Fobiaku Fobiamu

By Anna - June 13, 2013

Menurut kamus yang saya baca, (gila, iseng banget ya sampai saya baca kamus segala!) yang dinamakan fobia itu adalah suatu ketakutan yang luar biasa akan suatu hal atau fenomena. Fobia sendiri yang saya tahu ada beberapa macam, mulai dari fobia ketinggian atau altophobia (fobia jenis ini menurut saya paling banyak saya temukan di tamu-tamu saya yang menolak ditempatkan di lantai atas. Bisa dibayangkan saat bangun tidur dan buka tirai kaca jendela mereka bakalan shock dan langsung pingsan melihat jalan raya dan mobil yang lalu lalang nun jauhnya di bawah sana), takut gelap atau achluphobia, takut kedalaman atau bathophobia (yang ini biasanya dialami oleh para penyelam yang trauma), takut hantu atau demonophobia ( yang ini sih sudah amat sangat lumrah), takut serangga atau enthomophobia (yang ini saya salah satu penderitanya), dan masih banyak fobia-fobia lainnya. Punya tamu fobia bagi saya memiliki kesan tersendiri. Misalnya suatu hari saat saya mengantar seorang tamu yang fobia ketinggian ke lantai 25. Lagi enak-enaknya ngobrol ngalor ngidul, saat melihat ke arah jendela tamu ini teriak-teriak minta tolong saat melihat rumah-rumah yang terlihat kecil di bawah sana. Sayapun jadi ikut-ikutan panik dan ikutan berteriak minta bantuan. Saat security datang, si ibu sudah terduduk lemas tak bertenaga dan wajahnya sepucat mayat. Bandel sih, sudah tahu fobia masih saja ngeyel minta kamar lantai atas. Pakai acara ngintip jendela dan pingsan lagi! Duh!

Lain lagi saat suatu malam saya terpaksa in charge sendirian karena salah seorang rekan laki-laki yang seharusnya ikut incharge terpaksa pulang lebih awal hari itu karena mendadak masuk angin. Expected arrival (tamu yang akan check in) dan expected departure (tamu yang akan check out) sudah tidak ada, yang artinya saya tinggal leyeh-leyeh menunggu saat jam pulang. Tiba-tiba telepon di konter saya berdering. Dari kamar 118.
“Good evening, front desk, Anna speaking, how may I assist you?”
“Heeeelllllpppp!!! Snake!!!” Yang di seberang sana, suara ibu-ibu setengah baya teriak-teriak dan telepon langsung ditutup.
Loh loh loh? Snake? Ular? Masa iya ada ular di kamar?
Secepat kilat saya mengambil handy talky dan memencet tombolnya.
Engineering, House Keeping, Security, FOM* monitor!!!”
Gila! Ini pertama kalinya saya mengontak beberapa departemen sekaligus lewat HT. sebelum mereka kebingungan, saya kembali memencet tombol HT .
“Semuanya segera ke 118. Ada ular di kamar.”
“Engineering, 86.” Sahutan dari Engineering.
“Housekeeping, 86.” Dari Housekeeping.
Selang dua detik, “Security, merapat, 86.”
Baru saja saya mau mengontak FOM saya, satu-satunya yang belum menyahut, eeh… tiba-tiba saja dia muncul tergopoh-gopoh dengan membawa pentungan kasti!
Suasana mendadak seperti zaman perang. Semua orang sudah siap dengan senjata masing-masing, langsung menuju ke kamar 118, siap berjibaku dengan ular dan menyelamatkan ibu-ibu paruh baya.
FOM langsung mengetuk pintu kamar yang langsung terbuka di ketukan pertama. Yang kami lihat pertama kali, tentu, wajah ibu-ibu dari Singapore yang pucat pasi ketakutan. Kamipun langsung menyebar melakukan pencarian ular, sedangkan saya berusaha menenangkan ibu-ibu malang ini.
“So where is the snake, Maam?” tanya saya pelan-pelan karena team kami tak berhasil menemukan ular di kamar.
Tangannya perlahan-lahan menunjuk ke pojok kamar. Terlihat seekor binatang, berwarna cokelat tua mengkilap, berkaki banyak, sedang merayap. Luing!
Loh loh loh? Jadi yang tadi dibilang snake itu ternyata si luing alias si kaki seribu??? Ya ampun…
Housekeepingpun langsung mengambil luing itu dengan pensil. Lalu menutup pintu balkon yang diduga menjadi penyebab masuknya luing. Selesai sudah. Ular jadi-jadiannya sudah tidak ada lagi sekarang.
FOM saya berinisiatif menawarkan pindah kamar ke Ibu-ibu ini, tapi beliau menolak.
“It’s OK. I was just shocked to see that snake. No need to move. I am allrite,” katanya.
Ya sudahlah…

Cerita Fobia selanjutnya adalah fobia saya yang takut ulat. Binatang melata yang tidak berdaya itu, bagi saya jauh lebih menjijikkan dan lebih mengerikan daripada binatang apapun. Orang bisa saja bilang kecoa atau cacing yang paling menjijikkan, tapi saya masih bisa bersikap “normal” kalau melihat dua binatang itu. Tapi dengan ulat? Saya bakalan langsung histeris dan berlari ketakutan. Tak hanya ketika melihat, hanya dengan membayangkan wujud ulat saja sekujur tubuh saya bisa langsung bentol-bentol dan gatal seperti habis menyentuh ulat. Luar biasa, bukan?

Anehnya saya juga seorang pecinta sayuran. Saking cintanya, saya bahkan tidak bisa makan tanpa sayuran, laiknya orang kebanyakan yang tidak bisa makan nasi tanpa lauk.  Yang bikin saya jengkel, kalau lagi makan di warung, kadang-kadang ada bonus ulat dalam sayuran di piring saya. Sejauh ini, sudah ada sekitar lima piring milik warteg yang saya pecahkan karena terkejut saat melihat ulat mati di dalamnya. Meskipun lumayan sering terjadi, saya toh tidak pernah kapok makan di warteg. Hehehehe…

Masih mengenai fobia ulat yang saya derita, saya pernah mengalami kejadian yang lumayan memalukan saat di hotel. Ceritanya, saat masih menjadi GRO di The Royal Surabaya, saya kedatangan tamu VVIP yang di kamarnya harus di set up bucket bunga. Bucket bunganya sendiri dari florist sudah jadi, tinggal saya ambil dan menatanya di kamar tamu VVIP. Sambil jalan, saya iseng mengutak atik dedaunan segar yang disusun rapi di buket bunga. Tiba-tiba, tangan saya menyentuh sesuatu yang lunak dan sedikit berbulu. Saya beranikan mengintip dan menyingkap daun yang tadi saya utak atik. Seekor ulat hijau gendut dengan tiba-tiba muncul!!!!
“Hwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Sayapun otomatis melempar buket bunga tersebut dan menjerit ketakutan seperti baru saja melihat hantu. Sialnya, saat saya terkejut dan hendak berbalik lari, seseorang menabrak saya. Seperti adegan sinetron yang episodenya gak habis-habis itu, saya terjatuh dan orang yang menabrak saya tadi posisi jatuhnya menumpangi saya. Ketika saya membuka mata, alangkah kagetnya saya, orang yang menabrak saya itu…Si India nehi-nehi!!!! Oh, Heeeeeelllllpppp!!!! Sialnya, banyak orang di TKP yang menyaksikan kejadian itu dan ramai-ramai menertawai saya. Sial!

Believe it or not, saat menulis bab ini kulit saya bentol-bentol lagi.
*FOM : Front Office Manager

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar