berdarah!” Katanya lirih. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">Sayapun ikutan panik. Aduh, kenapa ini. Perasaan saya tidak masak yang pedas-pedas seminggu ini. Dan tidak jajan sembarangan, masa iya bisa sampai berdarah begitu. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">Sayapun lalu mengingat-ingat makanan apa yang kemarin kami konsumsi dan... saya jadi ingat, kemarin suami makan buah naga merah sebanyak 2 buah! Pantas saja!</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">“Perutnya sakit?” Dia menggeleng.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;"><i>“Wait for 2 hours. If nothing happened, then no need to see doctor.”</i></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">Ia terlihat <i>bingung. “Are you kidding? My poop was bleeding!”</i></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">Saya jadi gemes dan menyarankan ia searching di google mengenai <i>side effect </i>makan buah naga merah. <i>And... I was right. </i>Dia tidak kenapa-napa. Sekresi berwarna merah karena ia makan buah naga merah!</span></div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><span style="-webkit-text-size-adjust: 100%;">Kalau diingat-ingat, selain buah, suami juga mengalami beberapa culture shock mengenai makanan. Saya akan posting di post selanjutnya ya, supaya tidak terlalu panjang. <i>Stay tuned!</i></span></div><div><span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;"><br></span></div>Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-87962427821403857282020-06-09T21:30:00.000+08:002020-06-10T11:39:21.510+08:00Terasi<div style="text-align: justify;">Saya suka sekali dengan berbagai masakan dengan bumbu terasi. Sebut saja kangkung terasi, aneka jenis sambal terutama sambal terasi, bumbu urap, ayam bumbu rujak, dan masih banyak lagi masakan yang menggunakan terasi sebagai bumbunya. Terasi adalah bumbu dapur khas Indonesia yang terbuat dari udang rebon yang difermentasi lalu dipanggang sedemikian rupa sehingga menghasilkan pasta atau padatan dengan aroma yang khas.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Karena saya besar di Jawa dimana budaya masakan sehari-harinya menggunakan terasi, maka saya sudah akrab dengan aroma terasi yang tajam itu sejak saya kecil. Terasi yang dioseng bersama bawang-bawangan dan cabai adalah aroma sedap yang menggugah selera menurut saya. Bahkan, kangkung terasi adalah salah satu comford food bagi saya. Setiap kali makan kangkung terasi, rasanya jadi kangen rumah, kangen masakan ibu, dan mengingatkan saya akan kampung halaman saya nun jauh di pelosok Jawa Timur.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><img id="id_d823_d17d_4874_6b47" src="https://lh3.googleusercontent.com/ufdBCmf0qWhOART2xorT9sKb_AJXK31QuNqbD6jHH0Vtzv1z5xO8k-989UvUTJU" alt="" title="" tooltip="" style="width: 353px; height: auto;"><br><br></div><div style="text-align: justify;">Setelah saya menikah, rupanya aroma terasi menimbulkan polemik karena aromanya yang tidak mudah diterima oleh suami saya yang warga asing. <span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;">Suatu hari setelah saya membuatkan sarapan untuknya, saya masak kangkung terasi untuk makan siang saya nanti. Saat mengoseng irisan bawang, cabai dan terasi, aroma menguar liar ke seluruh penjuru ruangan. Rupanya aroma tajam tersebut membuat suami saya tidak nyaman sampai batuk-batuk. Saya jadi merasa bersalah. Meski suami tak mengatakan apapun, saya tahu diri untuk tidak memasak terasi saat ia sedang di rumah.</span></div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Di hari yang lain, suami yang sedang ingin mengambil minuman dingin di lemari es membaui sesuatu yang berbau busuk dan menyengat. Ia mengira ada sayuran atau ikan yang busuk, lalu dikeluarkanlah semua isi lemari es dan mendapati bau busuk itu berasal dari toples kecil berisi terasi, sayangnya ia tak tahu apa itu dan dibukalah tutup toples tersebut. Dalam hitungan detik, ia jackpot. Muntah dan berlari ke kamar mandi seperti dikejar setan. Terasi itu menurutnya berbau busuk, seperti bau kaos kaki, dan sejak saat itu dia mewanti- wanti supaya saya jangan masak terasi. Aduh, gawat!</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Rupanya, bukan cuma suami saya yang anti bau terasi. Kebanyakan orang asing non Asia Tenggara yang tidak familiar dengan terasi akan menganggap aroma terasi itu mengganggu. Saya mendapatkan cerita serupa dari seorang kawan yang tinggal di Queensland, Australia. Berikut ini cuplikan cerita yang dibagikan di halaman Facebooknya.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><img id="id_7d47_d907_8c91_2573" src="https://lh4.googleusercontent.com/osKwA0d_1tKYieUTMK4pFlhY1CRdxDRWaHks2-Fb-C9BdOw-wkjgp39UVb6E3Po" alt="" title="" tooltip="" style="width: 353px; height: auto;"><br><br></div><div style="text-align: justify;">Salah seorang teman dari teman jauh juga pernah cerita pengalamannya saat mengoseng terasi di Perancis. Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba pintunya diketuk seorang polisi yang langsung menginterogasi dan memeriksanya. Rupanya, tetangga sebelah memanggil polisi karena mencium ‘aroma mayat’ dari rumahnya, mencurigai suatu hal yang buruk telah terjadi. Padahal itu hanya aroma terasi. Ada-ada saja, terasi goreng kok dibilang aroma mayat!</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Saat sedang berkunjung ke Kuala Lumpur sekitar dua tahun yang lalu, keluarga saya diundang makan malam di restoran bebek terkenal di Bangsar eh seorang sahabat baik suami. Saya kira akan makan bebek panggang, nasi hainan dan dimsum. Rupanya ada beberapa menu lain seperti ikan goreng asam manis, ayam goreng, sapi lada hitam, cap cay, dan... kangkung belacan! Sayapun tak menyia-nyiakan kesempatan baik itu karena sudah lama pula tak makan terasi. Oh ya, di Malaysia terasi disebut belacan, jadi menu kangkung belacan itu sejatinya ya kangkung terasi! Betul-betul durian runtuh!</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Suami rupanya memperhatikan saya yang sedang asyik menikmati kangkung belacan dan terlihat tidak tertarik dengan bebek dan ikan goreng. Iseng, saya tawarkan sesendok kangkung belacan ke piringnya. Ternyata ia sukses memakannya tanpa komplain. Kembali saya tambahkan sesendok lagi. Tandas. Aha! Saya tambahkan sekaligus 3 sendok ke piringnya tanpa berkata apa-apa. Tak butuh waktu lama dan kangkung belacannya habis juga. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Sekembalinya ke hotel, sayapun tak tahan untuk memberitahunya. </div><div style="text-align: justify;">“Papa ingat sayur ijo di restoran tadi? Enak tidak?” Satu-satunya sayur berwarna ijo royo-royo ya kangkung belacan karena sayur cap cay lebih berwarna warni. </div><div style="text-align: justify;">“Lumayan.” Jawabnya singkat.</div><div style="text-align: justify;">“Tahu tidak, itu tadi namanya kangkung belacan. Belacan is terasi.” Saya girang.</div><div style="text-align: justify;">“What? Kok tidak kasih tahu?” Ia menyadari ada yang salah. </div><div style="text-align: justify;">“Because you ate a lot! I thought you enjoy it!” Saya meledek. </div><div style="text-align: justify;">“I thought I smell something quite familiar but didn’t remember what it was.” </div><div style="text-align: justify;">“But you enjoy it, riiiiiight???!” Saya merepet. </div><div style="text-align: justify;">Suami saya hanya tertawa. Saya sudah siap jika kemungkinan terburuk ia jackpot lagi, tapi ternyata hal itu tidak terjadi. Sampai besoknya, ia baik-baik saja. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Sejak saat itu, saya diperbolehkan masak terasi. Asalkan suami sedang tidak di rumah. Yeay!!!</div><div><br></div>Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-12361353582738399692020-06-08T21:28:00.001+08:002020-06-08T21:28:11.631+08:00Kotak Kebahagiaan<div style="text-align: justify;">Beberapa hari yang lalu saya sangat down. Ada banyak hal yang terjadi, ada beberapa peristiwa yang menyita fokus saya. Ada hal-hal urgent yang harus segera diselesaikan. Pikiran saya semakin penuh karena situasi perkembangan kasus baru infeksi corona yang belum ada tanda-tanda melandai, sedangkan saya harus segera menyusul suami ke Australia. Saya khawatir jika saya dan anak harus ikut cek PCR, resiko tertular saat perjalanan, dan harus dikarantina selama 14 hari di tempat yang telah disediakan pemerintah setelah mendarat nantinya. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Saat saya panik, hal pertama yang saya lakukan tentu saja berbenah. Entah sejak kapan tepatnya, setiap kali saya merasa tidak tenang saya akan berbenah meski barang saya tidak banyak. Saat menata ulang lemari yang hampir setengah bagiannya kosong, saya melihat sebuah kotak dan membukanya. Saya keluarkan benda-benda di dalamnya satu persatu. Ada sebuah kotak berisi cincin beserta sebuah note proposal saat suami melamar saya dulu. Cincin tunangan itu memang tidak saya pakai sehari-hari karena memiliki permata yang cukup menonjol dan saya khawatir jika permata cincin itu tak sengaja menggores kulit putri saya saat memandikannya. Ada juga cincin bermata biru yang diberikan Ibu mertua kepada saya. Cincin itu beliau dapatkan dari Bapak mertua saat beliau baru saja melahirkan suami saya. Lalu ada sepasang gelang rumah sakit bertuliskan nama saya - gelang pink bersejarah itu saya dapatkan saat saya melahirkan putri saya 4,5 tahun yang lalu. Ada Omamori, semacam jimat keberuntungan yang saya kumpulkan dari berbagai kuil yang saya kunjungi di Jepang. Lalu ada beberapa foto keluarga dalam ukuran kecil, foto putri saya saat masih bayi, dan kaos kaki pertamanya yang hanya sepanjang 15 cm. Perlahan mood saya membaik dan saya menjadi lebih tenang. