Agent Turun Harga

By Anna - April 10, 2020

Di kantor suami, ada agent langganan kantor yang menguruskan semua keperluan dokumen untuk WNA, mulai dari kitas para ekpat sampai  ijin kerja. Karena suami sibuk waktu itu, maka ia meminta saya untuk menyiapkan paperwork untuk ijin kerjanya. Jadi instead of kontak suami, agent langsung kontak saya meminta syarat ini itu. Sejak itu saya dan agent terhubung melalui whatsapp. 

Suatu hari ia tanya apakah saya sudah mengurus affidavit dan paspor anak saya yang waktu itu baru berusia 3 bulan. Karena belum urus, saya lalu bertanya apa saja syaratnya dan berapa biayanya. Agent menjawab, untuk paspor dan affidavit biayanya 5 juta. Wow, mahal sekali ya? Saya membatin. Karena kartu keluarga belum saya update dan beberapa persyaratan belum lengkap, saat itu saya bilang, ‘Maaf ya, persyaratannya banyak yang kurang dan saya belum ada wacana membuatkan paspor dan affidavit dalam waktu dekat.’ Karena memang saat itu kami belum ada rencana ke luar negeri mengingat anak saya juga masih bayi. Di samping itu karena biayanya mahal sekali, sedangkan saya memiliki kebutuhan lebih mendesak yang memerlukan dana lebih. Saya pikir, nanti-nanti saja lah. 

Fast forward sekitar setahun setelahnya, saya sedang mengambil paspor baru anak saya di kedubes Jepang, saya sempatkan mampir ke kantor imigrasi renon yang kebetulan hanya berjarak 200 meter dari konsulat Jepang. Saya ingin cari tahu syarat dan biaya untuk pembuatan paspor dan affidavit. Harga resmi yang tertera di pricelist imigrasi adalah 355 ribu untuk pasport dan 400 ribu untuk affidavit. Waduh, agent ambil untung banyak juga ya? Karena kedua dokumen ini ga sampai sejuta tapi kalau urus di agent bayarnya 5 juta. Informasi didapat, sayapun bersiap pulang sambil melirik kiri kanan berharap tidak bertemu dengan agent itu. 

Ada pepatah yang mengatakan ‘apa yang semakin dihindari akan semakin mendekat’ itu ternyata nyata adanya. Saya berpapasan dengan si agent di lobi. Yasudah lah ya, hadapi saja. Toh saya filir saya kan belum resmi menjadi client-nya, jadi sebisa mungkin menyingkirkan rasa ‘berdosa’ kelayapan di imigrasi. 

Setelah basa basi, kembali dia menawarkan jasa untuk membuatkan paspor dan affidavit. Saya pura-pura lupa harga dengan bertanya kembali berapa biaya yang dibutuhkan. Dia menjawab lagi, “Dua juta saja.” Loh, turun harga rupanya. 
Saya akhirnya jujur memberitahunya bahwa saya berniat untuk mengurus dokumen anak saya secara mandiri. Langsung si agent melengos dong. Yah meski harganya jadi lebih murah, tapi saya berhak dong memutuskan saya mau pakai jasanya atau tidak. Ya kan?

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar