Inspeksi Malu-maluin

By Anna - April 03, 2012


Di hotel tempat saya bekerja, banyak peraturan ketat yang kadang bikin jiper. Kalau masalah kedisiplinan seperti telat masuk kerja sih buat kami buatlah big issue. Semua orang sudah terbiasa disiplin waktu. Rata-rata sudah siap minimal 15 menit sebelum jam kerja untuk hand over shift berikutnya atau hanya sekedar baca log book, supaya informasi selalu up date sebelum bertugas. Kalaupun sesekali terlambat, itu sih sudah ‘termaafkan’ karena sehari-harinya kan sudah disiplin dan terlihat loyalitasnya.

Yang bikin sebel justru ketatnya pengamanan dari security (rasanya yang rese-rese kok ya selalu di security ya?). kalau ketatnya karena kewaspadaan terhadap aksi terorisme sih wajar. Lah ini, security-security yang ada disini seperti disetting otomatis menjadi manusia-manusia anti maling yang alay dan lebay. Kasus-kasus yang sepertinya biasa selalu dibesar-besarkan, dibikin heboh dan membuat orang lain geregetan. Contohnya, peraturan hotel mengatakan bahwa semua staff dilarang membawa pulang property milik hotel. Oke lah, kedengerannya masuk akal. Tapi kenyataan di dilapangan? Barang kecil yang remehpun dipermasalahkan. Contohnya, seorang staff dapat SP (surat peringatan) hanya gara-gara lupa meninggalkan bolpoin hotel di loker. Nah lo? SP nih beneran! Ckckckck… Kaya abis nyolong apaan aja! Lah kan cuma bolpoin hotel murahan gitu aja, punya selusin diobral juga belum tentu ada yang mau. Padahal kalaupun bolpoin tidak sengaja terbawa kan, cukup disita habis perkara. Atau, si staff diminta balik ke lokernya dan menyimpan bolpennya di sana. Kan beres! Dilemanya, pakai bolpoin merek lain juga tidak diperbolehkan, karena aturannya staff harus ‘on brand’ pada saat bertugas. Jadilah, setiap kali mau pulang saya jadi parno sendiri, melototin diri sendiri dari ujung kepala hingga ujung kaki, lalu mengobrak abrik isi tas, apa masih ada barang hotel yang nyangkut. Yah, dari pada kena SP dengan pasal pencurian bolpen (kedengerannya tidak lebih keren dari pada nyolong sandal di masjid ya? Ckckck…)

Sepertinya karma itu masih berlaku. Security yang rese’pun kena tulah gara-gara ulah seorang oknum (entah mengapa saya tiba-tiba jadi jengah kala memakai kata ‘oknum’). Ceritanya, hari itu ada inspeksi dari HRD. Karena bulan itu ada auditor, jadilah semua yang berbau inspeksi artinya menghadirkan auditor dari perusahaan pusat. Auditornya sendiri seorang ibu bule berkebangsaan perancis, tapi konon beliau bekerja di kantor pusat regional Asia Pasifik. Pihak manajemen hotel sih sudah jauh-jauh hari mewanti-wanti semua staff supaya berhati-hati karena ibu auditor ini orangnya perfeksionis sekali. Konon, laporan dari auditor ini akan dilaporkan ke regional Asia Pasifik yang kemudian diteruskan ke pusat yang berada di Amerika. Kalau nilai audit hotel jelek, otomatis orang dari pusat akan semakin rajin datang dan inspek, disamping rangking hotel juga turun. Selain itu, orang dari pusat akan mentraining seluruh staff selama setahun supaya sesuai brand standart, yang artinya audit itu dilakukan setiap hari. Duh, malesnya!

Auditpun dilakukan di semua departemen dan section, meliputi standart umum Food and beverage serving, sanitasi n hygiene, check in and check out proses, guest’s courtesy call, sampai dengan safety and security. Masalah pengamanan sih okelah, secara security hotel sudah disetting anti maling (kalau anti terror saya ogah komen dah). Karena semua section sudah clear, auditpun mulai ngulik section human resources. Selain memeriksa data karyawan, auditor ternyata juga ngublek-ngublek loker karyawan. Standartnya sih, karyawan tidak diperkenankan menyimpan uniform atau property milik hotel yang bukan haknya di loker. Dan dari sinilah tragedy itu dimulai….

Dalam inspeksinya, auditor ditemani HRD dan chief Security yang dari awal udah pede ngebangga-banggain staffnya mulu. Yah, sebenarnya wajar sih, atasan kan harus bangga sama bawahannya. Tapi ya gak segitu pedenya kali… Emangnya security doang yang kerja? (iya, saya akui saya sirik banget!). Well, loker pertama yang diinspek adalah loker cewek. Di loker pertama yang digeledah, tidak menemukan barang yang berarti. Loker kedua, ketiga, keempat. Nihil. Loker kelima, ditemukan piring plastic, sendok dan garpu plastic. Kami semua menyimpulkan pemilik loker doyan makan-makan di loker. Padahal membawa makanan di loker juga larangan. Auditorpun mencatat sesuatu di bukunya. Loker berikutnya, mereka menemukan celana dalam dan bra (saya juga heran bisa-bisanya ada yang nyimpan pakaian dalam di loker). Auditor menahan tawa, orang HRD geleng-geleng kepala, dan chief security ngomel-ngomel. Loker berikutnya lebih ajaib lagi isinya. Setumpuk CD film bokep! Kali ini auditor melongo, HRD menutup muka, sedang pak chief security sok pasang aksi teriak-teriak, “lokernya siapa nih? Lokernya siapa? Periksa bu, periksa!” Pak Chief segitu hebohnya ingin tahu pemilik loker itu. And you know guys, pemiliknya adalah si xxx, satu-satunya security cewek di hotel kami. Pak chief langsung mingkem, while ibu auditor dan HRD saling pandang. Nah lo, security still the best kah pak?

I know you all mesti bertanya-tanya heran, kok saya tahu kejadian ini? Lah iya, secara saat inspek kan saya ada di TKP lagi break time!


  • Share:

You Might Also Like

0 komentar