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><img id="id_eb05_2484_ad31_e04e" src="https://lh4.googleusercontent.com/vwSnLvLZ9STbZy32gOugeI1sOj127X-1-v-2mwTTQUtdgiy1MLEiGIsQlK0ZuKQ" alt="" title="" tooltip="" style="width: 353px; height: auto;"><br>Photo credit: Unsplash</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Saya menyebut kotak itu sebagai kotak kebahagiaan. Saya tak sengaja membuatnya. Yang saya lakukan hanyalah mengumpulkan benda-benda yang saya anggap bersejarah dan memiliki nilai khusus ke dalam sebuah kotak bekas sepatu. Ternyata, kotak itu menjadi salah satu terapi yang lumayan ampuh di saat mood saya sedang kacau. Kotak kebahagiaan itu selalu mengingatkan saya bahwa hidup saya indah dan diberkahi banyak kebahagiaan. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Saya yakin tak ada salahnya jika anda juga membuatnya di rumah. Caranya mudah, hanya siapkan sebuah kotak ukuran sedang, misalnya kotak sepatu, lalu isilah dengan benda-benda yang membangkitkan kebahagiaan, pengharapan atau mengingatkan anda bahwa hidup anda dilimpahi dengan kebahagiaan di masa lalu. Anda juga bisa memasukkan:</div><div><ul><li style="text-align: justify;">Foto-foto orang-orang yang anda cintai</li><li style="text-align: justify;">Kartu ucapan</li><li style="text-align: justify;">Potongan quotes yang menguatkan</li><li style="text-align: justify;">Foto tempat yang ingin anda kunjungi di masa depan</li><li style="text-align: justify;">List goal yang ingin anda capai 10 tahun lagi</li><li style="text-align: justify;">Hadiah dari orang yang sangat berarti bagi anda,</li><li style="text-align: justify;">Dan lain-lain.</li></ul><div style="text-align: justify;">Ketika anda sedang bersedih, mengalami masalah yang berat, atau hidup ini serasa sangat sulit untuk dilalui, bukalah kotak kebahagiaan anda dan ingatlah bahwa banyak alasan untuk tersenyum. Kotak itu bisa anda buka kapan saja tanpa harus menunggu ada masalah, dan bersyukurlah bahwa hidup kita penuh dengan berkat dari Tuhan dan hal-hal yang indah. </div></div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><i>A good life is a collection of happy memories. </i>Denis Waitley</div>Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-49358698381594627062020-06-08T14:36:00.000+08:002020-06-08T14:36:12.843+08:00The Tip Hunter<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;">Di Hotel, Department yang bagi saya adalah lahan ‘basah’ (banyak kesempatan untuk mendapatkan tip) ada dua, yaitu FB (Food and beverage) Service, dan Front Office. Untuk department FB, saya kurang tahu karena memang bukan ‘wilayah’ saya. Tapi untuk FO ada beberapa section yang lumayan ‘basah’.</div></div><div style="text-align: justify;"><br>
</div><div style="text-align: justify;">Pertama, receptionist. Tentu, karena segara urusan keuangan tamu kan langsung dilayani di reception. Tapi hari gini, jarang sekali tamu bayar pakai uang cash, karena jaman sekarang kan uang di dalam kartu jauh lebih laris manis dari pada uang kertas yang gampang dipalsukan. Cara paling jitu supaya tamu ngetip ya… baik-baikin tamunya. Sebisa mungkin berilah kamar yang sesuai dengan expectasinya. Asal jangan terlalu baik and malah dimanfaatin tamu untuk nego harga. Hehehehe…</div><div style="text-align: justify;"><br>
</div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div>Kedua, Concierge. Concierge sendiri sebenarnya dibagi lagi menjadi beberapa section, tapi yang paling ‘basah’ biasanya adalah bellman dan valet. You know lah, bellman adalah porter yang membawakan barang bawaan tamu ke kamar, yang memang sudah seperti kewajiban, tamu akan memberikan tip sebagai kompensasinya. Sama halnya dengan bellman, tugas valet tak kalah penting. Meski ‘hanya’ memarkirkan mobil dan membawanya kembali di hadapan tamu, you know orang yang menginap di hotel (apalagi bintang lima) jarang sekali yang bawa mobil jelek. Adanya malah mereka seperti jor-joran pamer mobil yang satu bawa mercy, satunya lagi pamer Jaguar, satunya lagi VW keluaran terbaru, Mini cooper yang mirip dengan mobil Mr. Bean yang lucu itu, bahkan seringnya saya temui jenis mahal seperti Hummer yang Limousine, atau Roll Royce. Bisa dibayangkan betapa berat tugas valet, mereka yang pegawai biasa dengan gaji yang ‘biasa’, harus bekerja dengan menanggung resiko yang lumayan ‘mahal’. Bisa dibayangkan jika seorang valet kurang hati-hati dalam bekerja, sebuah mobil mini cooper (yang konon katanya limited edition; setiap warna yang dikeluarkan hanya ada 2 unit di dunia) yang dikemudikan menyerempet sesuatu hingga ada scratch di body-nya, yang punya bakalan ngamuk-ngamuk dan nangis-ngangis setengah mampus saking limited-nya mobil itu. So, sayapun bisa memaklumi jika mereka berpendapat semakin mahal mobilnya, biasanya tamu juga akan memberikan tip semakin banyak. Ongkos gengsi juga lah tentunya… masa iya mobilnya Vellfire tapi ngetip cuma lima ribu? Gak lepel lah ya…<br>
<br>
</div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQcgewbq726C0VdITEj5hkYQP-KxehDgVNrZhpd3rkoWQ3hhpFW0iJkzkm-9iOZkEizkIlGuYAa1yHgk4kiMPP8ByVVBuZgKbPEEb-eZZyXzgLtz-_fGY_CUw-DC-gw_VLPmTAAcksGrg/s1600/mini_cooper.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="238" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQcgewbq726C0VdITEj5hkYQP-KxehDgVNrZhpd3rkoWQ3hhpFW0iJkzkm-9iOZkEizkIlGuYAa1yHgk4kiMPP8ByVVBuZgKbPEEb-eZZyXzgLtz-_fGY_CUw-DC-gw_VLPmTAAcksGrg/s320/mini_cooper.jpg" width="320"></a></div><div style="text-align: center;">*)Mini Cooper Limited Edition-- Source: Google Image</div><div style="text-align: center;"><br>
</div></div><div style="text-align: justify;">Bagian lain yang seringkali basah biasanya doorman. Tugasnya simple dan minim resiko, yaitu membukakan dan menutup mobil tamu yang hendak masuk/keluar mobilnya sendiri. Kadang-kadang, memanggilkan taxi dan memberikan taxi card. Sedangkan seorang driver, jarang sekali ‘basah’ kecuali jika tamu benar-benar puas dengan pelayanan driver tersebut, karena tamu sudah membayar cukup mahal ongkos mobil hotel. </div><div style="text-align: justify;"><br>
</div><div style="text-align: justify;">Meskipun ‘basah’, seringkali juga seorang staff tidak mendapatkan tip. Karena factor seleksi alam, mereka pun berevolusi menjadi seorang ‘tip hunter’, alias manusia pemburu tip. Dan menurut pengamatan saya selama bekerja di hotel, seorang staff yang berevolusi menjadi tip hunter ini memiliki beberapa cirri-ciri, yaitu:</div><div style="text-align: justify;"></div><ul><li>Tip oriented alias segala sesuatu yang dilakukan untuk tamu tidak berdasarkan standart yang berlaku tapi berdasarkan tip. Pernah melihat seorang staff yang lebay menawarkan bantuan kepada anda padahal anda merasa tidak perlu dibantu? Itulah staff yang mengharapkan uang tip dari anda.</li>
<li>Hafal plat nomor kendaraan tamunya. Tentu saja tamu yang ‘86’ yang selalu dihapal nomor polisinya. Diluar itu, tentu cuek saja. Tujuannya jelas, staff tentu akan aware ada seorang tamu royal yang datang, apalagi bila tamu tersebut termasuk dalam kategori big tipper alias suka memberi tip dalam jumlah yang besar.</li>
<li>Service tebang pilih. Maksudnya, akan ada kesenjangan dalam service quality antara tamu yang seorang tipper dan yang bukan. Tipper, selalu diistimewakan dan segala kepentingannya didahulukan.</li>
</ul><br>
<div style="text-align: justify;"><br>
</div><div style="text-align: justify;">Well, my question is, are you a tipper???</div></div>Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-53736112404470471362020-06-05T15:29:00.002+08:002020-06-05T15:29:34.052+08:00Jarkoni, Iso Ujar Ra Iso Nglakoni<div style="text-align: justify;">Pernah mendengar istilah Jarkoni? Jarkoni adalah sebuah kependekan dari “iso ujar (nanging) ra iso nglakoni”, dalam bahasa Jawa. Yang jika diartikan kurang lebih hanya bisa mengatakannya saja tapi tidak bisa menjalaninya. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Dalam hidup, seringkali kita mendapatkan nasehat dan menasehati orang lain, seperti:</div><div style="text-align: justify;">“Sudah, jangan diingat-ingat lagi. Dendam itu tidak baik loh.”</div><div style="text-align: justify;">“Maafkan saja, tidak usah membalas. Biar Tuhan yang balas.”</div><div style="text-align: justify;">“Hubunganmu toxic, sebaiknya putus saja dan move on.”</div><div style="text-align: justify;">Tapi, apakah nasehat-nasehat itu mampu membuat perubahan dalam diri orang lain? Sebagian mungkin iya, tapi kemungkinan besar tidak berubah. Berapa banyak buku dan pepatah motivasi yang sudah anda baca? Berapa banyak seminar motivasi yang telah anda ikuti? Berapa banyak perubahan yang telah terjadi pada diri anda? Nah, jangankan kita yang orang awam. Seorang motivatorpun bisa jadi tidak bisa memberikan perubahan apa-apa, karena memang sebetulnya perubahan itu harus datang dari diri sendiri. Para pelatih ini hanya memberikan alat, motivasi dan arahan, sedangkan perubahan tetap terletak pada individu masing-masing. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Lantas bagaimana? Jangan jarkoni. Hanya katakan apa yang anda lakukan. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Saya jadi teringat cerita tentang Mahatma Gandhi, yang menurut saya sesuai dengan topik ini.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Suatu hari ada seorang ibu membawa anaknya kepada Gandhi.</div><div style="text-align: justify;">“Gandhi, tolong bantulah saya menasehti anak saya ini. Dia memiliki penyakit serius dan dokter mengharuskannya stop memakan makanan yang manis. Saya dan keluarga sudah menasehatinya, tetapi tidak ada perubahan apapun. Tolonglah, siapa tahu dia mau menuruti nasehat darimu.”</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Gandhi yang bijak itu tersenyum dan dengan suara lembut berkata, “Ibu, sekarang saya tidak bisa berkata apa-apa. Silahkan Ibu pulang dan bawa anak Ibu kesini minggu depan.”</div><div style="text-align: justify;">Ibu itu tentu saja kecewa, namun rupanya Ibu itu belum menyerah. </div><div style="text-align: justify;">“Gandhi, anak itu ada di depanmu sekarang, tidak bisakah engkau memberinya nasehat sekarang?” </div><div style="text-align: justify;">Gandhi hanya tersenyum dan menggeleng.