Orang Kaya Baru

By Anna - August 11, 2013


Bekerja sebagai frontliner di hotel, saya banyak ketemu OKB, alias orang kaya baru. Duit sih banyak, tapi kelakuannya… ubelieveable!
“Mbak, kalau mau nginep di sini berapa ya semalamnya?” Seorang tante-tante dengan dandanan super menor suatu sore datang ke konter saya.
“Ibu mau jenis kamar yang apa? Kami ada kamar deluxe, premium, dan suite.”
“Yang paling murah yang mana?”
“Yang deluxe, bu.”
“Saya gak mau yang paling murah. Yang mahalan?” Tuh, mulai keliatan OKBnya.
“Yang jenis di atasnya ada kamar premium.”
“Harganya?” Si ibu kibas-kibas rambut rebondingnya.
“Kamar premium harganya hari ini di tiga juta lima ratus nett, Ibu.”
“Maksudnya harga nett apaan? Kamar aja gitu gak ada kasurnya?”
Eeeeerrrr… ini ibu-ibu ketahuan belum pernah tinggal di hotel nih. Masa iya kita jualan kamar, dan kamarnya doang gak pakai kasur. Memangnya kos-kosan?
“Maksudnya harga sudah bersih, sudah termasuk pajak dan service charge.”
“Ohh…”
Entah si Ooh-nya ibu ini artinya dia ngerti atau tidak.
“Yang paling mahal, berapa?”
“Yang kamar suite yang tersedia tinggal executive suite, Ibu. Harganya lima juta rupiah.”
“Hah?!” Si ibu mukanya kaget.
“Kenapa bu?”
“Gak apa-apa.” Katanya sedikit tersipu.
“Saya ambil yang itu.”
Wiiih… ini ibu-ibu gokil juga. Secara nginep di hotel sepertinya belum pernah, sekalinya nginep yang jenis executive suite dan menolak kamar yang paling murah.
“Baik, kalau begitu ini registrasi ibu. Mohon diisi di bagian yang saya tandai saja. Lalu tandatangan di sebelah sini. Oh ya, saya bisa pinjam KTP ibu untuk saya fotokopi?”
“Hah, buat apa mbak?” Si ibu mukanya bingung dan kaget.
“Untuk melengkapi proses registrasi, Bu. Semua tamu yang check in, kami fotokopi KTP atau paspornya.”
Barulah si Ibu menor mau mengerti. Lah dikiranya fotokopi KTP buat apaan?
“Untuk pembayarannya mau menggunakan apa, Bu?”
“Pakai kartu lah, mbak. Hari gini masa pakai uang cash.” Katanya lagi dengan sombongnya sambil mengeluarkan kartu...atm!
Sayapun dengan halus menolak. “Barangkali ada kartu kredit, Bu?”
“Lah, ini kan kartu kredit?”
Ya ampun… gimana ya jelasinnya. Bahkan kartu debit dan kartu kreditpun saya harus terangkan satu per satu.
“Maaf, bu. Ini kartu debit. Kalau kartu debit, saya tidak bisa melakukan card verification.”
“Apa itu mbak maksudnya?”
“Jadi kartu kreditnya Ibu nanti saya blok dananya, nanti pada saat check out saya release-kan kembali.”
“Lah, kenapa kartunya di blok? Saya gak bisa pakai belanja dong nanti?”
Waduh…. CS bank mana nih CS bank?
“Atau begini saja, bu. Kartu ibu saya debet sejumlah harga kamar ibu. Nanti ibu deposit dengan uang cash satu juta, saya kasih tanda terimanya. Nanti pada saat check out, kalau Ibu tidak ada bill diluar kamar, saya kembalikan uang cashnya.”
“Saya sudah bayar harga kamarnya kok masih dimintain uang lagi sih mbak?”
“Yang deposit satu juta itu, hanya sebagai garansi saja untuk pengeluaran extra di luar kamar. Semisal Ibu ada makan malam di restaurant, atau ada minum di lounge atau bar, Ibu tinggal tandatangan saja di billnya dan tidak usah bayar cash di outletnya. Nanti pada saat Ibu check out, tagihannya ada di receptionist dan kami potongkan dari satu juta tadi.”