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Ibu itupun menyerah. Meski perasaanya campur aduk, ibu itu pulang dan kembali tepat satu minggu setelahnya. </div><div style="text-align: justify;">“Gandhi, sudah satu minggu dan saya kembali seperti yang engkau minta. Sekarang tolong berikanlah nasehat itu.”</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Gandhipun mendekati anak itu lalu menasehatinya untuk tidak memakan makanan yang manis. Hanya itu. Tidak kurang, dan tidak lebih. Sebuah nasehat sederhana, tidak ada yang baru, tidak ada yang istimewa.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Sang Ibu amatlah kecewa karena setelah penantiannya selama seminggu, ia berharap Gandhi akan melakukan suatu hal yang lebih daripada hanya kata-kata nasehat biasa. Si ibu pulang dan tidak berharap apa-apa. Mana mungkin ini akan berhasil? Pikirnya. Namun yang terjadi betul-betul di luar nalarnya. Sang anak mulai berhenti makan manis. Mulanya ia berpikir ini hanya kebetulan, tapi itu terjadi berhari-hari bahkan berminggu-minggu berikutnya.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Si ibu yang penasaran lalu kembali menghadap Gandhi dan langsung bertanya, “ Gandhi, rahasia apa yang engkau miliki sehingga anakku benar-benar bisa berhenti makan manis? Nasehat yang engkau berikan hanyalah nasehat biasa. Saya dan keluarga bahkan dokternyapun menasehatinya dengan cara yang sama, bahkan lebih baik. Tetapi mengapa anak saya hanya menurut pada nasehatmu?”</div><div style="text-align: justify;">Gandhi tersenyum dan bertanya, “Ibu masih ingat pertama kali ibu kesini dan saya meminta Ibu datang seminggu kemudian?”</div><div style="text-align: justify;">Si ibu menggeleng, “Saya juga masih penasaran. Kenapa memangnya?”</div><div style="text-align: justify;">“Saat pertama kali ibu kesini, saya masih makan manis. Setelah Ibu pulang saya berhenti makan manis sampai kemudian ibu datang kembali seminggu kemudian. Baru saya bisa menasehati anak Ibu supaya berhenti makan manis.”</div><div style="text-align: justify;">- - -</div><div style="text-align: justify;">Saya juga teringat kisah saya sendiri menghadapi putri saya yang saat itu masih berusia 2 tahun. Saya kesulitan menyikat giginya karena ia fokus bermain air di keran yang mengalir, sedangkan ia harus nyengir atau membuka mulutnya supaya saya bisa menyikat bersih giginya. Berbagai cara sudah saya lakukan namun ia sulit sekali mengikuti perintah saya untuk membuka mulut atau nyengir (posisi ‘hi’). Saya mulai dari menutup keran air, tapi rupanya fokus berpindah dari air ke bayangannya sendiri di depan cermin. Cermin saya lepas, ia fokus memainkan jari jemarinya yang chubby. Memarahinya hanya akan membuat ia trauma dan tidak lagi mau menggosok giginya. Suatu hari tanpa sengaja saya menemukan cara yang cukup efektif untuk memintanya membuka mulut posisi “Aa” atau nyengir posisi “Ii”. Setelah saya menyuruhnya bilang “A”, saya juga membuka mulut saya posisi A sampai saya selesai menyikat bagian dalam. Begitu juga dengan posisi “Ii”. Saya nyengir posisi “ii” sembari menggosok gigi balita saya. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Begitulah, jika ingin merubah orang lain, maka berubahlah dahulu. Sebelum menasehati orang lain, alangkah baiknya jika melakukannya terlebih dahulu. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">“B</span><span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;">e the change that you want to see in the world.” Jadilah perubahan seperti yang ingin kau lihat. - Mahatma Gandhi</span></div>Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-67800124928848928172020-06-04T11:24:00.003+08:002020-06-04T11:24:42.808+08:00Melihat Sisi Baik<div style="text-align: justify;">“Bagaimana, kerasan training di sini?” Saya basa basi bertanya pada seorang trainee dari departemen Housekeeping saat kebetulan duduk semeja dan makan siang bersama.</div><div style="text-align: justify;">“Kacau sekali, mbak. Semua orang kerjanya hanya main suruh, tiap hari kamar yang dibersihkan sudah seperti kapal pecah, mana supervisornya galak pula, pasti habis dimarahi kalau kamar kurang bersih sedikit saja.” Ujarnya panjang lebar.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Di kesempatan lain seorang trainee malu-malu meminta izin untuk duduk semeja dengan saya. Setelah menikmati makan siang, tanpa saya minta trainee itu bercerita, “jadi begini ya mbak rasanya kerja di hotel. Rupanya banyak sekali yang harus dipelajari. Banyak hal yang ternyata berbeda dengan yang diajarkan di bangku kuliah. Tapi saya beruntung, semua staff baik. Meski kadang galak, tapi mereka tidak pelit berbagi ilmu.”</div><div style="text-align: justify;">Sayapun penasaran, di departemen mana dia training.</div><div style="text-align: justify;">“Saya di housekeeping.” Jawabnya singkat. Setelah itu pamit karena jam istirahatnya akan segera habis.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Jika diamati, kedua trainee ini kurang lebih memiliki tugas yang sama, menu makan siang yang sama, hotel yang sama, dan manager serta supervisor yang sama, sama galaknya. Tetapi ternyata keduanya memiliki pandangan yang berbeda mengenai pekerjaannya.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Hidup ini adalah pilihan, tak hanya memilih jurusan IPA atau IPS saat SMA, memilih kuliah di universitas A atau B, atau bekerja di perusahaan C atau D. Lebih dari itu, kita semua memiliki pilihan dalam memilih sudut pandang, mau melihat dari sisi jelek atau sisi baik. Melihat dan fokus pada sisi baik selalu bisa dilakukan dengan latihan. Latihan bisa dimulai dari yang kecil, seperti peristiwa anda tanpa sengaja menumpahkan air, macet di jalan, kehabisan tempat parkir, menghadapi balita yang membangkang, dan banyak hal kecil lain yang menyebalkan. Sekarang cobalah melihat itu semua dari sisi baiknya. Sulit? Memang, bahkan saya yakin sebagian dari kita mengatakan hal itu mustahil dilakukan. Coba ingat-ingat saat anda belajar makan dengan sendok garpu atau bahkan sumpit dulu. Atau soal matematika perkalian saat anda masih kelas 1 SD. Mungkin awalnya terasa sangat sulit. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Sulit dan mudah itu sendiri sangat relatif. Saat anda sudah terbiasa makan dengan sedok garpu, maka anda akan mengatakan makan pakai sendok garpu itu mudah. Saat anda sudah naik kelas 3 SD, maka soal perkalian yang dulu dirasa sangat sulit menjadi mudah. Kemampuan kita juga relatif. Begitu pula dengan hidup ini, saya percaya bahwa sebetulnya tidak ada masalah besar di dunia ini, yang ada adalah kemampuan kita yang terbatas.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><img id="id_ed27_a9e3_1b1a_32ef" src="https://lh3.googleusercontent.com/7tCZNKEG5JQBDwWLd2EhHSV84U0pMgLEQh7lzlQwb9YDiZQpBCncrPnZsuyaqyE" alt="" title="" tooltip="" style="width: 353px; height: auto;"><br><br></div><div style="text-align: justify;">Setiap peristiwa pada dasarnya adalah netral, tidak bernilai apa-apa. Kitalah yang kemudian memberi label baik atau tidaknya. Pelabelan pada suatu kejadian adalah pilihan kita, kita selalu bisa melabeli itu baik atau buruk. Orang yang selalu memili untuk melihat dunia dari sisi keindahan adalah orang yang beruntung, karena mereka tidak tergantung dengan keadaan dan tidak menyalahkan situasi. Mereka mampu meningkatkan kekuatan diri yang luar biasa yang terdapat dalam setiap diri manusia, yaitu kemampuan untuk memilih.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Jadi, jika ada seorang HR manager, trainee manakah yang anda pilih?</div>Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-64584375728974949532020-05-31T18:07:00.000+08:002020-05-31T18:07:05.874+08:00Memberi Selain Uang<div style="text-align: justify;">“Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” Begitulah kata pepatah. Pernahkah anda merasa bahagia saat anda bersedekah kepada pengemis, membayar zakat, atau menyumbang dalam pembangunan tempat ibadah? Orang sering takut kehilangan sesuatu saat memberi. Dengan memberi, ada bagian dari kita yang hilang karena diberikan kepada orang lain. Sebenarnya tidak tepat jika dikatakan seperti itu. Faktanya, kebahagiaan datang saat kita memberi. Jika suatu saat anda berjalan-jalan di toko buku, tengoklah beberapa buku di rak pengembangan diri. Akan anda temukan banyak sekali buku dengan berbagai macam judul yang mengulas tentang keajaiban ‘memberi’. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><img id="id_bfe6_270d_d733_c241" src="https://lh6.googleusercontent.com/M_FrhuoZXDDZyUtryyOSMGOK-P2Ue7Iyf8H0EnZxvyxZXnLjZ5PN7C2au2WuAdM" alt="" title="" tooltip="" style="width: 353px; height: auto;"><br>*<i>ilustrasi: unsplash</i></div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">“Mau memberi apa? Saya sendiri saja sedang kesusahan. Sudah sebulan dirumahkan. Tidak ada pemasukan. Seharusnya orang-orang yang lebih beruntung yang berderma pada saya.” Saya tidak sedang membahas pemberian berupa uang. Jangan pernah berpikir bahwa anda pantas menerima jika anda tak sanggup memberi. <span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;">Siapa bilang anda tidak bisa memberi? Justru sebetulnya banyak sekali yang bisa anda berikan kepada orang lain. Tak percaya?</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;">1. Senyum.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;">Ingat, senyum itu ibadah. Senyum itu gratis, dan semua orang punya senyum. Kenapa harus pelit berbagi senyum? Anda tidak akan kehilangan apapun dengan tersenyum pada orang lain. Tak perlu menunggu momen untuk tersenyum. Anda seorang ibu yang sedang menemani anak bermain? Tersenyumlah. Anda seorang mekanik bengkel? Tersenyumlah saat pelanggan datang dan menjelaskan keluhan pada motornya. Atau anda sedang akan belanja di mini market? Biasanya staff akan menyapa anda. Tersenyumlah untuk membalas sapaan mereka. Tak seorangpun tak menyukai orang yang ramah. Tak seorangpun menolak senyum yang tulus.