Mudah-mudahan si ibu menor ngerti.
“Lah, saya kira saya sudah bayar mahal boleh makan sepuasnya di restoran hotel, mbak. Taunya masih harus bayar lagi, ya?”
Gubrak!
“Iya, Bu. Harga yang Ibu bayar hanya untuk kamar dan sarapan saja. Di luar itu, harus bayar lagi.”
“Berarti yang ada di kamar semuanya sudah gratis, dong?”
Maksudnya, TV, DVD, sofa dan kasur boleh dibawa pulang, gitu?
“Di kamar ada beberapa item yang berbayar, Ibu. Minibar, laundry, dan telepon ada chargenya.”
“Waduh, yang gratis cuma tidurnya aja dong, mbak?”
Saya hanya nyengir asem. Maksud loh?
***
Seorang ibu-ibu tambun yang juga minta kamar tipe paling mahal tiba-tiba nanya-nanya ke saya setelah proses check in selesai.
“Oh ya mbak, dari sini ke Legian berapa lama ya?”
“Kurang lebih 15 menit, Bu.”
“Bukannya Seminyak ke Legian dekat saja, ya?”
“Iya Bu. Sebenarnya tidak jauh. Hanya saja karena jalannya kecil dan banyak mobil lewat, jadinya macet.”
Si Ibu mengangguk-angguk. Untungnya saya tak perlu menjelaskan perbedaan kredit card dan debit card pada saat ibu ini membayar deposit karena dia bawa lembaran ratusan ribu bergepok-gepok.
“Mobil besar bisa lewat gak sih, mbak?”
Heran. Sejak kapan mobil dilarang lewat.
“Tentu boleh, Bu. Hanya saja kalau bawa mobil ya siap-siap kena macet. Sepanjang raya Seminyak sampai Legian itu padat sepanjang hari.”
“Paling aman jalan subuh aja kali ya?” Si ibu nyengir-nyengir gak jelas.
Saya jadi curiga. Si Ibu ini bawa mobil besar, jalan ke Legian subuh-subuh. Mau ngapain, coba? Sayapun gatel bertanya,
“Memangnya Ibu mau ngapain subuh-subuh ke Legian? Bar paling pagi tutup sekitar jam 3.”
“Saya mau antar barang mbak ke Legian. Barangnya besar, dan diangkut pakai mobil besar. Makanya saya tanya mbak, mobilnya boleh gak lewat situ.”
Masih kepo, saya nanya lagi, “ Memangnya mobil ibu sebesar apa?” Karena untuk kategori mobil, menurut saya yang paling besar adalah jenis Pajero Sport atau Fortuner. Saya sendiri paling senewen kalo ketemu dua jenis mobil ini di jalan. Bukannya kenapa-kenapa, jalanan di Bali kan kecil-kecil. Susah nyalip aja karena kedua jenis mobil ini menuh-menuhin jalan dan memblok pandangan.
Si ibu dengan polosnya menjawab, “Truk. Jenis tronton.”
What! Saya langsung mangap, apalagi si Ibu cerita dia jauh-jauh jalan dari salah satu kota kecil di Jawa tengah ke Bali dengan mengendarai truk itu selama sehari-semalam bersama suaminya. Hebat!
Kepo saya belum berakhir. Saya jadi penasaran dimana si Ibu memarkir ‘mobil besar’nya.
“Itu!” Si Ibu menunjuk ke halaman hotel dan disana memang terparkir truk besar karena ketinggian truk tidak muat kalau harus parkir di Basement.
Busyet!





  • Share:

You Might Also Like

1 komentar

  1. Saya Ibu Hannah Boss, A pemberi pinjaman uang, saya meminjamkan uang kepada individu atau perusahaan yang ingin mendirikan sebuah bisnis yang menguntungkan, yang menjadi periode utang lama dan ingin membayar. Kami memberikan segala jenis pinjaman Anda dapat pernah memikirkan, Kami adalah ke kedua pinjaman pribadi dan Pemerintah, dengan tingkat suku bunga kredit yang terjangkau sangat. Hubungi kami sekarang dengan alamat email panas kami: (hannahbossloanfirm@gmail.com) Kebahagiaan Anda adalah perhatian kami.

    ReplyDelete