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;">2. Terimakasih</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;">Sama seperti senyum, mengucapkan terimakasih itu gratis dan semua orang mampu melakukannya. Bahkan anak kecilpun sudah terbiasa mengucapkan terimakasih saat menerima sesuatu dari orang lain. Jangan pelit berterimakasih. Terimakasih tak pernah menghasilkan sesuatu yang buruk. Sebaliknya, dengan murah hati berterimakasih, banyak kejadian baik yang tak terduga terjadi. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;">3. Bantuan</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;">Yang perlu anda lakukan hanya mengamati sekeliling. Ada yang perlu bantuan? Mungkin membawakan belanjaan istri. Membantu anak mengerjakan pekerjaan rumah. Menyapu jalan hingga depan rumah tetangga. Dan masih banyak lagi. Sering-seringlah mengamati sekeliling, maka anda akan menemukan banyak kesempatan membantu orang lain.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;">4. Waktu</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;">Ada yang bilang, waktu adalah uang. Katakanlah anda mendapatkan gaji 10 juta sebulan, 8 jam kerja, 5 hari seminggu. Berarti anda dibayar sekitar 56 ribu per jam. Tak peduli seberapa mahalnya harga waktu ada per jam, usahakan untuk menyumbangkan waktu amda untuk sesuatu yang kecil. Misalnya, mengikuti bakti sosial membersihkan sampah di pantai, menjadi relawan tempat ibadah, atau sesederhana mendengarkan seorang teman yang curhat karena sedang menghadapi sebuah masalah. Selamat! Anda baru saja memberikan 56ribu, atau seratus ribu, 500ribu bahkan berjuta-juta dengan cara menyumbangkan waktu anda. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;">Jadi, siapa bilang anda tak punya apapun untuk diberikan?</span></div>Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-78805513830467981692020-05-29T19:10:00.000+08:002020-05-29T19:10:11.234+08:00Mengasihi Orang yang Sulit<div style="text-align: justify;">Jika anda sedang berbicara tentang ‘cinta’, wajah siapakah yang terbayang? Kekasih? Orang tua? Anak? Teman dekat? Sahabat? Mudah sekali mengatakan cinta pada orang-orang yang kita sayangi, karena kita mengasihi mereka. Namun, dapatkah kita mengasihi musuh, orang yang pernah memfitnah, orang yang selalu berkata buruk dan menghina anda, atau orang yang sangat kita benci karena suatu hal? </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Ada orang-orang yang masuk ke dalam kehidupan kita sebagai penghianat, kepercayaan kita disalahgunakan dan ketulusan kita dinodai. Ada juga yang tidak jujur, yang memanfaatkan kebaikan kita, menjual hati nurani demi materi. Dalam hidup, mau tak mau kita sering bersinggungan dengan orang yang dengan sengaja berbuat jahat kepada kita, tanpa sedikitpun mereka merasa berbuat jahat kepada sesamanya. Benar-benar sulit mengasihi orang yang demikian.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Kita sering terganggu ketika kita diperlakukan tidak baik oleh orang lain, terutama orang yang memiliki hubungan yang tidak baik dengan kita. Dimulai dari pikiran, hal ini mempengaruhi ketenangan dalam hidup kita. Seringkali, kita membiarkan pikiran-pikiran itu merusak kedamaian dalam hidup kita. Jadi harus bagaimana?</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Pertama, jangan membalas. Membalas kejahatan dengan kejahatan tak akan memenangkan apa-apa. Anda menganggap orang lain menjahati anda, tapi dengan membalas orang itu dengan kejahatan yang sama, berarti anda sama jahatnya dengan orang itu. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Kedua, maafkan. Tak mudah memang, tapi percayalah bahwa tak ada satupun manusia yang terlahir menjadi orang jahat. Keadaan dan lingkunganlah yang membuat seseorang menjadi demikian. Lagipula, kita juga tidak luput dari kesalahan. Mungkin secara tidak sengaja, kita telah menyakiti orang lain juga. Jika anda tak bisa memaafkan orang lain, jangan pernah berharap orang lain juga bisa memaafkan anda. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Ketiga, jangan biarkan kedamaian hidup kita menjadi hilang. Lepaskan pikiran anda dari orang-orang yang mengganggu kedamaian hidup anda. <span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;">Tuhan maha pengasih. Tak peduli seberapa jahatnya orang yang telah menyakiti kita, ia juga ciptaan Tuhan. Dan karena Tuhan maha pengasih, orang jahat itu juga dikasihi Tuhan. Jadi, buat apa menguras energi dan pikiran memikirkan hal yang merusak kedamaian dalam kehidupan anda?</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; -webkit-text-size-adjust: 100%;">*Tulisan ini adalah self reminder untuk saya sendiri. Semoga juga bisa menjadi pengingat bagi kita semua, untuk senantiasa mengasihi siapa saja. </span></div>Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3053206334116303434.post-65382171153849287602020-05-26T21:18:00.000+08:002020-05-26T21:18:02.990+08:00Kasidi<div style="text-align: justify;">“Good afternoon, ABC hotel. Anna is speaking, how may I assist you?” Saya mengangkat telepon yang berdering tak jauh dari tempat dimana saya duduk.</div><div><div style="text-align: justify;">“Halo, masih ada kamar hari ini gek?” Seseorang di seberang sana menanyakan ketersediaan kamar dengan logat Bali. Gek adalah kependekan dari jegeg yang artinya cantik.</div><div><div style="text-align: justify;">“Mohon ditunggu, saya cek dulu ya Bu.”</div><div style="text-align: justify;">Saya segera menuju ke komputer terdekat di meja reception dan mengecek room availability untuk hari itu.</div></div><div style="text-align: justify;">“Masih ada 1 kamar deluxe dan 2 suite room, Bu. Mau berapa kamar dan berapa malam?”</div><div style="text-align: justify;">“Satu kamar saja mbak. Kalau ada kamar yang paling murah. Cek in nanti jam 8 ya. Untuk malam ini saja.”</div><div style="text-align: justify;">“Mohon maaf, saya berbicara dengan Ibu siapa ini?”</div><div style="text-align: justify;">“Buat apa nama saya? Yang nginep bukan saya tapi tamu saya.”</div></div><div style="text-align: justify;">“Oh, begitu. Baik, nama ibu hanya untuk catatan saja di sistem kami, supaya tahu siapa yang memesan kamar.”</div><div style="text-align: justify;">“Nama saya Kadek. “</div><div style="text-align: justify;">“Baik, bu Kadek, reservasinya...”</div><div style="text-align: justify;">“Saya bukan ibu-ibu. Panggil saja Kadek.” Oh yeah, fine!</div><div style="text-align: justify;">“Baik, Kadek. Jadi pesanan kamarnya atas nama siapa?”</div><div style="text-align: justify;">“Kasidi.”</div><div style="text-align: justify;">“Ejaannya?”</div><div style="text-align: justify;">“Mana saya tahu. Ketemu orangnya saja belum.” </div><div style="text-align: justify;">Saya garuk-garuk kepala.</div><div style="text-align: justify;">“Baik, kamarnya mau yang deluxe ya, Kadek. Harganya di 2,5 juta rupiah nett sudah termasuk sarapan untuk dua orang.”</div><div style="text-align: justify;">“Oke, nanti tagih saja ke Kasidi ya. Saya cuma bantu bookingin aja. Kasidi itu temennya temen saya.”</div><div style="text-align: justify;">Temannya teman. Baiklah...</div><div style="text-align: justify;">“Baik, konfimasi ya Kadek. Room nama Kasidi, satu orang, cek in hari ini tanggal 7 Agustus, cek out besok tanggal 8 Augustus, harga kamar 2,5 juta nett sudah termasuk sarapan.”</div><div style="text-align: justify;">“Iya makasih.” Tut...tut...tut...</div><div style="text-align: justify;">Lah, ditutup. Padahal saya belum selesai.</div><div style="text-align: justify;">Ya sudah lah ya. Saya tunggu saja tamunya, pak Kasidi ini.</div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Dua jam kemudian...</div><div style="text-align: justify;">“Hi. I have reservation for tonight.” Seorang bule tinggi berambut pirang sedang check in di meja rekan saya Soni. Kebetulan saya duduk persis di sebelahnya.</div><div style="text-align: justify;">“May I know the reservation name, Sir?”</div><div style="text-align: justify;">“I think it is under.. Eer.. Kadek?”</div><div style="text-align: justify;">“There’s no booking under Mr. kadek for tonight, Sir.” Sony tidak menemukan reservasi atas nama itu.</div><div style="text-align: justify;">“Mmm... then try <i>Kasidi</i>, please.”</div><div style="text-align: justify;">Sony mengetik nama Kasidi di komputer. Ketemu! Dan tiba-tiba Sony menoleh ke arah saya,</div><div style="text-align: justify;">“ Namanya kok mirip orang Jawa, mirip tetanggaku di Surabaya, namanya juga pak Kasidi.”</div><div style="text-align: justify;">“Siapa tahu dia bule Jowo seperti Dave youtuber itu.”</div><div style="text-align: justify;">Sony mempersiapkan kartu registrasi untuk check in lalu meminta paspor pak Kasidi. Begitu membuka paspornya, Sony kelepasan tertawa dan langsung menghampiri saya.</div><div style="text-align: justify;">“Namanya Cassidy bukan Kasidi woey!”</div><div style="text-align: justify;">Saya tergelak. </div><div style="text-align: justify;">“Lah mana saya tahu wing tadi Kadek saya minta eja nama dia juga gak tau.”</div><div style="text-align: justify;">Kasidi eh Cassidy yang sedang bingung pun nimbrung, “Anything funny about my passport?”</div><div style="text-align: justify;">Sony buru-buru klarifikasi. </div><div style="text-align: justify;">“No, no, Mr. Cassidy. My friend mistype your name it was written Kasidi instead of Cassidy, thought that you are Javanese man.”</div><div style="text-align: justify;">Mr. Cassidy ikutan tertawa, padahal mungkin dia tidak mengerti apa lucunya Kasidi yang kami bicarakan itu.</div><div style="text-align: justify;">Oalah Kasidi.. Kasidi!</div><div><br></div>Annahttp://www.blogger.com/profile/07150128158638837955noreply@blogger.com0